Jeruk Purut, Bambu, Randu, Jati dan Cerita Mereka

521 Kata
JP mengeluarkan posel dan menghubungi Bambu, memberi tahu lokasi terkini JP dan JM. Ponsel pun ditutup, mereka berdua menunggu Bambu untuk datang menjemput mereka. Tidak sampai 3 menit, Bambu datang mengendarai motor Mio merah, berarti lokasi mereka tidak jauh dari sini.  JP dan JM mengucapkan terimakasih atas bantuan warga atas keterangan yang diberikan. Setelah mengucapkan permisi, mereka berlalu, menuju Bambu, Randu dan Jati berkumpul. "Hi, Saya langsung cuss ya? Saya sudah ditunggu oleh teman lainnya disana". Kata JM memohon diri kepada para teman. JM adalah warga dari kecamatan Ikan Bolu. JM adalah teman dari JP dan bukan teman dari Bambu, Randu dan Jati. Jadi, JM tidak perlu bergabung dengan mereka menyelesaikan piknik yang sudah direncanakan. JM memiliki tujuan sendiri untuk kedatangannya ke kampung halamannya. "Terimakasih, JM. Hati-hati di jalan". Yosh JM pergi meninggalkan JP dan teman-temannya. JP pun bergabung dengan Bambu, Randu dan Jati. Duduk melingkar. Melingkari sepiring kue donat dan teman-temannya. Minta diserbu. Dihabiskan semua. Tidak berapa lama, teh panas datang menemani donat dan kawan-kawannya untuk diserbu. "Sudah lama sampai". "Dari jam 3 sampai disini. Tadi sudah jalan-jalan disekitar sini". "Apa di dapat?" "Hanya say hi " "Saya tadi singgah di Masjid sebentar untuk shalat" "Kalian kena hujan". "Iya sedikit, sudah kering ini". "Tadi juga saya kena gerimis, ini juga sudah kering. Hujan lewat itu tadi". "Iya, Hujan lewat" Mereka menikmati sore hari, bercengkerami diserambi depan rumah. Sajiannya sudah cukup menemani hari-hari yang telah terlewati. Perjalanan jauh, hanya perlu ditempuh dan dinikmati. Selebihnya adalah cerita petualang yang sulit terulang. Kesempatan-kesempatan seperti ini sangat langka, dan sulit didapatkan. Jika, saja tidak. Tentu tidak terjadi. Hanya perlu dinikmati sore ini, seperti ini saja. "Apakah kita akan pergi ke laut?" "Tidak bagus disini pantainya. Tidak bagus pasirnya. Pasir hitam. Tidak cocok dipakai mandi". "Apa yang akan kita lakukan besok?" "Survei, itu saja". "Kita akan perg ke pelelangan ikan?" "Iya, kita akan pergi". "Banyak nelayan disini berarti" "Bukan hanya nelayan dari sini dan bukan hanya ikan dari sini saja. Dari mana-mana itu ikan, dikumpul disini untuk dijual". "Berarti banyak pembeli juga" "Pasti itu" "Besok kita lihat". Penjual selalu menjual dengan harga terbaik akan selalu didatangi oleh banyak pembeli. Setiap pembeli ingin mendapatkan barang terbaik dengan harga murah, harga miring, harga yang sesuai dengan keuntungan maksimal. Semakin tinggi keuntungannya semakin semangat penjual menjual barang. Penjual dan pembeli adalah dua interaksi yang berbeda dengan motif yang berbeda. Penjual adalah orang dan pembeli adalah orang. Penjual memberikan barang dengan harapan mendapatkan uang. Pembeli memberikan uang dengan mengharapkan mendapatkan barang. Hubungan yang romantis dibangun atas dasar saling memberi nilai dan kepuasan. Keduanya menerima dan memberi dengan cara yang baik tanpa ada paksaan. Keduanya menjalin hubungan yang baik atas dasar saling menolong.  Sangat menyenangkan melihat penjual dan pembeli tawar menawar dengan hati yang lapang. Saling memprioritaskan keuntungan dengan maksimal. Saling menyeru untuk mendapatkan barag terbaik dengan harga terbaik. Dimana Anda bisa mendapatkan orang-orang berinteraksi dengan cara yang lebih baik daripada pedagang? Mereka menggunakan segala macam cara dan gaya agar satu tujuan, keuntungan maksimal. Keuntungan yang bisa digunakan untuk mencukupi semua. Meng-cover biaya energi untuk perjalanan, negosiasi yang alot dan waktu. Semua dilakukan dengan manis agar tercapai satu tujuan. Margin.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN