PoV Kikan Setelah semua pergi, aku menelepon bibik agar tidak langsung pulang. Aku ingin sendiri. Benar-benar butuh waktu sendiri untuk meluapkan kesedihan yang sampai saat ini menyesakkan d**a. Ternyata rasanya begitu sakit hingga aku menangis tanpa suara. Rumahku sepi. Semua kenangan di rumah ini terukir manis sejak aku menikah, sampai akhirnya Esti masuk ke dalam rumahku. Aku masuk ke dalam kamar wanita itu. Masih banyak pakaian wanita itu di sana. Baju kaus, celana bahan longgar, rok panjang, juga pakaian dalam. Aku tersenyum miris saat baru menyadari ada kurang lebih setengah lusin pakaian dalam bagus dan mahal yang ia sembunyikan di dalam lemari paling dalam. Aku kembali membongkar lemari itu sampai aku menemukan tujuh lingerie dan baju tidur bahan satin yang super seksi. Aku