Sepasang mata mengerjap dengan cepat. Perlahan terbuka dan terlihat membulat. Akira, gadis dengan rambut sebahu itu, baru kembali mendapat kesadaran, setelah beberapa saat lalu pingsan. Tangan kanannya menyentuh dahi yang terasa berdenyut nyeri. Kemudian, menyentuh perban yang membalut luka di lehernya. Akira mengatur napas pelan dan kembali memejamkan mata. Napasnya mulai tidak beraturan, saat ingatan membawa dirinya dalam kejadian beberapa waktu lalu. Akira teringat, jika Sekar berada di rumah sakit ini. Pikirannya semakin gusar, takut jika rahasia yang susah payah ia sembunyikan akhirnya harus terbongkar. "Tidak bisa dibiarkan," gumamnya diiringi embusan napas kasar. Gadis itu mencoba bangkit, berniat untuk mencari Sekar, dan memberi peringatan. Sedikit terhuyung, dia coba untuk t