23. Kecurigaan Ibu Ida

1647 Kata

Nayra sudah cukup menenangkan diri. Bukan sekali Saga menegaskan padanya jika dia hanya berstatus istri siri pencetak anak saja. Tidak ada cinta untuknya. Namun, sebagai perempuan, perlakuan lembut Saga selalu membuatnya baper. Padahal sudah berulang kali hati kecilnya mengingatkan jika perhatian Saga ditujukan untuk calon anaknya. Setelah merasa baikan, Nayra keluar kamar. Di ruang keluarga dilihatnya sang mertua sedang duduk sendiri menghadap televisi. "Lho ... Nayra, mata kamu merah begitu, habis nangis, ya?" tebak Ibu Ida begitu menyadari kehadiran Nayra. Nayra menyengir. "Iya, tadi tiba-tiba ingat nenek. Jadinya aku nangis, Bu." Nayra membuat alasan yang cukup masuk di akal. "Ibu sendirian, boleh saya temani?" "Saya lagi nunggu Dela. Dia ngajak saya belanja bulanan. Lagi dandan d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN