15. Kesal

1008 Kata

Tidak terima dengan sikap mantan istri, Damar pun berhenti melangkah lalu berbalik. Ditatapnya dengan kesal punggung wanita yang berjalan semakin menjauh. "Bener-bener itu orang. Memangnya dia kira aku ini patung? Yang bener aja, mana ada patung bisa jalan. Gak mungkin juga kan dia gak kenal aku. Kalaupun dia hilang ingatan, kan kemarin udah dikenalin sama Om Rama." Pria itu bicara sendiri hingga tidak sadar bahwa beberapa pasang mata menatapnya penuh tanya. Damar berniat menyusul dan bertanya langsung alasan wanita itu selalu mengabaikannya. "Kak! Ngapain di sini? Ditungguin dari tadi juga." Suara dari belakang punggung Damar membuatnya urung melangkah untuk menyusul Dania kemudian berbalik. Ditatapnya keki sang adik yang berdiri di sana. "Apa?" tanya Wira ketika mendapat tatapan se

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN