Dewasa PoV Esti Aku memandangi wajah suamiku yang saat ini tengah tertidur pulas. Ia masih berusaha memberikan nafkah batin untukku, tetapi tidak bisa. Obat yang aku berikan padanya juga tidak berefek yang ada katanya terasa panas. Bagian pinggang juga ikutan panas. Padahal aku sedang ingin sekali diberikan hakku. Terakhir kami melakukannya adalah saat ia tiba di Lampung pertama kali dan langsung menyerangku hingga aku mengalami kontraksi. Hal itu pula yang membuat bayiku lahir lebih dahulu. Namun, ternyata itu tidak baik bagi buah hati kami, sehingga usianya pun tidak lama. "Kamu gak tidur?" aku tersentak saat Mas Galih tiba-tiba bangun dan menatapku dengan mata menyipit. "Mana bisa tidur kalau nafsu masih di kepala," jawabku sambil menyeringai. I menarik tanganku, lalu mengecupnya.