Bab 3

1652 Kata
Semenjak perkenalan dengan Gerald, Anggita sering bertemu dengan Gerald si perpustakaan, sesekali Gerald datang menghampiri Anggita dikelasnya hingga membuat teman-teman Anggita heboh. Anggita sendiri hanya menganggap Gerald sebagai teman tapi entah mengapa teman-temannya menganggapnya berbeda. Dimata teman-teman sekelasnya Gerald adalah pria yang mengejar-ngejar Anggita. Angkasa yang awalnya sedang membeli siomay dikantin tidak sengaja mendengar percakapan anak-anak perempuan berseragam putih biru itu. "Gila, si Anggita keren banget bisa dideketin sama anak SMA itu, cakep banget sih tuh cowok, baik juga orangnya," ucap salah satu siswi. Angkasa mengerutkan dahinya, Ini Anggita yang dibahas tuh si Tata? "Iya kemarin tuh si Anggita balik dari perpus dianterin coba ke kelas, Gentle banget kan," timpal siswi lainnya. Ini sih beneran si Tata, Anggita yang hobi ke perpus kan cuma si kutu buku itu. Ucap Angkasa dalam hati "Gue rasa sih mereka uda jadian cuma masih malu-malu di publish," timpal siswi lainnya. "Ah loe pada ngomongin orang aja, udah cepetan makannya nanti keburu bel," ucap salah siswi lainnya mengingatkan. Angkasa membawa siomay yang ia beli ke tempat duduknya dimana Radhika berada. "Kenapa muka loe serius amat Sa?" Tanya Radhika bingung. Angkasa menyendok siomaynya dan mulai mengunyah. "Tadi gue denger anak SMP pada ngomongin si Tata," Radhika mengerutkan alisnya, "Ngomongin apa?" Tanya Radhika penasaran. "Gosip, Si Tata dideketin si Gerald, malah ada yang bilang mereka uda jadian," ucap Angkasa sambil mengendok siomay di hadapannya. Radhika membulatkan matanya kaget, "Serius?" Angkasa menggendikan bahunya, "Nanti gue coba tanya Tata dirumah," Radhika mengangguk menanggapi ucapan Angkasa, ia sendiri penasaran. Jam istirahat pun berakhir dengan ditandai berbunyinya bel sekolah, Radhika dan Angkasa bersama seluruh siswa-siswi lainnya pun turut kembali ke kelas mereka. Seperti siswa-siswi pada umumnya, mereka mengikuti setiap jam pelajaran dengan seksama, isi kelas berubah ricuh entah karena kejahilan siswa-siswi didalam kelas atau karena adanya tugas atau ujian mendadak. Tanpa terasa waktu mereka pulang pun tiba, seperti biasanya Radhika, Angkasa dan Anggita berkumpul di gerbang sekolah menunggu jemputan mereka, namun kali ini berbeda. Angkasa dan Radhika dibuat kaget dengan keakraban Anggita dan Gerald. Keduanya kini sedang tertawa bersama dan berjalan kearah dimana Radhika dan Angkasa berada. Angkasa memandang pemandangan di hadapannya dengan tangan terkepal. Angkasa membenci Gerald karena Gerald merebut wanita yang ia suka, Angkasa merelakan perasaannya karena wanita itu pun lebih memilih Gerald, tapi tidak lama kemudian terdengar kabar bahwa Gerald berselingkuh dan menyakiti wanita yang sebenarnya adalah wanita yang Angkasa suka. Kalau dulu Angkasa membiarkan Gerald bertindak sesuka hatinya tapi tidak untuk kali ini Angkasa tidak akan tinggal diam jika Gerald mempermainkan Anggita. Disisi lain ada Radhika yang merasa risih melihat kedekatan Anggita dan Gerald. Ada sebuah rasa panas didalam dirinya namun Radhika sendiri bingung mendeskripsikan perasaannya. Radhika tidak suka melihat Anggita tersenyum dan tertawa bersama Gerald. Anggita dan Gerald sampai di hadapan Radhika dan Angkasa. Anggita dan Gerald sama-sama bingung dengan tatapan permusuhan yang ditunjukan Radhika dan Angkasa. "Hati-hati pulangnya ya Git," ucap Gerald sambil mengacak-acak rambut Anggita. Angkasa mendengus kesal. "Gak usah pegang-pegang adek gue," ucap Angkasa dengan nada ketus. Radhika sendiri langsung menggengam tangan Anggita dan menariknya menjauhi Gerald. "Loe gak usah deket-deket Anggita lagi," ucap Radhika dengan nada datar. "Mas!" Protes Anggita spontan. "Dhika bener, jauhin Anggita," ucap Angkasa dengan nada sama datarnya. Gerald tersenyum sinis. "Loe gak bisa ngelarang, Anggitanya aja mau berteman sama gue," Anggita