Esti "Esti, ada Bu Endah." Aku meletakkan kembali setrika yang baru saja mau aku sambungkan kabelnya di colokan listrik. "Ya, Pak." Aku bergegas keluar dari kamar. Bu Endah adalah tetanggaku di kampung. Ia akan terlihat tiga bulan sekali saat libur bekerja dari majikannya di Jakarta. Bu Endah memang spesialisasi ART di kota, sedangkan aku yang tamatan SMP dan baru lulus kursus menjahit ini, hanya bisa diam di rumah sambil menerima permak baju dari tetangga, walau tidak banyak. "Eh, Bu Endah." Aku menyalaminya. Lalu mempersilakan wanita setengah baya itu duduk di kursi tamu. "Lagi di rumah, Bu?" tanyaku berbasa-basi. "Iya, saya ada perlu sama kamu, Es. Kamu mau gak kerja di Jakarta? Di rumah majikan saya." "Loh, emangnya Bu Endah mau ke mana? Kenapa berhenti?" "Suami saya kan sakit