Queeny pov
Sebenarnya gue sudah kapok membawa keluarga hina dina itu jalan~jalan ke mal. Membuat malu dan merendahkan derajat gue! Tapi bokap dengan sadisnya menyuruh gue melayani mereka. Hari ini gue disuruh mengantar Simbok membeli oleh~oleh buat tetangganya di kampung. Gue antar dia ke toko pusat oleh~oleh, tapi dia tak membeli apapun.
"Mahal nduk! Golek sing murah wae. Pasar ada ndek mana1?" tanyanya sambil mengisap susurnya.
1Mahal Nduk! Cari yang murah saja. Pasar ada dimana?
Ck, ke pasar? Becek, panas, kotor dan bau. Najis gue!
"Udah Mbok beli aja. Ntar gue yang bayarin," kata gue tak sabar.
"Eman duitne2 Nduk. Wes pasar ae. Simbok mau beli daster batik."
2 Sayang uangnya
Ck! Keras kepala sekali, Simbok ini. Ingin gue menendangnya kalau tak ingat etika!
"Queeny, lo sama siapa?" sapa seseorang.
Anjirr, gue didatangi Maya and the gang. Dia menganggap gue musuh bebuyutannya sejak cowoknya mengejar gue and gue jadikan lover of the month gue.
Hampir gue menyeplos 'pembokat gue' tapi gue tak tega saat melihat wajah polos Simbok. Akhirnya gue berkata, "bukan urusan lo!"
Maya tersenyum sinis.
"Gue dengar lover of the month lo yang terbaru sangat memukau. Sudah kampungan, norak, udik pula. Memang sesuai sama level lo, gadis murahan!"
Darah gue mendidih mendengar perkataan berbisa gadis devil ini. Ingin gue gampar si Jalang ini! Tapi belum sempat gue melakukannya, Simbok maju duluan dan menjitak kepala si Maya!
"Ngomong ora dipikir! Dadi wedok3 iku sing santun."
3 Perempuan
Maya melotot geram.
"Beraninya lo tua bangka mukul gue! Gue hajar tau rasa!"
Pletak! Simbok memukul kepala Maya lagi.
"Karo wong tuwa yo santun. Yaoloh anak jaman saiki4!"
4 Sama orang tua yang santun. Yaoloh anak jaman sekarang!
Simbok mengelus dadanya.
Maya semakin marah, ia melayangkan tinjunya kearah Simbok. Untung gue keburu menahan tangannya.
"Lo berani menyentuh orang ini, kelar hidup lo!" ancam gue pedas.
Maya tertawa sinis.
"Lo pikir gue takut? Dasar w***********g! murahan! b******n te.."
Plak! Simbok menampar mulut Maya.
"Kamu sing murahan! Dijual diskon ae ora payu5! Ojo menghina calon mantuku! Dee jauh luwih terhormat dibanding pean."
5 Tidak laku
Pembelaan Simbok membuat gue tercenung, dia tak terlalu mengenal gue tapi dia sudah membela gue segitunya. Mengapa gue selalu menyakiti orang sebaik ini? Yang lalu saat gue memberi makanan super duper kacau, mereka semua makan dan murus~murus kecuali si Udik. Dan gue tertawa di atas penderitaan mereka. Kini bukannya dendam, Simbok malah membela gue.
"Guys, hajar mereka!"Maya memerintah gangnya.
==== >(*~*)(*~*)turu6 sak ranjang Mbak. Aku wes ternoda. Pean wes ambil perjaka ting ting ku!"
6 tidur
What the hell!! Cowok udik ini sudah gila, apa?! Dunia sudah terbalik, rupanya! Bukan cuma dia, Papa juga ikutan gila.
"Queeny kamu harus belajar bertanggung jawab. Papa tak bisa membiarkan kamu seenaknya lagi! Kamu harus menikahi Udin. Sebulan dari sekarang!"
Ultimatum itu membuat gue terdiam saking syoknya.
"Pak Sentot dan Bu Sri, saya melamar anak kalian. Udin Bin Slamet untuk anak saya Queeny. Kalian menerimanya kan?"
"Yo wes piye Pak, yo terpaksa diterimo. Lah wong wes kadung7 basah. Udin yo wes ternoda ngene," jawab Bapak pasrah.
7 terlanjur
Ini penistaan buat gue. Gue merasa seperti penjahat kelamin! Awas lo, Udik! Gue akan membuat lo menderita. Pokoknya gue tak akan berdiam diri!
==== >(*~*)< ====
Bersambung