Airin perlahan mengerjapkan matanya samar, membukanya perlahan dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Di samping kananya ada tiang tempat infusnya menggantung. Dan ada juga nakas berisi beberapa obat di sana. Di samping kirinya ada mamanya yang tertidur dengan menggenggam tangannya. Airin menghela panjang merasa bersalah karena terus-terusan membuat mamanya cemas dan repot begini. Ia pun ingin beranjak duduk namun perut kananya terasa agak sakit membuat ia mengurungkan niat dan kembali merebahkan tubuhnya. Mamanya bergerak pelan dan menegakan tubuh, menatapnya dengan tersenyum lega. "Gimana keadaan kamu, udah enakan? Kamu habis operasi usu buntu." Jelas mamanya membuat Airin mengerjapkan matanya kaget. "Kamu kenapa gak pernah cerita kalau selama ini menderita sakit begitu, kamu mau