Bab 1

1170 Kata
Seorang anak laki-laki berusia delapan tahun sedang asik bermain sebuah mobil-mobilan di teras depan rumahnya. Anak laki-laki itu terlihat sangat tampan, lucu dan menggemaskan untuk ukuran seorang anak laki-laki. Kulitnya putih bersih, matanya bulat penuh, pipinya chubby, rambutnya kecoklatan dan tubuhnya gempal. "Dhika, Ibu minta tolong makanan ini dianter ke tetangga kita yang baru ya," Anak laki-laki yang bernama Radhika Pratama Nugraha, anak pertama dari pasangan Pandu Nugraha dan Belinda Nugraha pemilik perusahan konstruksi dan arsitektur ternama di Jakarta, Nugraha Inc. Radhika sendiri kini memiliki dua adik kembar perempuan bernama Raina Nugraha dan Raisa Nugraha. Radhika beranjak dari duduknya dan menghampiri Ibunya yang kini sudah berdiri menenteng sebuah tas kanvas. "Ibu minta tolong ya Nak," ucap Belinda pada Radhika ketika Radhika sampai dihadapannya. Radhika mengangguk dan mengambil kantong kanvas itu dan pergi ke rumah sebelah. Radhika mendapati rumah disebelah itu terlihat sepi. "Permisi...!" ucap Radhika dengan suara yang nyaring. Seorang anak perempuan berdiri diambang pintu dan menatap Radhika kemudian masuk lagi. Radhika tertegun menatap anak perempuan yang lebih kecil darinya itu. Anak perempuan itu bagaikan boneka, wajahnya cantik, kulitnya putih, matanya yang sipit dan rambutnya yang panjang bergelombang. Anak kecil itu mengintip dari pintu ketika seorang wanita seumuran Belinda keluar menghampiri Radhika. "Hallo Tante, ini dari Ibu." Ucap Radhika sambil menyodorkan tas kanvas yang ia bawa. Wanita itu pun kaget. "Hallo Anak Tampan, Nama kamu siapa? Rumah kamu dimana?" "Nama aku Radhika, Tante. Rumah aku itu." Jawab Radhika sambil menunjuk rumahnya. "Terima kasih ya Radhika, Tante titip salam sama Ibu kamu ya.. Terima kasih juga buat Ibu.." "Baik Tante," ucap Radhika pada wanita didepannya itu. Radhika melirik ke arah anak kecil yang mengintip di balik pintu. Diandra mengikuti arah pandangan Radhika dan tersenyum. "Tata, kesini kenalan sama Mas Radhika," ucap Diandra sambil melambaikan tangannya memanggil Anggita. Anak perempuan yang bernama lengkap Anggita Djasa Saputra, anak kedua dari pasangan Devano Djaya dan Diandra. Anggita memiliki seorang Kakak laki-laki yang berbeda lima tahun darinya bernama Angkasa Putra Djaya. Anggita melangkah mendekati Diandra dengan langkag malu-malu. Diandra tersenyum dan mensejajarkan dirinya dengan Radhika dan Anggita. "Mas Radhika, kenalin ini Anggita, biasa dipanggil Tata. Nah Tata, kenalin ini Mas Radhika, Mas Radhi ini rumahnya disebelah rumah kita," Radhika mengangkat tangannya dan mengajak Anggita untuk bersalaman. Anggita membalas dengan malu-malu. "Dhika," ucap Radhika memperkenalkan diri. "Tata," ucap Anggita dengan suara pelan. Radhika tersenyum kecil ketika tangannya dan Anggita terlepas. Anggita mundur dan berdiri dibelakang tubuh Mamanya. "Nanti Mas Dhika main bareng Tata ya," ucap Diandra sambil tersenyum. Radhika hanya mengangguk dan pergi kembali pulang ke rumahnya. Radhika pulang sambil tersenyum. Radhika jatuh hati pada anak perempuan bernama Anggita itu. Bagi Radhika, Anggita cantik seperti boneka. --- Lima tahun kemudian... "Mas, Tata mau main ini, temeninnnn.." ucap Anggita sambil merajuk dan membawa-bawa stetoskop mainannya. "Ta, Mas lagi ada PR, Tata main aja sama Ibu sana," ucap Radhika dengan nada sedikit membentak dan sebal. Angkasa yang sedang mengerjakan PR disebelah Radhika terkesiap kaget sedangkan Anggita mendengar suara penolakan Radhika pun ciut dan duduk diam tidak jauh dari Radhika. "Tata mau main sama Mas Asa aja?" Tawar Angkasa karena tidak tega melihat wajah sedih adiknya. Radhika menyadari keterdiaman Anggita. Radhika menatap Anggita yang kini tertunduk memainkan kedua tangannya. Radhika pun menghela nafas perlahan dan mendekati Anggita. "Maafin Mas ya Ta, Mas gak maksud bentak Tata, Mas lagi ada PR Sekolah, Tata udah buat PR?" tanya Radhika dengan nada lembut. Anggita menggangkat wajahnya dan menggangguk perlahan. "Ya udah, tunggu sebentar ya, Mas buat PR dulu. Nanti habis buat PR nanti Mas temenin Tata main," ucap Radhika sambil menatap Anggita. "Janji?" Tanya Anggita dengan nada ragu-ragu. "Janji," jawab Radhika yakin. Anggita pun tersenyum lebar dan Radhika pun membalas senyuman Anggita sama lebarnya. Radhika kembali mengerjakan PR nya dan ketika selesai Radhika menepati janjinya bermain dengan Anggita. Angkasa ikut tersenyum melihat senyum lebar Anggita. Angkasa memang didik oleh Devano dan Diandra untuk menyayangi adiknya, Anggita. Radhika, Angkasa dan Anggita seperti kakak dan adik, ketiganya begitu dekat. Semenjak Angkasa dan Anggita pindah menjadi tetangga Radhika, Angkasa, Anggita dan Radhika pun sekolah di sekolah yang sama. Ketiganya selalu bermain bersama bahkan sesekali Radhika mengajari Anggita belajar mengerjakan PR nya. Kedua orang tua Radhika dan Anggita pun dekat semenjak bertetangga. Pandu, Ayah Radhika sering keluar kota karena urusan kantor dan Belinda sebagai istri selalu menemani sang suami. Dulu sebelum ada Devano dan Diandra sebagai tetangga mereka, Radhika dititipkan ke rumah adik Pandu, namun semenjak Devano dan Diandra menjadi tetangga mereka, Radhika dititipkan pada Devano dan Diandra. Begitu pula sebaliknya saat Devano dan Diandra keluar kota maka Angkasa dan Anggita dititipkan di rumah Pandu dan Belinda. Setiap pagi Radhika, Angkasa dan Anggita pergi kesekolah diantar Pak Maman, supir keluarga Nugraha. Saat jam istirahat, keduanya pun selalu bersama-sama. Benar-benar seperti kakak dan adik yang tidak terpisahkan. "Mas Dhika, Mas Asa, Tata, yuk makan," ucap Belinda. Radhika dan Anggita yang sedang bermain pun beranjak dan mendekati Belinda. Keduanya duduk dan menunggu Belinda menyiapkan makanan untuk mereka. Belinda, Radhika dan Anggita makan bersama. Sudah dua hari Anggita tinggal bersama keluarga Nugraha karena kedua orang tuanya harus pergi ke luar kota. "Tata udah buat PR sekolah?" Tanya Belinda pada Anggita. "Udah Bu," jawab Anggita sambil mengangguk. "Mas Dhika sama Mas Asa. Udah buat PR sekolah?" Tanya Belinda lagi kali ini pada Radhika. "Udah Bu," jawab Radhika singkat. Ketiganya kembali menikmati makanan mereka. Selesai makan Radhika dan Anggita duduk di ruang keluarga sambil menonton televisi. "Mas Dhika, Mas Asa sama Tata sudah siapin buku pelajaran disekolah untuk besok?" Tanya Belinda sambil membawa sepiring buah strawberry kesukaan Anggita. "Udah Bu.. Tapi besok Tata ada pelajaran olahraga," ucap Anggita dengan nada malas. "Kenapa memang? Pelajaran olahraga kan seru bisa main basket," timpal Radhika. "Tata gak suka olahraga, capek." Ucap Anggita dengan wajah sebal. Radhika memutar bola matanya malas."Dasar anak perempuan," Belinda tersenyum. "Olahraga kan biar badan Tata sehat," Radhika mengambil buah strawberry sambil berkata "Tata paling malas gerak Bu," "Biarin," ucap Anggita cuek mengunyah buah strawberry kesukaannya. "Gimana mau tinggi kalo kamu malas bergerak," cibir Radhika. Anggita mengabaikan ucapan Radhika. Anggita dan olahraga tidak akan pernah menjadi teman baik. Berbeda dengan Anggita, Radhika begitu menyukai pelajaran olahraga terutama basket. "Bu, nanti sore Dhika sama Asa izin ya mau main basket di lapangan biasa sama Tommy dan Dion terus nanti main sama temen-temennya Dion juga." "Boleh tapi kamu hati-hati ya mainnya," "Iya Bu.." Anggita melirik Radhika dengan wajah bingung. "Kalo Mas Dhika sama Mas Asa pergi nanti Tata main sama siapa?" "Tata main sama Ibu aja gimana?" Tawar Belinda. "Yahhh.. Tata mau main sama Mas Dhika sama Mas Asa juga," ucap Anggita sedih. "Tata mau ikut Mas Dhika aja mau?" Tawar Radhika. Anggita mengangguk penuh semangat. Radhika kecil memang tidak pernah tega melihat wajah Anggita menunjukan kesedihan. Radhika selalu mengusahakan untuk menuruti keinginan Anggita. Disisi lain Anggita kecil begitu mengagumi Radhika karena Radhika selalu mengutamakan dirinya. Radhika selalu ada untuknya dan Radhika selalu memperlakukan Anggita dengan baik. Anggita mengikuti kemana pun Radhika pergi. Kedua orang tua Radhika ataupun orang tua Anggita gemas melihat kedekatan Radhika dan Anggita. Keduanya seakan begitu kompak tak terpisahkan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN