Bab 11 Harus ya dia tinggal denganku?

1014 Kata
"Gue nggak tertarik!" jawab Re yang lalu pergi begitu saja dari hadapan ke empat orang di depannya. Re berjalan keluar begitu saja. "Gila tu cewek! nggak.hanya para wanita aja yang musuhin dia dan nusuk.dia dari.belakang. Cowok pun banyak.yang ngincer dia! edan!" ucap gerutu dalam hati Re sepanjang perjalanan. "Pantas aja kalau papanya meminta seorang bodyguard untuk melindungi putrinya. Banyak yang iri rupanya." Ucap Re lagi saat itu. Lalu lelaki itu segera menuju ke meja Feli lagi. Nampak disana sudah ada para gadis yang tengah mengerumuni mejanya. Feli tepat berada di tengah-tengahnya. Saat itu Re sudah sedikit panik dan bergegas. Ia pikir gadis itu sedang di serbu para gadis lainnya. Namun nyatanya Re salah. Ketika ia tiba disana. Nampak para gadis itu segera bubar dari meja Feli. "Ada apa?" tanya Re yang sedikit khawatir. "Nggak ada apa-apa! mereka hanya ngundang aku di acara ulang tahunnya salah satu dari mereka. Ya... aku terpaksa ngiyain ajakan mereka. Lusa waktunya... akh... sial aku nggak bisa nolak lagi." Ucap Feli dengan gerutunya. "Kalau lu nggak bisa nolak! ngapain lu sok yes aja?" tanya balik Re disana. "Kalau gue nggak sok yes! mereka nggak bakalan pergi." Jawab Feli lagi. "Yaudahlah... hari ini agendanya liat rumahbyang bakal kita tempati kan? lebih cepet pindah dari rumah lebih baik." Ucap Feli saat itu. "Oke deh... gue temeni." Ucap Re yang lalu ikut beranjak dari tempatnya. "Emang tugas lu kan?" sahut Feli lagi. Lalu keduanya segera menuju ke mobil yang ada di area parkir. Keduanya tidak tahubjika sedari tadi ada beberapa pasang mata yang mengawasi Feli dan Re. Nampak tidak senang disana. Akhirnya mobil yang di kendarai keduanya pun melaju pergi meninggalkan area parkir. Re saat itu sudah tahu tempat yang akan keduanya tinggali. Karena tadi ia sudah mendapat pesan gambaran dari papa Feli. Akhirnya lelaki itu pun segera mengarahkan mobilnya kesana. Tepat di samping jalan raya. Rumah sederhana dengan pagar besi yang mengelilinginya. Feli nampak puas hanya melihatnya dari luar saja. Keduanya menatap sesaat rumah yang masih menutup pintu pagar se pundak orang dewasa itu. Re menolah dan menatap gadis di sampingnya. "Nggak turun?" tanya Re pada gadis itu. Dan segera saja Feli turun dari dalam mobilnya, di susul Re yang ikut juga. Keduanya lalu masuk kedalam. Dan saat keduanya baru membuka pintu pagar, nampak seseorang datang menyambut leduanya dari samping rumah tersebut. "Kalian pasangan yang mau nempati rumah ini kan ya? ini kuncinya... maaf nggak bisa nemani lama-lama... masih ada urusan. Kalau kalian tidak cocok dengan rumahnya, kuncinya kalian kasihkan ke rumah itu aja ya..." ucap lelaki itu yang lalu menyerahkan kunci tersebut pada Re dan Feli. Lalu menunjuk rumah yang ada disamping rumah tersebut tepat. Belum sampai keduanya membalas ucapan lelaki tersebut. Lelaki itu sudah pergi dari hadapan keduanya. "Ya... dia main pergi aja! se enak jidatnya aja bilang orang pasangan!" ucap gerutu Feli saat itu. Namun nampak Re tidak menanggapi serius ucapan lelaki tadi. Re sudah masuk duluan dan menuju kearah pintu. Lalu tangannya membuka pintu tersebut. Nampak ruang tamu yang lumayan tidak begitu besar, muat sofa dan pajangan di sampingnya. Feli pun mengangguk tanda ia suka. Lalu masuk kedalam ada ruang untuk menonton televisi serta bersebelahan dengan meja makan dan dapur, hanya bersekat rak tinggi yang ada disana untuk menghalangi. Ada satu kamar mandi yang ada di dekat dapur. Dan dua ruang kamar disana. Di belakang samping ruang kamar yang kacanya bisa dilihat dari dalam tapi tidak bisa dilihat dari luar. Nampak tempat jemuran. Menurut Fe semua kumplit seperti apa yang ia mau. Begitu sederhana dan sangat jauh dari kesan mewah seperti rumah papanya. "Kamu suka?" tanya Feli pada lelaki itu. "Ngapain juga aku peduli kamu suka apa nggak! yang penting aku nyaman!" gerutu Feli lagi yang menyahuti perkataannya sendiri. Namun lagi-lagi Re hanya mengacuhkannya saja. "Baiklah aku mau disini aja! besok mulai pindahan pokoknya!" ucao Feli pada bodyguard nya. "Oh ya... aku mau ranjangnya baru... almarinya baru... mesin cuci baru... alat-alat dapur baru... lemari pendingin baru... pokoknya aku mau semua yang ada disini di ganti semuanya!" ucap Feli pada Re. Namun Re tidak menanggapinya. "Kok kamu acuhin ucapam aku sih?" ucap Feli dengan dengusn kesalnya. Laku Re menoleh dan menatap kearah gadis itu disana. "Kamu ngomong sama aku?" ucap Re singkat yang membuat Feli ingin membanting sesuatu. "Emang kamu pikir aku lagi bicara sama siapa? sama setan? ya sama kamu lah! kamu yang ada disini!" ucap Feli pada lelaki itu. "Oh..." sahut Re datar begitu saja. "Hanya oh?" sahut gadis itu lagi yang nampak kian kesal. "Ya nanti lah kamu bicara langsung sama papa kamu! aku lupa kalau kamu minta aku untuk bilang ke papa kamu permintaan yang panjang kali lebar itu." Ucap Re jujur disana. Dimana apa yang gadis itu ucapkan tidak ada satu pun yang nyantol di otaknya. "Oke." Ucap Feli yang akhirnya mengalah. Ia pun segera mengambil ponselnya dan menghubungi papanya saat itu. "Halo pah... bisa nggak minta orang untuk mengeluarkan semua isi rumah ini? dan aku mau belanja perabot rumah sekarang pah! papa bisa kan atur semuanya? keluarin semua isinya ya pah...?" ucap Feli saat itu pada papanya. "Papa bisa aja lakukan apa yang kamu mau itu... tapi kamu udah lakukan apa yang papa mau nggak? kalau nggak! buat apa kita barter sayang..." ucap papa Feli yang membuat gadis itu sedikit kebingungan. "Maksud papa apa nih?" tanya Feli pada papanya. "Kamu udah ngejauhin temen-temen kamu yang urakan itu belum?" tanya papa Fe pada sang putri. "Ngejauhin ya belum lah pah... tapi hari ini aku nggak nemuin mereka kok... papa bisa tanya ke bodyguard yang papa minta buat jagain Fe... tanya aja dia! lagian ya pah... nggak mungkin kan aku langsung ninggalin mereka... secara perlahan lah pah." Ucap Feli pada papanya. "Nggak! papa nggak mau kamu ninggalin mereka secara perlahan! papa maunya sekarang juga kamu putus hubungan dari mereka. Baru papa akan ngebolehin kamu tinggal disana dan melakukan apa yang kamu inginkan itu." Ucap papa Feli disana. Yang tidak bisa di tawar lagi. "Iya deh iya pah... suka-suka papa aja! kalau gitu... cepat papa suruh orang buat mindahin semua barang! dan lagi ya pah! harus ya bodyguard ini ikut tinggal disini?" ucap Feli pada papanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN