Luka sayatan di wajah, dadda dan beberapa bagian tubuh yang membuat anggota ini berlumuran darah dan meninggal dunia. Saat yang lain serius dengan korban, justru Jesica terpaku dengan tetesan darah yang mengarah ke rumah kosong itu. Dia pun beranjak dari tempatnya, kemudian melangkah menyusuri tetesan darah yang begitu panjang itu. “Jes, kau kenapa?” tanya Devano. Dia pun ikut beranjak mengikuti Jesica. Namun, Jesica taj menjawab, justru dia tetap menyusuri tetesan darah itu. Dia ingin tahu di mana tetesan darah itu berakhir. Devano yang tak paham tetap mengikuti Jesica, dia belum mengetahui jika ada tetesan darah yang menjadi pusat perhatian Jesica hingga dia tak dihiraukan. “Jes, kenapa, sih?” Devano memberanikan diri untuk bertanya kembali. Jesica menunjuk ke arah lantai. “Lihat it