Ketiga Sahabat Muhammad Awan Pratama Bertemu
Siang Itu tampak matahari menampilkan kekuatannya di kampung tempat pemuda tampan itu di lahirkan.
"Obrolan panjang bersama dengan orang yang telah melahirkan sosok pemuda yang tampan dan cukup pintar di usia yang masih terbilang belia. Tapi pemuda itu bisa menempatkan dimana kedewasaan dan kepintaran serta kemampuan yang mungkin orang lain tidak mengetahui nya.
Muhammad Awan Pratama. Nama yang di berikan oleh Kakek buyut nya. Tepat pas dia lahir malam Jumat satu syuro. Dia lahir dari seorang Ibu yang bernama Lisnawati.
"Di saat Awan mau memasuki pintu pagar masjid dari arah belakang ada yang memanggil nya.
"Awan......" Teriak satu suara dari arah belakang.
"Pemuda itu pun memutar badannya dan langsung melihat seraya berkata.
"Ehk..... Fikri. Ada apa teriak teriak? Tanyaku setelah melihat lelaki yang umur nya beda satu tahun denganku.
"Bokap gue nyuruh loe datang ke rumah." Jawab Fikri.
"Ada apa ya kira kira? Tanyaku.
"Mana gue tau.! Timpal Fikri acuh.
"Ya.....! Sudah nanti gue kerumah loe. Setelah sholat." Kata Awan.
"Ok." Balas Fikri seraya pergi begitu saja. Sedangkan awan masuk ketempat Wudhu untuk menunaikan ibadah solat duhur yang sudah pukul satu siang.
*
*
*
"Disalah satu warung milik Bu Jubaedah yang biasa di tempati para gadis dan ibu ibu pecinta jajanan pedas dan super hot sampai ada istilah pedasnya level 10.
"Irma, Kiara, dan Mira tiga gadis berusia 17 tahun sedang bercanda gurau di warung itu sambil menunggu pesanan nya matang.
"Bu Jubaedah aku mau seblak level lima dong pake kerupuk sama baso biasa paket komplit." Pesan Irma.
"Aku juga samakan aja Bu Jubaedah paket komplit." Timpal kedua gadis itu secara bersamaan.
"Sip. Nona nona cantik." Kekeh Bu Jubaedah seraya mata nya berkedip sebelah kiri kepada mereka bertiga.
"Mira.....! Loe dah ketemu sama Awan belum? Tanya Kiara di sela menunggu obrolan nya.
"Belum.....! balas Mira seraya geleng-geleng kepala nya.
"Bukan kah hari ini dia hari pengumuman sekolah lulus atau tidak nya?" Tanya Irma yang bertanya karna kalau mengobrol kan tentang pemuda yang bernama Awan itu hati nya terasa ada daya tarik.
"Yoi......! Balas Kiara singkat.
"Menurut kalian berdua. Apakah Awan sekarang akan lulus dan peringkat 10 Besar dia dapatkan." Tanya Mira.
"Menurutku mungkin sih kalau lulus mah pasti cuma kalau peringkat 10 besar mungkin tidak ada. Karna loe tahu sendiri dari kelas 1 SD dia tidak ada peringkat tapi pas kelas enam mendadak ada peringkat tiga besar. Atau jangan jangan dia nyogok ya." Terka Kiara.
"Husssss....! Tidak boleh Suudzon loe jadi orang. Apalagi sama sahabat loe sendiri." Irma memberi peringatan kepada Kiara.
"Obrolan mereka bertiga pun berhenti ketika Bu Jubaedah datang membawa pesanan seblak berikut dengan minuman nya.
"Gadis Gadis cantik silahkan pesanan nya untuk di santap." Kata Jubaedah kepada mereka bertiga.
"Terima Kasih Bu Jubaedah yang paling cantik dan genit di kampung ini." Kata mereka bertiga serentak serta tertawa cekikikan.
"Sama Sama." Balas Bu Jubaedah seraya kembali ke tempatnya karna masih ada yang mengantri untuk membeli seblak buatan nya.
*
*
*
Masih di kampung yang sama dan waktu yang tidak berbeda seorang pemuda yang sedang duduk di masjid seraya tangannya di tadahkan keatas dan bibir berkata dengan pelan dan mata serta pikiran dia pokus kan kepada sang pencipta langit dan bumi.
Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā.
“Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil.
"Setelah selesai menunaikan kewajiban nya dan tidak lupa di iringi dengan doa kepada orang tua nya. Pemuda itu pun langsung beranjak dan keluar dari masjid untuk menuju rumah Pak Lukman. Dan tadi juga anaknya yang bernama Fikri memberi tahukan bahwa ayah nya menunggu di Rumah nya.
"Langkah kaki pun terhenti di saat dia keluar dari gerbang Pagar Masjid dan mata nya menatap kearah yang sedikit jauh dari pemuda itu.
"Awan.......! Teriak tiga gadis bersamaan dan menghampiri pemuda yang di panggilnya.
"Irma, Kiara dan Mira. Ketiga gadis yang berwajah cantik putih dan mulus memakai pakaian yang elegan menandakan golongan orang kaya.
"Mereka bertiga pun sampai tepat di hadapan pemuda yang dari tadi menatap nya. Tampa berkedip sedetik pun.
"Hei......! Awan loe malah bengong.'' Tanya salah satu gadis dari mereka bertiga.
"Eh.....! Anu....! Kiara, Mira, dan Irma. Pada mau kemana? Bidadari Bidadari yang turun dari kamar mandi tepat nya dalam ghot." Ledek pemuda itu sambil tertawa cekikikan.
"Sialan Loe Sarwan.....! Awal loe Puji kami bertiga tapi di akhir bikin gue eneuk mendengarnya." Sahut Mira sambil bibir maju kedepan kaya Tutut yang berada di sawah Pak Komar.
"Maapkan lah. Hamba mu ini Tuan putri yang tercantik dan terseksi di alam khayalan." Kekeh Awan'
"Kiara, Mira......! Kaya nya si Sarwan kesambet hantu yang ada di belakang masjid ini." Ledek Irma sahabat yang selalu mengerti Awan dan sedikit genit bila sedang berdua dengan pemuda yang bernama Awan.
"Sue......, Loe.....! Irma....,'' Nakutin gue aja. Emang pada mau kemana sih kalian bertiga? Tanya Awan kepada tiga gadis berusia lebih tua dari pemuda yang ada di hadapannya.
"Begini. Sarwan terawan awan kami bertiga emang mau kerumah loe." Mira yang menjawab.
"Hmmmmm'' Emang pada mau ngapain kerumah gue? Tanya Awan penasaran.
"Huh......." Sarwan. Loe itu lupa atau hanya pura pura atau kau sudah tua dan pikun." Kata Kiara dan Mira bersamaan.
"Woy......! Mira dan Kiara.....! Gue masih muda dodol" Sergah Awan karna emang tidak mengerti arah pembicaraan nya mau kerumah.
"Muhammad Awan Pratama yang terhormat dan terpintar di kampung ini tapi otak sedikit sedeng dan bikin kami bertiga selalu emosi bila berhadapan dengan sosok pemuda ini. Kami bertiga mau menanyakan hasil ujian mu apakah lulus dan masuk peringkat sepuluh besar." Tanya Irma dengan gaya meledek nya.
"Sementara Kiara dan Mira menatap dengan mata yang tidak berkedip serta begitu tegang cemas dan jantung berdetak sangat kencang. Seolah olah melihat hantu karna pemuda yang di tanya oleh sahabatnya memasang wajah yang sangat pias dan lesuh sambil tertunduk. Menandakan harapannya sirna dan redup.
"Cepetan atuh Awan jawab bikin penasaran saja." Rengek Mira yang tidak sabaran.
"Sarbet......" Aduh jadi tidak enak hati ni." Keluh Kiara.
Adrian hanya tersenyum dalam hati melihat tingkah ketiga sahabatnya saat ini. Mereka bertiga di buat kesel oleh tingkah pemuda yang bernama Muhammad Awan Pratama.
"Maap." Lirih Adrian dengan wajah tertunduk terlihat lesuh dia sengaja di buat buat biar mereka bertiga penasaran.
Bersambung.