Varizen begitu enggan untuk kembali ke rumah Alex. Seberapa keras ia membujuk Raykan, bersikap layaknya bocah, pria itu terus berkata tidak. Padahal, dirinya ingin sekali tinggal dengan sang ibu. Jonathan pun berjanji akan membuat pertemuan lagi untuk mereka melepas rindu, dan akhirnya Varizen menyetujui saran itu. Lagi pulu, ia masih merindukan Felisia. Mobil yang mereka tumpangi pun berhenti di depan rumah Alex. Jari Varizen saling bertautan, gelisah, dan khawatir jadi satu. Jontathan tahu bahwa gadis itu tak ingin bertemu dengan pasangan yang ada di dalam. “Sudah larut, beristirahatlah....” “Apakah aku boleh pergi ke tempat lain?” “Tinggallah di sini karena tempat Alex sangat aman.” Aman, dusta. Di tempat Alex tak ada kata ‘aman’. Yang ada dia sakit hati terus melihat kemesraa