Jonathan terengah-engah karena mengejar Varizen yang masih lari tanpa mengenal lelah. Pria itu, kemudian memotong jalan agar dapat mendahului gadis itu. Namun pemikirannya salah, gadis tersebut tidak melewati jalur alternatif yang digunakan saat ini. Pria muda itu terus berjalan sampai melihat seorang gadis yang tengah duduk di bangku sambil menghirup rakus oksigen. Jonathan pun menghampirinya perlahan, lalu menepuk pundaknya. “Kakak,” panggil gadis yang tak lain adalah Varizen. Jonathan memegang erat bahu gadis itu, “Jangan lari lagi!” “Tidak! Aku akan lari, pergi meninggalkan kalian! Lepaskan aku!” Varizen memukul lengan Jonathan dengan keras sampai meringis kesakitan. “Lepaskan aku, Kak!” Varizen berusaha meronta, tapi Jonathan memeluk erat tubuh gadis itu dengan cepat sambil me