Search

1242 Kata
Pagi itu, persis seperti apa yang telah diucapkan oleh Vea dan Nathan. Julio menemani Cora dan Vea pergi menuju I.F Corp untuk meminta alat morse milik Sebastian agar mereka bisa berkomunikasi dengan Leo di kediaman Miles, sedangkan Josh dan Nathan langsung menuju ke laboratorium untuk mencari data maupun serum yang bersangkutan dengan serum yang dicari oleh mereka. Karena mereka tidak bisa bertegur sapa lewat telfon, Lud yang sudah membaik di sana pun akhirnya memberikan walkie talkie kepada mereka agar mereka bisa saling berbagi kabar satu sama lain. “Saluran satu adalah Nona Samantha, Saluran dua adalah Nathan dan saluran tiga adalah diriku” ucap Lud kepada mereka yang kini mengangguk mengerti dan memahami bagaimana cara menggunakannya. “Maaf untuk saat ini kau tinggal di rumah, Lud” ucap Vea, dan mendengar ucapan itu membuat Lud menganggukkan kepalanya menanggapi sang Nona. “Aku yang justru meminta maaf karena tidak bisa ikut bersama dengan kalian” ucap Lud, dan hal itu membuat Vea menggelengkan kepalanya menanggapi itu. …   “Robert peridzinkan temanku Josh untuk masuk ke dalam labpratorium ini, karena dia akan membantuku dalam mencari data yang kucatat di sini!” pinta Nathan kepada Robert si robot, mendengar permintaaan itu pun tentu membuat Robert mengikuti semua perintahnya, “Baik tuan … Akses untuk tuan Josh telah dibuat!” balas Robert kepada Nathan yang kini menganggukkan kepalanya dan menoleh menatap Josh yang kini berjalan masuk ke dalam lab setelah ia diberi akses oleh Robert. “Wah … aku tidak menyangka jika laboratorium ini sangat besar!” ucap Josh berdecak kagum, mendengar dirinya menganggumi lab tersebut membuat Nathan tersenyum dan mengangguk menanggapi hal itu. “So … di mana file yang belum kau temukan?” tanya Josh kini menepuk tangannya satu kali untuk menandakan bahwa topik mereka sudah berubah, mendengar pertanyaan itu membuat Nathan menunjuk ke arah pojok kiri dari ruangan di mana lokasi tersebut dipenuhi oleh rak yang memiliki banyak sekali buku yang tertata di dalamnya. “Huft … woaw! Buku yang banyak1” ucap Josh terkejut dengan jumlah buku yang terlihat menumpuk di rak buku itu, dan membuat Nathan tertawa mendengarnya. “Ah! Apakah kau sudah mengecek di data robotmu itu?” tanya Josh kepada Nathan yang kini mengerutkan dahinya dan menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan tersebut.   “Kalau begitu biarkan buku-buku ini aku yang mencari, kau hanya perlu mencarinya di data komputer miliknya1” ucap Josh menyarankan kepada Nathan, dan hal itu segera di setujui olehnya yang kini berjalan mendekati layar besar yang ia yakini bahwa Robert berada di  dalam layar itu. “Robert, bisakah anda perlihatkan data yang telah di buat oleh Tuan Deco?” pertanyaan yang dilontarkan oleh Nathan di sana membuat Robert sang robot menanggapinya dengan hal lain. “Sir, aku tidak memahami ucapan anda, anda adalah tuan Deco … kenapa anda bertanya seolah anda bukanlah diri anda sendiri?” ucap Robert bertanya kepada Nathan yang kini tampak terkejut mendengarnya dna kini menoleh menatap Josh yang juga mengedikkan kepalanya, seolah menceramahi tindakannya yang berucap seperti orang bodoh di hadapan sang robot. “Ah! Ya! Tentu … aku Deco … aku hanya sedang tidak fokus, maafkan aku … tolong buka data mana saja yang pernah aku buat di dalam drivemu” ucap Nathan meluruskannya, untunglah ucapan dari Nathan dipercayai oleh Robert sang robot yang kini memberi akses kepada dirinya dan membukakan drive yang pernah di buat oleh Deco. “Jumlah seluruh data yang anda simpan di dalam drive saya berjumlah seratus lima puluh tujuh ribu enam ratu sembilan puluh lima, Sir” penjelasan Robert pun membuat Nathan hanya mampu menghembuskan napasnya dengan cukup kencang, ia merasa bahwa hari akan terasa sangat singkat mulai dari detik ini. “Apakah aku harus membuka data itu satu persatu?” sebuah pertanyaan pun terlontar dari mulut Nathan yang kini menoleh menatap Josh yang masih berkutat dengan buku-buku catatan Deco di rak pojok kiri ruangan itu. Bermaksud untuk bertanya kepada Josh, namun ia tidak ingin mengganggu konsentrasinya saat ini. “Mulailah dengan Serum terlebih dahulu, Nat” ucap Josh memberikan saran kepada Nathan yang kini tersenyum, merasa senang karena Josh ternyata mendengarkan pertanyaannya juga, hal itu pun membuat Nathan kembali menatap ke arah layar yang menampilkan jumlah file yang terdapat di dalam drive milik Robert sang robot. “Robert … bisakkah kau memperlihatkanku serum mana saja yang pernah aku buat, beberapa tahun yang lalu?” tanya Nathan kepada Robert yang kini langsung mengakses permintaan Nathan. “Sir … semua data yang sudah anda simpan berjumlah tiga ribu lima ratus tujuh puluh satu” jawab Robert kepada Nathan yang kini menganggukkan kepalanya, “Apakah diantara serum ini ada yang kunamakan sebagai serum kebangkitan, Robert??” pertanyaan bodoh yang diucapkan oleh Nathan di sana membuat Josh terkekeh dan membuat Robert menampilkan tanda tanya besar di dalam layar besar yang tengah di tatap oleh Nathan saat itu. “Sir … saya tidak menemukan nama serum yang anda maksud, dan nama itu adalah yang pertama kalinya saya dengar dari anda ”jawab Robert kepada Nathan, “Tentu mana ada seseorang ilmuan yang memberikan nama seaneh dan seawam itu!” kali ini sindiran yang dilontarkan oleh Josh membuat Nathan mendengus kesal menoleh menatap Josh yang masih tidak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari buku-buku yang ia pegang saat itu.  “Lalu bagaimana caraku untuk mencari serum itu???” tanya Nathan mulai merengek kepada Josh, dan itu merupakan hal yang wajar, karena Josh memiliki selisih umur yang lumayan jauh berbeda dengan Nathan, Saat ini Nathan berusia dua puluh lima tahun dan usia Josh sudah hampir mendekati umur tiga puluh, yakni dua puluh sembilan tahun. Josh yang mendengar rengekan dari Nathan yang tidak dan belum pernah ia lihat sebelumnya pun membuat Josh akhirnya menghembuskan napasnya dna menggeram pelan sebelum akhirnya memberi sebuah solusi kepada Nathan. “Cari saja serum terakhir yang di buat oleh dirinya, kurasa itu akan mudah di cari di banding kita harus mencari dari pertama kali ia membuat ribuan serum itu!” itulah solusi yang diberikan Josh kepada nathan, yang pada akhirnya membuat Nathan pun tersenyum dan segera meminta hal itu kepada Robert. “Robert … tolong perlihatkan aku serum terakhir yang aku kerjakan di sini!” pinta Nathan kepada Robert, dan mendengar permintaan itu pun membuat Robert berucap, “Sir … terakhir anda membuat lima serum yang berbeda, apakah anda ingin saya menampilkan semuanya?” tanya Robert kepada Nathan, yang kini memberikan anggukan persetujuan oleh Nathan. Lima nama serum pun muncul di layar komputer yang besar itu, dan hal itu membuat Nathan memutuskan untuk mempelajari semua serum itu satu persatu. “Robert … tolong jelaskan kepadaku kelima serum ini secara mendetail!” pinta Nathan kepada Robert, Nathan saat ini berjalan meraih sebuah kursi dan kemudian terduduk di depan layar komputer yang besar itu. “Tapi Sir … ada dua serum yang ada buat tidak memiliki penjelasannya, anda tidak berucap sama sekali mengenai dua serum ini.” ucap Robert kepada Nathan yang kini mengerutkan dahinya mendengar hal itu. “Aku tidak membuatnya??” tanya Nathan lagi, dan hal itu membuat Robert menyetujuinya dengan berucap “Ya,Sir.” dan hal itu kembali membuat Nathan menghembuskan napasnya. “Kalau begitu jelaskan tiga serum yang memiliki penjelasan terlebih dahulu kepadaku!” itulah keputusan yang dibuat oleh Nathan yang pada akhirnya membuat Robert pun membuka satu persatu produk serum yang telah dibuat oleh Deco terakhir kalinya. “Serum pertama yang anda buat beberapa waktu yang lalu adalah X1XO, Sir” ucap Robert, dan Nathan terdiam di hadapan layar untuk mendengarkan dan melihat rumusannya.   …  To be continue.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN