Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Mas Alvin! Bangun Mas. Bukakan pintu!” Akira mengedor-gedor pintu dan berharap sang kakak segera bangun. “Siapa?” “Buka pintu, mas. Ini aku Akira!” seru Akira yang masih bergidik ketakutan. Suara seseorang membuka kunci pintu sudah membuat Akira tenang. Namun, ia dikagetkan dengan sebuah tangan yang menyentuh bahunya. “Lepas Reyhan. Jangan ganggu aku lagi. Kamu sudah beda alam!” teriak Akira ketakutan sembari kedua kakinya jalan di tempat kecil. “Akira kamu kenapa?” tanya Alvin yang berada di belakangnya. “Mas Alvin! Lalu yang membuka kunci pintu tadi siapa?” Merasa kebingungan Akira memaksa untuk membuka pintu rumahnya. “Akira! Kuncinya aku bawa, ada di sini. Nanti pintunya rusak kalau kamu dorong terus. “Kamu kenapa?’’ Melihat adiknya kebingungan Alvin memeluk Akira denga