Be My Girlfriend

1543 Kata
"Kenapa kamu ikutan teriak?" Tanya Kia tak mengerti pada Mr.T. Mr.T mengerutkan dahi. "Harusnya aku yang teriak karena ini kamar aku, Kia." Menjelaskan alasannya berteriak karena menganggap Kia masih mabuk atau mungkin hilang ingatan karena Alkohol. Pandangan Kia menyusuri seluruh isi kamar lagi dan ia baru sadar kalau dirinya yang salah karena bisa berada dikamar Mr.T. Bagaimana bisa?  Itu yang dipikiran Kia sekarang. Ia merasa tidak pernah punya penyakit tidur sambil berjalan atau seseorang yang menaruhnya di kamar Mr.T ? Kia spontan menutupi d**a dengan cara menyilangkannya kedua tangannya sambil menyipitkan mata ke arah Mr.T. "Kamu yang bawa aku kesini kan? Buat ngeraba-raba tubuh aku?!" Tuduhnya serius. Mr.T tertawa terbahak-bahak melihat raut wajah Kia yang ketakutan. "Kia..Kia.." Berdecak sambil menggeleng. "Aku ngeraba cewek lihat-lihat dulu siapa orangnya. Punya kamu pasti--" Menunjuk ke arah d**a Kia. "34 kan?" Tebaknya lalu tertawa lagi. Kia menunduk melihat payudaranya. Sialan! Tahu dari mana dia? "Itu gak penting!" Kia menepis. "Kamu harus jawab pertanyaan ku, kenapa aku bisa ada disini?" Masih meminta jawaban. Mr.T mengedikkan bahu. "Aku gak tahu. Karena yang aku tahu tadi malam kamu mabuk." Jelasnya lalu berbaring dengan kedua tangan berada dibawah kepalanya. Kia mengerutkan dahi. "Mabuk?" Tiba-tiba perutnya mencelus dan merasakan mual. Mr.T yang melihat Kia yang spontan menutup mulut merasakan firasat buruk dan memaksanya bangkit. "No..No..!" Menjulurkan tangan ke arah Kia. "Jangan muntah di--" "Ueek---" Kia tak tahan dan terpaksa memuntahkan seluruh isi perutnya di atas ranjang Mr.T. Jika saja ayam betutu yang sudah ia makan tak hancur di ususnya mungkin ayam itu keluar dalam keadaan utuh. Mr.T berdiri sambil meremas rambutnya. "Oh no. You did it, Kia!" Menggeleng melihat muntahan Kia. "Ikut aku." Menarik tangan Kia membawanya menuju kamar mandi. Kia menggeleng melihat Mr.T. "Gak bisakah kamu pake celana dulu?" Melihat Mr.T hanya mengenakan boxer. Mr.T menggeleng. "Untuk apa? Kamu kan sudah ngeliat aku telanjang." Balasnya lugas walau wajahnya merah padam. "Aku kan gak sengaja!" Kia membela diri memasuki kamar mandi. Mr.T mengusap mulut Kia dengan tangannya yang ia sudah ia basahi dari air keran wastafel. "Aku bisa sendiri kok." Kia menepis tangan Mr.T lalu membungkuk didepan wastafel. "Sebaiknya kamu langsung mandi. Aku mau ke resepsionis dulu." Titah Mr.T lalu beranjak meninggalkan Kia sendiri di kamar mandi. Kia berjalan menuju pintu kamar mandi, menggeser pot bunga dan menaruhnya dibalik pintu. Satu persatu Kia membuka kancing piyama begitu juga dengan sepasang underwearnya yang bermotif Hello Kitty. Setelah menanggalkan semua pakaian dan naked, Kia berdiri di bawah pancuran. Membasahi tubuh dan rambutnya yang panjang sebahu "Kia." Mr.T spontan membuka pintu kamar mandi dan berhasil membuat Kia menoleh lalu berteriak. ❤❤❤ Mr.T menarik kaos Kia dari belakang. "Maaf, aku gak sengaja." Berjalan mengikuti Kia menyusuri bibir pantai untuk menuju Rumah makan murah tempat kemarin mereka makan siang yang kesore-an. Kia menoleh kebelakang, melihat wajah melas Mr.T. "Kamu sendiri yang nyuruh aku menutup kamar mandi itu pake pot bunga tapi kamu sendiri juga masuk tanpa mengetuk pintu." Gusarnya lalu menatap kedepan lagi dan terus berjalan. Mr.T jalan mengiringinya sekarang lalu meraih tangan Kia dan menggenggamnya. "Kamu gak boleh marah. Karena kamu pacar aku sekarang." Kia melirik ke arah tangannya yang tergenggam. "Pacar bohongan." Sambung Kia kesal, mengingat beberapa menit yang lalu Mr.T berhasil melihatnya dalam keadaan naked dibawah pancuran. Yang membuat Kia kesal, setelah melihatnya telanjang, Mr.T mengatakan 'anggap saja kamu gak lihat aku' lalu melengos menutup pintu. Hello..aku yang jadi korban disini kenapa dia ngerasa gak bersalah?  Sejak tadi kalimat itu yang ada dipikiran Kia yang sadar diri wajahnya yang tak terlalu cantik dan tubuhnya tak terlalu seksi dengan ukuran bra 34. Tapi Mr.T adalah pria pertama yang melihat Kia naked, pria yang menjadi pacar abal-abalnya. "Iya..iya..maaf." sekali lagi Mr.T meminta maaf lalu berpikir sebentar. "Bukankah kita satu sama? Kamu sudah ngeliat aku mandi dan aku sudah ngeliat kamu." Ucapnya lagi, merasa tak ada yang menang dan kalah. Kia melirik Mr.T. "Tapi kamu cowok pertama yang ngeliat aku mandi." "Kamu juga." Mr.T tak mau kalah, walau sebenarnya gengsi mengatakan itu di usianya yang sudah menginjak 22 tahun. Usia yang biasanya pria seumuran dengannya sudah meniduri seorang wanita, tapi jangankan meniduri, melihat wanita bugil baru Kia yang pertama. Bukan tak ada wanita yang tak mau dengannya itu karena ia sudah menyukai wanita sejak usianya 10 tahun. Wanita asli Indonesia. ❤❤❤ "Apa?!" Mata Kia melotot mendengar penuturan petugas Housekeeping yang mengatakan jika mereka tidak mempunyai cadangan sprei yang bersih diakibatkan petugas laundrynya sedang sakit dan tak ada yang menggantikannya. "Maaf, Nona. Sebaiknya anda satu kamar bersama pacar anda untuk sementara waktu." Pinta Housekeeping wanita yang umurnya sekitar 40 tahunan. "Sebaiknya tidak perlu malu-malu, kami sudah sering melayani tamu seperti anda kok. Saya permisi dulu." Pamitnya bergegas meninggalkan Kia dan Mr.T. Kia mengerutkan dahi. "Apa dia bilang? Aku harus satu kamar sama kamu?" Mengulangi ucapan housekeeping tadi. Mr.T mengangguk sambil tersenyum penuh makna. "Kamu pasti sudah sekongkol sama dia ya?" Tuduh Kia yang yakin semua sudah direncanakan pria bule latin itu. Mr.T menggeleng. "Bagaimana aku sekongkol dengan dia sementara aku tak mengenalnya, Sayang." Membela diri dan bicara apa adanya. Kia mencibir. "Aku gak percaya. Bilang aja kamu mau sekamar sama aku." "No! Yang muntah di sprei siapa?" Mr.T menyindir Kia. "Aku." Menjawab sambil memutar bola matanya. Mr.T merangkul Kia. "Ini kamar siapa?" "Kamu." Tunjuk Kia ke d**a Mr.T yang menghela nafas pelan. "Berati tempat tidur aku gak ada spreinya. Jadi malam ini aku terpaksa tidur di kamar kamu. Kalau kamu menolak, silahkan kamu tidur disini. Dan sekarang.." Mr.T menepuk bahunya. "Aku mau tidur disana." Menunjukkan kamar Kia lalu beranjak menuju kesana. Kia menepuk dahi. "Mati aku!" ❤❤❤ "Masuklah." ucap Mr.T setengah berteriak sambil berbaring diatas ranjang sementara pandangannya fokus pada layar handphone. Kia masuk ke kamarnya yang kini menjadi milik kamar Mr.T dengan wajah melas. "Kamu gak takut sekamar sama aku?" Mr.T memastikan dari raut wajah Kia yang memucat melihatnya terbaring di ranjang. Kia menggeleng. "Gak. Dari pada aku tidur di jalanan." Wajahnya tertunduk karena sadar  jika dirinya selama ini hanya menumpang hidup dengan Mr.T, pria bule yang baru ia kenal beberapa hari yang lalu. Mr.T menepuk sisi ranjang sebelahnya. "Good girl. Kemarilah, gak perlu takut denganku." Tersenyum lebar menatap Kia yang perlahan mendekatinya diranjang. Kia duduk di bibir ranjang. Mr.T berdecak sambil menggeleng. "Sampai kapan kamu duduk disitu. Berbaringlah. Aku gak bakal perkosa kamu kok." Meyakini Kia walau tahu gadis itu sedikit ragu untuk satu ranjang dengannya. Kia menghela nafas. "Siapa bilang aku takut?!" Merebahkan tubuh lalu memunggungi Mr.T. "Kia.." Mr.T memanggilnya. Kia menoleh lalu berbalik. "Ehm? Apa?" Melihat Mr.T berbaring menghadap ke arahnya. "Kalau kamu bertemu lagi sama teman-teman kamu, apa kamu punya keinginan buat ketemu aku lagi?" Tanya Mr.T serius. Kia memiringkan kepala sambil berpikir. "Hmm..gak tahu juga sih. Soalnya habis liburan ini aku masuk kuliah di Jakarta. Dan memangnya kamu tinggal di Bali selamanya?" Penasaran dengan rencana Mr.T selanjutnya, terlebih lagi setelah mereka berpisah. Mr. T menggeleng. "Gak. Aku balik lagi ke Amerika." Jawabnya lugas walau raut wajahnya terlihat sedih dan membuat Kia berpikir sendiri. Kenapa dia sedih kayak gitu? Apa karena aku sudah banyak ngerepotin dia selama ini? Pikiran Kia pun bercabang, tiba-tiba hatinya merasa sedih jika berpisah dengan Mr.T tapi sisi lain ia akan bahagia bersama Naomi dan Dita jika sudah bertemu. "Kamu mau kuliah di Amerika?" Sebenarnya bukan pertanyaan penting tapi Kia sekedar bertanya. Mr.T menggeleng. Aku baru lulus kuliah. Makanya liburan aku kesini." Hanya satu kalimat yang ia katakan jujur, jika dirinya sudah lulus kuliah, selebihnya adalah kebohongan. "Kenapa gak bawa cewek kamu liburan kesini? Yang aku tahu semua bule kesini bawa pacarnya kalau ke Bali. Apa kamu lagi nunggu pacar kamu kesini?" Kali ini Kia benar-benar penasaran. Ia yakin Mr.T sudah Memiliki kekasih, karena tidak mungkin jomblo melihat wajahnya sangat tampan dilengkapi tubuh tegap dan perut six-pack. Tubuh Mr.T pun tinggi menjulang sekitar 180 centimeter, tidak seperti dirinya yang hanya 165 centimeter. Hanya di ranjanglah ia menatap Mr.T tanpa mendongak. Dan Kia semakin menyadari jika Mr.T memang sangat tampan. Mr.T menggeleng lagi. "Aku belum punya pacar. Terakhir pacaran dua tahun yang lalu. Tapi sekarang sudah punya pacar orang Indonesia." Senyumnya mengembang mengatakan kata 'Indonesia'. Mata Kia membulat. "Oh ya? Siapa?!" "Kamu!" Jawabnya sambil tersenyum. Kia mencibir tak setuju. "Kita cuma pacaran bohongan, Mister. Kalau aku sudah bertemu teman-teman aku status kita sudah selesai." Kali ini Kia yang tersenyum bebas. Senyum Mr.T memudar. "Sebahagia itukah kamu kalau sudah bertemu sama teman-teman kamu itu terus kita putus?" Tak senang melihat raut wajah Kia yang bahagia apalagi ia menjawab diawali anggukan. "Ya, karena kami berencana mau keliling Bali sambil naik motor terus godain cowok ganteng." Menjawab dengan polos sambil membayangkan kebahagiaannya jika itu terjadi tak lama lagi. "Godain cowok ganteng? Kamu sudah dapatin aku, Kia." Menunjuk wajahnya sendiri. "Untuk apa kamu cari yang lain. Apa aku kurang ganteng? Kurang banyak uang?" Kia menggeleng. Tangannya spontan menyentuh pipi Mr.T sambil tersenyum. "Kamu ganteng, banyak uang tapi…" Mr.T meraih tangan Kia dari wajahnya. "Tapi apa?" tanyanya penasaran karena merasa tak ada kekurangan. "Bukan pacar aku." Sambung Kia. Kali ini Mr.T yang mengusap pipi Kia pelan. "Kan aku sudah bilang kalau kamu pacar aku selama di Bali ini." Mengingatkan Kia lagi tentang taruhan yang pernah mereka lakukan. Ya, taruhan yang berujung kissing di gang sempit. "Itu cuma permainan, Mister." Kia membalas sambil menguap, matanya memerah dan berair. "Muach." Mr.T mengecup bibirnya cepat. "Eh?" Kia menutupi bibir dengan punggung telapak tangannya. Ia tak tahu harus bagaimana setelah merasakan ciuman Mr.T untuk kedua kalinya. Membuatnya jadi salah tingkah. Mr.T tersenyum lebar dan puas. "Itu sebagai bukti kamu bukan pacar bohongan lagi. Kita benar-benar pacaran, Kia." Meyakini Kia jika permainan itu bisa berlanjut ke arah serius, seperti sekarang. Menjadi sepasang kekasih sesungguhnya. Kia menggeleng. "Itu gak sah." Menolak statement Mr.T. lalu membalikkan tubuh memunggungi Mr.T lagi. "Aku sudah jatuh cinta padamu, Kia." Ucap Mr.T pelan. "Maukah kamu jadi pacarku?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN