Suamiku Jadul Part 47 Tak kuberitahu pada Bang Parlin, kenapa ustaz itu tiba-tiba berubah, tak juga dia bertanya, ingin juga rasanya aku menyombongkan diri, kalau saja gini-gini, aku juga bisa jadi pahlawan. Ustaz itu sampai beberapa kali menelepon suami, ingin juga aku suami periksa isi inbox, akan tetapi tidak dia periksa juga. Si ustaz pun mungkin tidak memberi tahu karena malu. "Ustaz itu padahal teman Abang, kami besar bersama, sekolah di pesantren yang sama, bedanya dia sampai tamat, abang tidak," kata suami di suatu sore. Saat itu kami lagi berjalan sore-sore sambil bawa si Ucok. "Mungkin maksudnya baik, Bang, dia kira mungkin Amang Boru benar ditelantarkan," jawabku kemudian. "Kok adek gitu sekarang?" "Gitu kek mana, Bang?" "Tumben berprasangka baik, biasanya adek yang