P R O L O G
Camilla baru saja selesai dengan acara mandinya, hari ini ia berencana untuk menemui Danieru di kantor pusat perusahaan milik keluarga Malaike. Kandungan Camilla kini berusia enam bulan, tubuh wanita cantik itu sudah terlihat agak gemuk.
Enam bulan lalu ia mengambil keputusan untuk kembali bersama suaminya, memutuskan kontrak pernikahan, menjalani kehidupan rumah tangga mereka dengan sungguh-sungguh.
Camilla melepas handuk yang melilit pada tubuhnya, ia menatap cermin yang lebih tinggi satu jengkal dari tubuhnya. “Bagaimana? Apa kau merasa segar? Kita sudah mandi dua kali hari ini, airnya juga dingin.”
Camilla mengelus perutnya, ia merasa senang dengan tubuhnya saat ini, apalagi saat melihat ke arah perutnya yang sudah membuncit.
Wanita itu kemudian meraih pakaian yang sudah ia siapkan sebelum mandi tadi, gaun panjang berwarna hitam, dan sangat cocok dikenakan oleh ibu hamil sepertinya. Wanita itu juga menggunakan celana dalam agak kendur, dan tidak mengenakan bra.
Setelah selesai Camilla segera menuju ke meja rias, ia memoles wajahnya sedikit agar tak terlihat terlalu pucat. Rambut panjangnya kemudian diikat rapi, lalu ia menatap pantulan dirinya pada cermin. Sudah cukup untuk membuat wajahnya lebih cantik, dan ia merasa puas.
Tok ...
Tok ...
Tok ...
Camilla segera menatap ke arah pintu kamar, ia kemudian berdiri dan melangkah ke arah pintu dengan langkah perlahan. Wanita itu memang selalu menjaga langkahnya sejak mengandung, ia takut terjatuh dan membahayakan bayi kecil di dalam rahimnya.
Camilla segera membuka pintu, dan seorang pelayan langsung saja membungkuk guna memberi salam padanya.
“Nyonya, mobil dan juga sopir sudah siap.” Pelayan yang sudah berdiri tegak tersenyum, ia selalu senang melihat wajah sang nyonya, apalagi jika junjungannya itu tersenyum.
“Apa kotak makan siang sudah kau siapkan?” tanya Camilla.
“Sudah, Nyonya. Semua yang Anda inginkan sudah tersedia.”
Camilla merasa senang, wanita itu kemudian memasang flat shoes dan meraih ponselnya yang ada di atas ranjang.
“Nyonya, apa Anda ingin membawa beberapa camilan?” tanya sang pelayan. Ia tahu sang nyonya sangat menyukai makanan-makanan manis.
Camilla yang mendengar hal itu berpikir sejenak. “Eummm ... aku rasa tidak. Aku tak akan pergi lama, dan jika menginginkannya aku akan meminta suamiku untuk membelikannya.”
“Baiklah, Nyonya.”
Camilla kemudian melangkah keluar kamar, ia masih tetap berhati-hati dan juga memegangi bagian perutnya. Kadang ia merasa lucu karena perutnya benar-benar membuncit.
“Nyonya, apa Anda sudah menyiapkan nama untuk Nona Muda?” tanya sang pelayan.
Camilla berpikir sejenak, ia belum menyiapkan nama apa pun untuk anaknya saat ini. “Belum, mungkin aku akan membicarakan ini dengan suamiku.”
Keduanya kemudian melanjutkan langkah dan menuruni anak tangga dengan perlahan. Ada banyak pelayan yang sedang melakukan tugas mereka, dan mereka semua juga terlihat begitu teliti saat melakukannya.
Sejak Camilla hamil sang mertua dan juga orang tuanya memberikan banyak sekali pelayan ke mansionnya dan Danieru. Ia sudah menolak, tetapi tetap saja tak bisa. Kedua belah pihak keluarga tak membiarkan aksi protes itu ia menangkan, dan mereka akan selalu berdebat.
Setelah berjalan beberapa saat, Camilla dan juga pelayan itu sudah sampai di teras mansion. Camilla juga segera menuju ke arah mobil, dan sopir yang bertugas mengantarkan Camilla segera membukakannya pintu.
Camilla masuk, ia segera duduk dan tersenyum saat melihat semua keinginannya sudah tersedia di dalam mobil.
Sang sopir juga segera masuk, kemudian mobil yang membawa tubuh Camilla segera meninggalkan mansion.
Sang pelayan terlihat buru-buru meraih ponsel yang ada pada saku roknya, ia juga menghubungi seseorang.
“Halo, ada apa?” tanya seseorang di seberang sana.
“Nyonya Camilla sudah bergerak ke kantor Tuan Danieru,” bisik sang pelayan.
“Kerja bagus. Aku akan mentransfer uang ke rekeningmu.”
“Terima kasih, Nyonya.”
Tut ...
Tut ...
Tut ...
Pelayan itu segera pergi, ia tak peduli pada kejadian setelah itu. Yang pasti ... ia akan mendapatkan uang dalam jumlah banyak karena memberikan informasi.
Sebenarnya ... apa yang direncanakan sang pelayan? Dan siapakah orang yang menghubungi sang pelayan?