Part 05

1145 Kata
The Westin-Surabaya Daniel tampak tampan mengenakan tuxedo hitam dengan dasi kupu-kupu menempel dilehernya. Tatanan rambutnya yang rapi, sebuah jam mewah melingkar di tangan kirinya dan tidak lupa sepatu hitam mengkilap menambah rupa Danile yang tak kalah tampan dengan sang pengantin pria. Ia duduk dengan tenang di ruang tunggu dimana telah dipersiapkan untuk genk groomsmen hari itu. Daniel datang ke Surabaya untuk memenuhi undangan kawan lama Kevin Aprillio yang hari ini akan melepas masa lajangnya dengan menikahi Amelia Wulandari, seorang artis sekaligus model ternama di sebuah hotel berbintang lima. Daniel baru tahu saat Kevin tiba-tiba menelponnya dan memintanya untuk datang ke Surabaya karena dirinya akan menikah. Daniel dan beberapa kawan lainnya khusus dijemput oleh privat jet milik Kevin. And here we are… Sedari tadi Daniel duduk anteng di sebuah sofa. Ia senyam senyum sendiri memainkan gadget ditangannya. Jempolnya menscroll foto-foto kebersamaannya bersama Noah. Dibalik sikapnya yang dingin, ternyata Daniel sering mengabadikan moment manisnya bersama Noah di galeri. “Kenapa ngga lo ajak Noah sama Celine, Bro.” Kevin mengagetkannya. Ia mendongak lalu tersenyum. “Celine ada kerjaan banyak dan ngga bisa ditinggal. Kalau Noah dia masih terlalu kecil. Nanti aja gue ajak dia liburan kalau udah gedean dikit.” Beberapa teman dekat Daniel sudah mengetahui keberadaan Noah dirumahnya. Mereka tak menyangka Daniel memiliki anak dari mantannya. Masalahnya ia tidak tahu wanita mana yang sudah dengan tega ia nodai. “Semoga nanti anak gue seganteng Noah ya. Apa kita harus besanan, Bro? Gue harus bikin anak cewek kalau gitu.” “Ogah gue besanan sama lo.” “Sialan lo!” Daniel tertawa. “Oh iya Vin. Udah dapet kabar mengenai ibu kandungnya Noah?” Beberapa waktu yang lalu, Daniel menyambangi kantor Kevin untuk meminta bantuan mencari keberadaan ibu kandungnya Noah. Hidupnya tidak tenang jika belum mengetahui siapa yang mengandung dan melahirkan Noah. Ia akan bertanggung jawab atas perbuatannya yang keji itu. Daniel tidak ingin Noah kehilangan kasih sayang dari kedua orang tua kandungnya. Itulah mengapa ia meminta bantuan Kevin untuk melacak keberadaan ibunya Noah. “Gue belum dapat kabar lagi dari anak buah gue. Sabar ya. Mencari orang hilang ngga segampang balikin telapak tangan. Yang pasti kalau ada sedikit kabar pasti gue langsung ngabarin lo.” Kevin menepuk pundak Daniel. “Oke. Thanks ya udah mau bantuin gue.” “No problem, Bro. Gue harap elo menemukan titik terang dari teka teki ini ya.” “I hope so.” Waktu pemberkatan pun tiba. Kevin berjalan dengan gagah menuju altar pernikahannya. Deretan groomsmen yang tidak kalah menawan berjalan dibelakang sang calon pengantin pria. Enam orang pria lajang berjalan seperti seorang model professional yang melenggak-lenggok di atas karpet merah. Kaun hawa tak henti menatap keenam pria lajang nan tampan itu. Fokus mereka seolah teralihkan dari kedua pasangan pengantin yang baru saja mengucap janji pernikahan. Kevin dan Amelia resmi menjadi pasangan suami dan istri. Daniel memberikan selamat untuk sahabatnya tersebut. Ia segera menepi ke taman samping ballroom dimana resepsi Kevin digelar. Dari sakunya keluarlah sebuah kotak kecil yang berisikan beberapa punting rokok merek ternama. Daniel menyalakan salah satu dari rokok tersebut lalu menghembuskan kepulan asap ke udara. Ras bosan menghantui dirinya dan merokok adalah jalan ninjanya. “Hai, sepertinya kamu juga bosan ya.” Daniel menolehkan kepalanya lalu tersenyum. *** Kamar 306 Sebuah kamar yang disewa Danile untuk menuntaskan hasrat yang sudah tak terbendung lagi. Casandra Miles, seorang wanita dengan paras cantic berprofesi sebagai CEO dari sebuah butik ternama itu telah membangunkan sifat liar yang ada di dalam dirinya. Daniel sudah tahu jika sejak kehadirannya di acara pernikahan Kevin dan Amel, dirinya telah diamati dari jauh oleh Cassandra. Keduanya benar-benar mengobrol saat Cassandra menemuinya di taman samping. Keduanya langsung akrab dan semakin akrab dikamar. Daniel tidak menampik bentuk tubuh Cassandra adalah bentuk ideal yang selama ini ia cari. Cassandra sangat liar dan nyaris membuat Daniel kewalahan. Jujur, ia sangat menikmati malam panjangnya bersama Cassie-nama sapaan Cassandra. *** Beberapa saat sebelumnya. “Hai, sepertinya kamu bosan,” sapa Cassie. Daniel tersenyum. “Sedikit.” Cassandra berjalan mendekatinya. Daniel mematikan api rokoknya ke tembok. Melihat gelagat wanita dihadapannya, jakun Daniel mulai bergerak naik turun. “Bukankah para pria sangat menyukai pesta? Kenapa kamu malah sendirian disini,” ujarnya sambil merapatkan tubuh moleknya kearah Daniel. Bibirnya yang merah nan seksi it uterus menggoda keimanan Daniel. “I love party, ofcourse. Hanya saja khusus malam ini aku sangat bosan dengan pesta.” Daniel mengunci tatapan matanya kearah kedua manik mata Cassandra. Wanita itu tersenyum ke arahnya. “Aku pun merasa bosan. Itulah mengapa aku memilih keluar dari ruangan. Apakah ini jodoh?” Kali ini giliran Daniel yang tertawa. “Maybe yes. Maybe no.” Kedua tangan Daniel mulai merambah pinggang Cassie lalu menekan tubuh indahnya semakin merapat. Kedua tangan Cassie melingakar di leher Daniel. Tatapan keduanya semakin intens. Entah siapa yang memulai lebih dulu yang pasti sedetik kemudian keduanya saling memagut mesra. Daniel menyerah pada akal sehatnya. Ia membawa Cassie ke sebuah kamar yang sudah ia sewa selama berada di Surabaya. Cassie tertawa melihat Daniel yang tidak sabaran saat mereka berdua di dalam kamar. Daniel segera menyerang wanita cantik yang akan menemani tidurnya malam ini. Aku tidak perlu mencari wanita bayaran untuk menemani ku have fun malam ini, pikirnya. Satu persatu pakaian terlepas dari tubuh keduanya. Daniel memejamkan mata saat mendaratkan bibirnya dikulit mulus Cassie. Suara seksi yang dikeluarkan oleh Cassie semakin membuatnya menggila. Menurutnya apa yang ada di tubuh Cassie sangatlah pas dengan kriterianya. Cantik, seksi dan memiliki ukuran d**a yang sangat pas saat dalam genggamannya. “What’s your name? I’m Cassandra Wiryawan. Call me Cassie. And you?” Cassie mengelus rahang kokoh Daniel yang berbulu. Nafas keduanya terengah. Tubuh mereka sudah polos dan siap untuk permainan berikutnya. Cassie sangat suka dengan pria yang memiliki bulu bulu manja di wajahnya. Itulah mengapa dari awal melihat Daniel, Cassie merasa ingin mengenal pria itu lebih jauh. Dan keinginannya langsung terkabul. Malam ini dirinya akan berada dalam dekapan hangat si pria incarannya. “I’m Daniel. Daniel Atmadjaja. Call me what you want.” “Bagaimana kalau…. Sayang?” goda Cassie. Cassie menggerakkan pinggulnya ke area sensitive Daniel. Pria itu menggeram. Matanya menggelap. “Terserah. Yang pasti kau menjadi milik ku malam ini.” “I’m yours, sayang,” Daniel kembali mencium sekilas bibir Cassie. Ia merobek bungkus pengaman lalu memasangkannya dengan cepat. Keduanya kembali berciuman sembari mengarahkan adiknya ke tempat yang seharusnya ia berada. Cassie meremas pundak Daniel kuat kuat. Sedikit ada rasa tidak nyaman, but its fine. Perlahan Daniel bergerak lembut agar pasangannya tidak kesakitan. Lalu gerakannya semakin lama semakin tidak terkontrol. Malam panas pun tercipta. Cassandra adalah lawan yang tangguh. Daniel nyaris kalah oleh wanita cantik itu. Namun sayang Daniel mampu membalikkan keadaan. Daniel benar-benar terpuaskan malam itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN