Jonathan berpikir untuk lebih mendekatkan diri kepada Varizen agar gadis itu terbiasa dengannya. Dan sekarang, ia berada di depan rumah Alex. Sebenarnya pria tersebut enggan bertemu dengan si dokter sok keren itu, tapi karena rasa kerinduannya kepada Varizen, rasa kesalnya di kesampingkan. Ketika Jonathan hendak menekan bel, pintu putih itu terbuka lebar. Sosok yang dirindukan tengah tersenyum lembut padanya. Pria itu diam membeku, menikmati keindahan jelas di matanya. Wajah cantik jelita yang selalu mengganggu pikirannya itu sedang menyambut kedatangan tak direncanakan. “Aku tahu, dari suara mobil kakak.” Varizen membuka pintu itu dengan sangat lebar. Jonathan memberi pelukan rindu begitu erat. “Aku merindukanmu.” Tak melihat Varizen beberapa hari, rasanya seperti beberapa tahun. Da