Lalu Adam tertawa mendengar perkataan dari lelaki tersebut.
"Siapa nak yang mengusirmu? nggak ada! om lihat kamu bisa menjinakkan Feli... pasti perlahan dia akan jadi seorang gadis yang patuh kelak dalam pengawasanmu." Ucap Adam pada lelaki di sampingnya. Dimana saat itu Adam sudah mengkonfirmasi identitas siapa sebenarnya Re itu.
"Ha... maksud om, om memercayakan Fe pada saya? bayaran saya mahal loh om kalau jadi bodyguard itu." Canda Re disana.
"Tenang... om nggak akam bangkrut kok hanya karena mempekerjakan kamu. Oke. Mulai sekarang... Fe om serahkan pengawasannya sama kamu." Ucap Adam saat itu. Hingga keduanya pun menyetujuinya. Baru Fe datang kearah keduanya. Menyapa papanya disana.
"Pah... pagi..." sapa ketus gadis itu pada papanya.
"Pagi sayang..." balas papanya.
"Pah... papah bilang aja kalau masih marah sama Fe, papa mau balas Fe kan dengan mendatangkan cowok resek ini? ngaku aja deh papa." Ucap Feli saat itu. Membuat Re menatap datar kearah gadis itu disana.
"Anak gadis kok nggak ada manis-manisnya sih kamu ini! dia papa kamu!" ucap Re dengan sewotnya. Dan saat itu Adam masih terdiam sembari menyaksikan perdebatan antara putrinya dan bodyguard barunya.
"Pah! papah dengar itu nggak? dia bentak Fe pah! dan lagi ya... ngapain sih ganti pak supir? Fe udah nyaman sama pak supir yang biasanya!" ucap Feli dengan nada marah pada papanya.
"Siapa yang mau ganti supir kamu sih nak? nggak ada! papa nggak mau ganti supir juga kok!" ucap Adam pada sang putri.
"Nah itu? itu buktinya! lelaki resek itu!" ucap Fe yang masih bernada sama. Ketus dan seakan tidak bersahabat pada Re.
"Dia? dia bukan supir pengganti nak! dia adalah bodyguard kamu! papa tugaskan untuk mengawasi kamu dari anak berandalan itu." Ucap Adam pada anak gadisnya. Membuat Fe tersentak begitu saja. Vagaikan petir di siang bolong yang menyambar kepalanya saat itu.
"Papa apa-apa'an sih? kenapa juga Fe harus mempunyai bodyguard? kenapa pah? Fe bukan anak kecil lagi! lagian emang papa seorang mafia makanya anaknya ini harus di kawal karena takut di buntuti orang? nggak kan? akh...pokok nggak mau pah!" ucap Fe dengan nada meninggi dan marah saat itu.
"Nggak bisa nggak! menolak pun percuma Fe! udah papa nggak mau adu argumen sama kamu lagi! nggak ada!" ucap Adam yang sudah paten dan tidak bisa sang putri tawar lagi.
"Pah... Fe mohon... Fe nggak mau deket-deket sama dia... kenapa harus dia yang jadi bodyguard Fe? nggam usah ya pah... dari pada paoa buang uang buat bayar tu cowok! mending uangnya papa simpan aja! atau... kasihkan Fe aja biar Fe tabung pah... suer... Fe paling suka menabung kan?" ucap Rengek gadis itu disana. Namun papanya tetap tidak bergeming saat itu.
"Nggak!" ucap Adam singkat saat itu. Membuat Fe tidak bisa memutar otaknya kembali.
"Fe... cepat pikirkan cara! bagaimana cara yang bisa membuat papa kamu mengusirnya begitu saja!" ucap dalam hati Fe saat itu. Hingga ia menemukan sebuah cara yang mungkin bisa membuat papanya langsung seketika mengusir lelaki itu dari dalam rumahnya.
"Oke! Fe mau. Tapi... dia harus coba lawan Fe pah! gimana?" tanya Fe disana. Dan Adam langsung melirik kearah Re saat itu. Re pun membalas lirikan Adam disana. Lalu mengangguk.
"Oke... siapa takut Jangan nangis ya?" ucap Re saat itu yang membuat Fe mendengus kesal. Re segera bangkit dari duduknya, lalu menghampiri Fe yang masih berada di samping papanya.
"Ugh..." ucap Fe saat itu saat satu kakinya langsung melayang menghujam salah satu Re disana. Membuat Re segera berjingkat-jingkat karena merasa kesakitan saat itu.
"Dasar ya ni cewek! awas kamu!" ucapnya lagi.
"Sini dong! katanya mau nyoba lawan aku? mana?" ucap Re dengan songongnya saat itu.
"Oke! jadi kamu nantangin aku ya? jangan mentang-mentang kamu tampan ya! bisa se enaknya sama anak bos kamu! baiklah... akan aku beri tahu bagaimana harusnya menghargai atasan kamu!" ucap dalam hati Feli saat itu. Hingga saat gadis itu akan menunjukkan kepalan tangannya saja, Re sudah berhasil menyenghol satu kaki Fe saat itu sampai gadis itu hampir terjerembab jatuh ke belakang. Namun dengan sigap, satu tangan Re sudah berhasil meringkus tangan Fe menekuk ke belakang punggungnya dan menopang disana. Lalu satu tangan Re yang bebas sudah meraih tangan Fe yang melambai disana. Keduanya saling menatap satu sama lain. Nampak Feli yang seakan tidak bisa membuka suaranya disana. Ia menatap wajah tampan itu tanpa kedip saat itu. Sedangkan Re pun sama. Lelaki itu menatap wajah Fe lekat disana.
"Gila! ni cewek cantik banget kalau dari dekat begini?!" ucap dalam hati Re saat itu dengan d**a yang berdegup kencang disana.
"Dasar cowok gila!" ucap umpatan dalam hati Fe saat itu. Hingga ia mempunyai rencana lain di otaknya. Mengingat rencana yang tadinya ia yakini bisa menjatuhkan Re ternyata gagal total saat itu.
"Sssst..." bisik Fe saat itu. Membuat Re memaimkan kedua alisnya untuk bertanya disana.
"Sakit tahu! sini..." ucap desis Feli sembari memberi isyarat pada lelaki itu untuk mendekatkan wajahnya seakan Feli ingin membisikkan sesuatu disana. Dengan bodohnya Re pun segera menyetujui kemauan gadis itu. Re pun mendekatkan samping wajahnya kesana. Tepat ke depan wajah Feli yang ia tahu akan membisikannya sesuatu.
"Cup." Tiba-tiba Feli mengecup pipi Re disana. Re yanh terkejut pun hampir melepaskan topangan tangannya dari tubuh Fe.
"Lepas!" teriak Fe sembari berusaha bangkit dari pelukan lelaki itu disana. Fe segera menuju kearah papanya saat itu.
"Pah... lihatlah pah... bodyguard kesayangan papah! dia mau bertindak tidak pantas padaku. Dia..." ucap Fe sembari membekap wajahnya dengan kedua telapak tangannya saat di depan papanya. Namun seakan mengejek ketika menatap Re, dengan salah satu telapak tangan yang terbuka dan memberi isyarat lidah yang terjulur. Re pun saat itu ingin membela diri karena memang ia tidak salah.
"Papa lihat kamu yang melecehkan anak muda itu Fe." Ucap papa Feli yanh membuat gadis itu seketika mematung di tempatnya. Bagaikan petir yang menggelegar dan menyambar tubuhnya. Fe tidak bisa berkutik saat itu. Ia malah kian menampakkan tatapan mata yang menghujam kearah Re.
"Awas kamu! mungkin saat ini aku tidak bisa membalasmu. Tapi tenang... walau bagaimanapun kamu adalah bodyguard aku! aku bisa semaunya mempersukitmu agar tidak betah mengikutiku. Tunggu aja tanggal mainnya." Ucap Fe saat itu dengan gerutu kesal di dalam hatinya.
"Sudah ya... papa nggak mau tahu! kalian harus akur. Ingat Re... kamu aku tugaskan untuk mengawal putriku. Ingat itu!" ucap Adam yang berpesan pada Re. Dan Re segera mengangguk tanda ia mengerti.