Hanya ada kesedihan di dalam ruangan itu. raut wajah mereka terlihat pilu dan pedih. Semuanya menangis, tapi hanya Sonara yang terisak dengan jelas. Jonny menghirup nafas panjang, mengelus pundak Berto. Ia beralih ke Varizen-menyentuh pergelangan gadis itu. Bola mata Jonny membulat sempurna, kemudian melirik ke arah Sonara. Hebat sekali akting wanita itu. dia pantas mendapatkan piala oscar. “Tuan...” panggilnya lirih, “Ikhlaskan semuanya. Kita harus mengurus tubuh Nona Varizen.” Sekalian saja ia mengikuti alur permainan wanita itu. lagi pula, ini kesempatan emas untuk membuat gadis tersebut menjauh dari tuannya. Melihat Berto yang kalut, tentu kewaspadaan pria itu akan menurun. Segala instingnya lemah karena pertahanan yang runtuh. “Tolong... kasihan Nona, Tuan,” bujuknya dengan lembut