BAB 3. Calon Pengantinnya Kabur!

1290 Kata
Mansion Blue Sky Jakarta Pusat, 28 Desember 2023 Glenn Malviano Albern sejak satu jam lalu hanya mampu mondar-mandir di dalam kamarnya yang begitu luas. Pasalnya dia dilarang keras untuk keluar dari kamar itu oleh papanya sendiri. Glenn kembali memandang keluar kaca jendela untuk ke sekian kali, berharap dapat melihat salah satu anak buahnya masuk dari gerbang pagar yang mewah itu, sambil menyeret Jessica Una Francis untuk masuk ke dalam mansion. Namun sampai nyaris putus asa pun, yang ditunggu tidak kunjung datang “Sial! Ada apa ini?! Tidak mungkin Jessica mengkhianatiku! Ini pasti ada yang tidak beres!” geram Glenn lalu mengatupkan rahangnya dengan kuat. Beberapa langkah di belakang Glenn, berdiri Hendy Albern dengan tegap, meskipun di usianya yang sudah tidak muda lagi. Baru semalam dia sampai dari London bersama dengan sang istri. Namun pagi ini harus disuguhkan dengan kenyataan pahit. Bahkan sangat memalukan! Putra sulungnya terancam batal menikah karena calon pengantin wanita tidak kunjung datang. Padahal acara akad nikah yang digadang-gadang akan digelar dengan sangat sakral dan disaksikan oleh banyak sekali orang penting. Hendy memicingkan matanya hingga kulit wajahnya semakin terlihat berkerut. “Mengurus pernikahanmu sendiri saja kau tidak becus, Glenn!” Suara berat Hendy yang sedikit serak terdengar menggelegar di telinga Glenn. “Yang tidak beres jelas kamu sendiri dengan Jessica. Kalian berdua hanya akan membuat dua keluarga menelan rasa malu hari ini!” Hendy Albern mendengkus penuh rasa kesal, dia menatap putra sulungnya dengan begitu tajam. Jelas dia menyalahkan Glenn atas tidak datangnya Jessica. Stella Nicola bangkit dari duduknya di tepian tempat tidur. Dia berjalan anggun ke arah putra sulungnya. “Sayang, coba pikirkan baik-baik, sebenarnya kalian ada masalah apa sebelum hari ini? Mungkin itu yang membuat Jessica sampai tidak datang. Kita akan temukan jalan keluar jika tahu masalahnya.” Stella masih mencoba berpikir positif padahal dia sendiri merasa hancur. Mengingat sang putra sulung diperlakukan demikian, padahal mereka berasal dari keluarga terhormat. Dan Stella tahu persis, Jessica adalah putri semata wayang dari pasangan Francis, pemilik dari perusahaan besar yang sedang menjalin kerjasama dengan perusahaan dagang milik keluarga Albern. Glenn menatap mamanya, raut wajahnya begitu kusut. Dia sendiri hilang akal, tidak tahu persis apa penyebab Jessica ingkar janji seperti ini. Nomornya tidak bisa dihubungi sama sekali. Bahkan kedua orangtuanya sendiri tidak tahu kemana anak tunggalnya pergi. Alasan yang sungguh aneh, Arthur Francis mengatakan bahwa putrinya tiba-tiba menghilang dari kamar. Dan dia maupun istrinya tidak dapat menemukannya di manapun. Bahkan Daisy Francis telah meminta maaf berulang kali pada Elvina melalui sambungan telepon. Sambil berurai air mata hingga terdengar suara isaknya yang sangat berat. “Glenn, pikirkan sesuatu! Kamu adalah seorang direktur utama, seharusnya mampu berpikir cepat untuk menyelesaikan masalah seberat apapun dengan solusi yang tepat!” Hendy semakin mendesak putra sulungnya. “Pa, aku juga sedang berpikir. Tapi ini kan bukan masalah pekerjaan. Tentu sangat berbeda. Bagaimana caranya aku bisa mencari Jessica dalam hitungan menit sedangkan kedua orangtuanya saja tidak tahu dia di mana sekarang.” Hendy Albern makin naik pitam mendengar pembelaan sang putra sulung seperti itu. “Glenn, apa kamu sadar, jika pernikahan ini batal tentu akan berdampak buruk pada nilai jual perusahaan kita, saham perusahaan bisa merosot drastis! Dan kau—” Pintu kamar diketuk. Lalu tanpa menunggu seseorang menjawab dari dalam kamar, pintu itupun terbuka. Vince masuk dengan penuh percaya diri, di belakangnya dengan jarak dua meter berjalan sekertaris yang selalu mendapingi Vince. “Apa yang kau dapat, Vince?” Dengan tidak sabar Henry menatap putra bungsunya dan sang sekertaris secara bergantian. Sekertaris cantik dengan bentuk tubuh bak model profesional itu hanya berdiri dengan tenang, sebuah laptop tipis dipegangnya dengan sebelah tangan. Vince menghela napas dalam. “Jessica Una tidak disembunyikan oleh kedua orangtuanya, aku tidak menemukan alasan yang masuk akal untuk itu. Sebab jika sampai publik tahu pernikahan Glenn dan Jessica dibatalkan secara mendadak, bukan hanya perusahaan LIBA, perusahaan Tekstil Dirgantara, dan Albern Foundation saja yang akan anjlok, tapi perusahaan milik keluarga Francis juga akan merosot nilai sahamnya,” jelas Vince dengan sangat meyakinkan. Glenn geleng-geleng kepala, dia tidak habis pikir dengan penjelasan adiknya itu. Lalu kenapa kekasihnya itu tiba-tiba menghilang? Tidak mungkin sebuah penculikan, sebab mansion milik keluarga Francis terkenal dengan penjagaannya yang ketat. “Kemungkinan terbesar adalah Jessica Una Francis memang ingin melarikan diri dari pernikahan ini. Maaf, aku harus mengatakan itu. Namun untuk saat ini, alasan itu yang paling masuk akal.” Semua mata memandang ke arah wanita cantik mempesona yang masih memegang laptop dan berdiri tegak dengan high heelsnya di sana. Glenn memiringkan wajahnya sedikit, dia melangkah agak mendekat pada wanita itu. Dan tanpa siapapun menyadari, Vince ikut mendekat pada sekertarisnya. Kini berdiri tepat di sampingnya. “Kau … sekertaris barunya Vince, kan? Siapa namamu?” Wanita itu mengangguk pelan sambil tersenyum tipis. “Aku Zara. Panggil aku Zara, Pak.” Kini Glenn yang mengangguk. “Baiklah Zara, terima kasih atas pendapatmu tapi … itu sama sekali tidak membuat keadaan membaik. Aku butuh Jessica. Aku butuh seorang pengantin wanita, untuk bisa melangsungkan pernikahan ini. Tidakkah kau lihat di luar sana? Semua tamu sudah menunggu kedatangan kedua mempelai dan bahkan … di antara mereka ada yang sudah mulai curiga. Karena seluruh anggota kelaurga Albern ada di sini sekarang! Bukannya berada di sana bersama mereka untuk merayakan hari bahagia ini! Jadi Zara, tolong jangan memperburuk keadaan dengan mengatakan hal-hal bodoh meskipun itu tidak mustahil!” Glenn hanya sedang melampiaskan rasa kesalnya saja. Dan kebetulan Zara datang di waktu yang salah. Vince tampak tidak suka dengan ucapan kakak laki-lakinya itu. Dia melirik Zara yang sedang menunduk sekarang. Vince berdeham pelan. “Glenn, daripada melampiaskan amarahmu pada orang lain sementara ini adalah masalah intern kau dan Jessica. Lebih baik kita cari solusi lain sekarang, oke?” Semua orang yang ada di ruangan itu kecuali Zara menoleh pada Vince. Mereka tahu jika putra bungsu di keluarga Albern adalah yang paling memiliki otak brilliant, sangat cerdas, dan biasanya mampu mengatasi masalah dengan sikap yang paling tenang di antara mereka berempat. Hendy menghampiri putra bungsunya, mereka berdiri saling berhadapan. “Jadi Vince, apa masukanmu untuk masalah ini? Hemm? Ayolah, jangan berpikir terlalu lama, biasanya kau yang paling cepat bertindak, para wartawan mungkin sudah berkumpul di luar sana. Menunggu berita tidak sedap dari keluarga Albern, mereka senang akan hal itu, karena itulah makanan termahal untuk para wartawan yang haus berita spektakuler tapi dramatis.” Vince memalingkan wajahnya pada Glenn. Mereka saling menatap. “Kupikir, Glenn bisa mencari pengantin pengganti, saat ini.” “Apa?! Cih! Sudah gila bocah tengil ini!” umpat Glenn sambil membelalak. Kedua tangannya berkacak pinggang. Keadaan hening sejenak, kemudian Hendy kini membalik badan dan menatap putra sulungnya lekat-lekat. “Vince tidak gila, tapi dia cerdas. Kamu yang gila Glenn karena sudah mempertaruhkan bisnis keluarga jika tidak mau menerima usulan Vince.” Glenn tersentak mendengar itu. Sampai mulutnya sedikit menganga. Stella berjalan mendekati suaminya. Raut wajahnya yang cantik begitu kusut sekarang. Dia nyaris frustasi, sebab tahu betul nasib masa depan perusahaan sedang dipertaruhkan sebagian besarnya, dengan adanya pernikahan dua keluarga pebisnis ini. Glenn mengusap wajahnya dengan kasar. “Huffttt! Oke, terserah kalian. Lagipula hanya pengantin pengganti, kan? Jangan harap aku akan menganggap wanita itu sebagai istri sah, aku hanya akan menikah kontrak dengannya sampai dengan Jessica ditemukan. Aku tetap akan menunggu Jessica sampai kapanpun!” Hendy tersenyum, dia merasa sangat lega sekarang. Dia tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Glenn barusan, yang terpenting baginya adalah bisnis tetap akan berjalan lancar. “Bagus Glenn, sekarang tentukan siapa pengantin pengganti untukmu. Bisa saja salah satu temanmu, kan. Yang penting dia bisa cepat sampai di sini. Atau akan kau serahkan lagi masalah ini pada adikmu?” Kening Glenn mengernyit. Dia memindai ke seluruh sudut ruangan. Lalu pandangannya berhenti pada Zara yang sejak tadi hanya diam dan menunduk. “Dia! Aku mau sekertaris Vince menjadi pengantin pengganti Jessica.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN