Pemuda jangkung itu menghela pendek. Dengan tangan kanannya yang bergerak menyetrika beberapa tumpukan pakaian di sampingnya. Bukan cuma tumpukan yang sudah terbuka, namun ada juga pakaian yang masih terbungkus kantong yang masih menunggunya. "Tambahan dua kantong ya," kata temannya sembari menaruh lagi dua kantong besar berisi pakaian yang harus disetrika lalu berbalik pergi tanpa sepatah kata lagi. Wisnu Abrisam mengangguk samar. Berusaha menarik sudut bibirnya lalu kembali menggerakan tangannya. Pemuda jangkung yang kini mendadak kurus itu beranjak berdiri merapikan pakaian yang baru saja disetrikanya lalu ia gantung. Wisnu mengangkat wajah menengok jam dinding yang tertera jam sepuluh malam di sana. Sedangkan, pekerjaannya masih banyak yang belum selesai. Itu artinya ia akan lembur