Malam yang kelabu seperti hati varizen sudah diganti dengan pagi yang indah. Gadis itu sudah memantapkan hati sedemikian rupa untuk meninggalkan tempat bernaungnya selama beberapa hari. Varizen berdiri di depan kaca, melihat penampilannya sendiri, mencoba tersenyum setulus mungkin. Hasilnya baik, dan terlihat alami. Tak ingin membuang waktu, gadis itu segera menyeret kopernya menuju ke luar ruangan. Samar-samar, dia mendengar suara gelak tawa Monara bersama Alex. Sakit, tak berdarah lagi dan lagi. Gadis itu pun memejamkan mata seolah menguatkan dirinya, rasa sakit itu tak seberapa dibandingkan dengan kehidupannya selama ini. Begitu membuka pintu, pemandangan yang dilihat adalah pasangan itu sedang duduk bersama membaca sebuah buku. Alex bahkan mengelus rambut Monara dengan lembut. Per