Saga dan Nayra menganga tidak percaya. Ini seperti mimpi. "Sungguh kah?" tanya Saga takjub. Dia seakan tidak percaya Dela bisa punya ide seperti itu. Dela mengangguk anggun. "I love you." Saga memeluk Dela dengan haru. "Eum ... Mbak Dela, maaf bukannya mau menolak, tapi saya sudah terbiasa hidup mandiri seperti ini," tutur Nayra hati-hati. Sungguh dia merasa tidak nyaman jika harus seatap dengan kakak madunya. "Lagian adik saya juga sering main kok. Jadi saya jarang kesepian." Dela mengurai pelukannya dari Saga. Tatapan dinginnya membuat hati Nayra bergetar. "Jadi kamu menolak niat baik aku?" "Eum ... bukan begitu." Nayra langsung menepis dengan gelengan, "tapi, kalo aku pergi, terus bagaimana dengan rumah ini? Apakah akan dibiarkan kosong tanpa penghuni? Kan sayang juga." Dela ter