“Ya Allah, yang setiap jiwa berada dalam genggaman-Mu. Setiap jiwa berada dalam kendali-Mu Wahai Dzat yang Maha Berkuasa.” Bhanu Pov Begitu aku tiba di ruang Ghendis, aku langsung menghampiri dan mencium keningnya. “Assalamu’alaikum, Sayang. Mas datang lagi, kamu masih betah tidur aja?” tanyaku sambil menatapnya sendu. Aku menghela napas panjang. Lalu aku segera membuka vas yang kubeli dari kotaknya. Aku menuju wastafel kamar mandi untuk mengisi air lalu kuletakkan di meja nakas yang ada di samping ranjangnya. Setelah itu, aku menatap buket bunga mawar merah yang telah kubeli tadi lalu kutunjukkan padanya yang masih memejamkan mata. Menurut Bastian, aku memang harus sering mengajak Ghendis mengobrol meski kelihatannya ia tak mendengar dan tak bisa merespon apa pun. “Lihat, Dhis. Ma