membulatkan matanya. Anggita tidak menyangka Gerlad akan menjawab ucapan Radhika dan Angkasa. Gerald berpamitan dengan Anggita kemudian langsung pergi tanpa berpamitan dengan Radhika dan Angkasa. Anggita menatap sebal keduanya dan tidak lama kemudian sopir gang menjemput Anggita, Radhika dan Angkasa pun tiba, ketiganya menaiki mobil Alphard yang menjemput mereka pun tiba, Angkasa dan Radhika naik dalam diam. Sepanjang perjalanan Anggita, Angkasa dan Radhika hanya terdiam, sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing. Hingga sesampainya didepan rumah keluarga Djaya, Anggita memekik senang karena melihat mobil Eyang nya. Anggita masuk sambil berlari mencari Eyangnya, "Eyanggggg... Mamaaaa... Tata pulanggg..!" Radhika sama Angkasa memasuki rumah sambil berjalan santai keduanya berpandangan dan menggelengkan kepala mereka melihat tingkah Anggita. "Aduh Ta! Jangan lari-lari nanti jatuh," ucap Diandra dengan nada sebal. Anggita meringis dan mendekati Eyangnya dan memeluknya. "Eyanggg, Tata kangenn.." ucap Tata sambil memeluk Eyangnya. Eyang Tata tersenyum dan membalas pelukan Anggita dengan sama eratnya, "Eyang juga kangen," Tidak lama kemudian Radhika dan Angkasa pun masuk. Keduanya memilih duduk dihadapan Eyang. "Eyang uda lama sampe?" Tanya Angkasa dan Radhika berbarengan. Diandra dan Eyang tersenyum. "Kompak bener," ledek Diandra dan keduanya hanya terdiam. "Eyang sampe tadi pagi," jawab Eyang dengan suara lembutnya. "Ayah sama Ibu Dhika tugas ke luar kota?" Tanya Eyang pada Radhika. "Iya Eyang, Ayah sama Ibu ke Solo." Jawab Radhika dengan nada sopan. "Raisa dan Raina dimana Dhik? Kenapa gak nginep disini sekalian?" Tanya Eyang lagi. "Enggak Eyang, Raisa sama Raina dirumah Ante Chika," "Kalian bersih-bersih dulu sana, nanti habis itu makan. Mama uda masakin Ayam bakar kesukaan Asa," "Iya Ma," jawab Angkasa kemudian berdiri diikuti Radhika. "Tata ganti baju dulu ya Eyang," ucap Anggita kemudian berdiri meninggalkan Mama dan Eyangnya. Selesai bersih-bersih dan ganti baju, Radhika, Angkasa dan Anggita pun pergi menuju ruang makan. Ketiganya duduk di meja makan dan menyantap masakan Diandra. "Ta, kamu pacaran sama si Gerald?" Tanya Angkasa to the point. Anggita kaget dan menatap horor Angkasa. "Apaan sih Mas, Tata cuma temenan aja sama Mario," ucap Anggita kesal. "Mario?" Ucap Radhika membeo. Anggita memutar bola matanya malas. "Ada apa ini?" Tanya Eyang sambil duduk disebelah Angkasa. "Ini Eyang, si Tata udah pacar-pacaran," ucap Angkasa mengadu pada Eyangnya. Eyang tersenyum mendengar ucapan Cucu pertamanya itu. "Iya Ta?" Tanya Eyang memastikan. "Enggak Eyang, bohong. Tata nggak pacar-pacaran kok," ucap Anggita memberi klarifikasi. Angkasa mencibir. "Besok-besok pulangnya sama Mas Asa sama Mas Dhika, nanti kami jemput ke kelas kamu, nggak usah deket-deket sama si Gerald," ucap Angkasa bernada perintah. Anggita menatap horor Angkasa. "Mas!-" ucapan Anggita terpotong dengan ucapan Eyangnya. "Gak apa-apa Ta, maksud Mas Asa baik mau jaga Tata, denger Mas Asa ya. Kalo nggak sama Mas Asa ya sama Mas Dhika," ucap Eyang sambil menatap lembut Anggita. Anggita akhirnya menyerah. Anggita mengangguk atas ucapan Eyangnya. Anggita memang di didik untuk tidak membantah orang tua atau pun Eyangnya. Sementara Radhika yang dari tadi hanya diam sambil menikmati makanannya diam-diam memperhatikan reaksi Anggita. Radhika tau Anggit menaruh perasaan pada Gerald, walaupun Anggita tidak mengakuinya. --- Hari ini seperti hari-hari biasanya Radhika dan Anggita pergi ke sekolah, tetapi tidak dengan Angkasa. Hari ini Angkasa dirumah karena demam. Radhika pun pergi ke sekolah bersama Anggita menaiki motor baru yang dibelikan orang tua Radhika. Disekolah semua berjalan seperti biasa, Keduanya mengikuti pelajaran dengan baik, makan pada saat jam istirahat. Anggita sedang berjalan menuju kantin dan memesan soto ayam kesukaannya. Anggita membawa soto ayam pesanannya dan duduk di kantin bersama teman-temannya mengobrol sambil memakan soto ayam pesanannya. Anggita menghentikan makannya dan terdiam melihat pemandangan di hadapannya. Seorang siswi SMA yang Anggita tau bernama Leticya. Radhika kini sedang bersama Leticya. Leticya sedang bergelayut manja pada lengan Radhika. Radhika sendiri tersenyum tipis melihat tingkah Leticya. Melihat pemandangan itu Anggita pun memalingkan wajahnya dan memilih fokus kembali pada makanannya, perasaannya tiba-tiba berubah menjadi aneh melihat pemandangan itu. Saat jam istirahat berakhir Anggita kembali masuk kedalam kelasnya dan mengikuti pelajaran selanjutnya, Anggita pun mengikuti pelajaran selanjutnya dengan pikiran melayang teringat dengan kebersamaan Radhika dan Leticya, perasaannya aneh setiap mengingat kejadian itu. Hingga tidak terasa jam pulang sekolah pun tiba. Gerald mendatangi Anggita dan mengajak Anggita pulang bersama. Anggita pun mengiyakan mengingat Angkasa tidak masuk sekolah dan Radhika mungkin sibuk dengan Leticya. Anggita dan Gerald sudah berada di lorong sekolah menuju parkiran. Anggita pun sudah siap untuk pulang ketika seseorang berteriak memanggil namanya. "ANGGITA!" Anggita menenggok dan mencari sumber suara yang ia kenal jelas adalah suara Radhika. Radhika pun mendekati Anggita dan menatap Anggita dengan tatapan datar. "Tata bareng Mas Dhika pulangnya!" ucap Radhika dengan nada tegas. "Nggak mau, Tata mau bareng Mario!" ucap Anggita dengan nada kesal. "Gak bisa, Eyang uda titip pesan sama Mas Dhika kalau Tata harus pulang sama Mas" ucap Radhika tidak mau ditolak. "Tata gak mau Mas, Tata uda janjian sama Mario!" ucap Gita frustrasi. "Pokoknya gak bisa! Mas tunggu di parkiran, awas kalo sampe berani pulang sama Mario, Mas laporin Eyang kamu gak nurut" "Mas Dhika nyebelin! Tata benci Mas Dhika!" ucap Gita kemudian pergi dari hadapan Radhika. Radhika menghela nafas kasar. Tangannya mengusap kasar wajahnya. Radhika tidak suka  Anggita  dekat dengan pria manapun apa lagi Anggita masih SMP kelas 3. Seharusnya Anggita masih fokus belajar bukannya dekat dengan seorang pria. Radhika kesal. Jam pulang sekolah, Radhika sudah duduk di motornya sambil melepas dasi abu - abunya dan tersenyum kecil menatap Anggita dari kejauhan berjalan menuju dirinya. Anggita memang suka mendebatnya namun Radhika tau Anggita pada akhirnya akan menuruti dirinya. "Udah mau pulang?"tanya Radhika ketika Anggita sudah sampai dihadapannya. Anggita menatap sebal pria yang berada dihadapannya dan hanya mengangguk sebagai jawabannya. "Ya sudah ini pakai helmnya." ucap Radhika sambil menyodorkan sebuah helm pada Anggita. Anggita menerima helm yang Angga berikan dan memakainya. Selesai mengenakan helm, Anggita pun naik keatas motor Radhika. Radhika pun menyalakan motornya dan mulai menjalankan motornya. Radhika menyadari kini Anggita marah pada dirinya. Radhika pun membelokan motornya menuju kedai es krim gelato. Anggita begitu menyukai es krim gelato. Anggita pun menyadari niat Radhika pun tersenyum tanpa ia sadari. Anggita tersenyum karena ia tau Radhika sedang berusaha meminta maaf pada dirinya dengan membawanya pergi ke kedai es krim gelato langganan mereka. "Ta, makan es krim dulu yuk" Anggita pun ikut turun sambil menyembunyikan senyumnya. "Kamu tunggu disini, Mas pesan dulu" ucap Radhika dan mendapat jawaban Anggukan dari Anggita. Tak lama kemudian Radhika datang dengan dua cup es krim gelato dan memberikannya pada Anggita. "Terima kasih Mas Dhika, Mas Dhika memang yang terbaik" ucap Anggita sambil memberikan kedua jempolnya pada Radhika. Radhika pun mengacak - acak rambut Anggita. Gadisnya kini sudah tidak marah lagi. --- Dear Readers, Maaf aku baru update. Lot of things come up this week. Maaf belum bisa memuaskan semua pihak, mohon dimaklumi ya, baru belajar.. Happy Reading ❤️❤️
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN