"Hayolo ngelamunin apaan?" Meri yang semula masih merenung di sebuah bangku tak jauh dari ruang kelas segera tersadar dan menatap siapa orang yang mengagetkannya. Kedua matanya langsung memutar saat melihat sosok Nina yang telah duduk di depannya dengan ekspresi tengil khasnya. Ekspresi yang mengingatkannya pada sosok Alvin, seorang pria duda tampan yang mempesona. 'Eh kok aku bilang duda tampan yang mempesona sih, jangan bilang udah kepincut duluan?' Meri dengan segera menggelengkan kepalanya saat pemikiran seperti itu terlintas di dalam benaknya. "Ngapain sih lo Mer? Jangan bilang lo lagi stress gara-gara jadi mahasiswa semester tua, terus Lo kepikiran buat nyari sugar Daddy." Canda Nina yang memang suka berbicara ceplas-ceplos. Namun siapa sangka hal itu malah membuat Meri terkaget