Tak Tahu Malu

299 Kata
Orang bilang aku tidak tahu malu. Awalnya, aku tidak terlalu memedulikan perkataan mereka. Toh, yang menjalani hidupku ini diriku sendiri, bukan mereka. Namun setelah beberapa waktu berlalu, aku jadi berpikir mungkin perkataan mereka ada benarnya juga. "Kau sungguh tak tahu malu." "Kau lulus dari salah satu kampus teknik terbaik di Indonesia tetapi kau justru bergabung di band musik? Aku tak paham dengan jalan pikiranmu." "Kapan kau berhenti bermain-main? Memalukan." Sial. Inilah yang tidak kusuka dari mulut manusia. Bisa meracuniku akal sehatku. Mungkin memang aku tidak tahu malu. Atau aku terlalu berani. Di saat orang di sekitarku mengambil jalan aman, aku dengan teman bandku, dengan segala resiko justru memilih untuk serius dengan dunia musik. Bagaimana lagi, rasanya seperti ada sekali hal di otakku yang membuncah yang perlu kutuangkan lewat lagu. Belum lagi sensai saat sedang berdiri di panggung dengan bass kesayanganku itu. Lalu saat penonton ikut bersenang-senang dengan musik kami. Tidak ada duanya. "Hei." panggil teman sebandku. Aku menjawab dengan gumaman. "Mm." "Aku tadi mendengar orang mengatakan sesuatu." "Soal tak tahu malu? Biarkan saja." "Aku tahu. Hanya saja aku penasaran jika kau bisa membuatkan lirik dari perkataan orang itu." Aku diam. Tahu-tahu, temanku sudah memainkan demo lagu dari ponselnya. Gila. Musiknya gila. Sangat cocok untuk seru-seruan dengan penonton di panggung nanti. "Aku sudah membuat demo lagu tetapi belum ada liriknya. Barangkali kau bisa mengisinya." Aku tertawa lepas. "Kupikir kau mengkhawatirkan perkataan mereka." Dia menggeleng. "Daripada mengkhawatirkan perkataan mereka, lebih baik menjadikan omongan seperti itu sebagai inspirasi." "Maksudmu balas dendam?" tanyaku seraya tersenyum miring. Dia diam lalu tertawa. "Kau membaca pikiranku." jawabnya. Aku ikut tertawa dengannya. Kupikir lagi, orang-orang itulah kumpulan makhluk hidup tak tahu malu yang sebenarnya. Mereka dengan tak tahu malu mencampuri urusan kami, yang hanya berusaha menikmati waktu kami di hidup yang singkat ini. Dasar tak tahu malu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN