Waiting for Franco

1211 Kata
Makam malam pun tiba, seperti biasa mereka berkumpul di ruang makan bersama dengan Cora dan Lud, namun kali ini kedatangan Samuel cukup mengejutkan Cora dan Lud yang berada di sana. “Sejak kapan kau datang, Samuel?” tanya Cora kepadanya yang kini berjalan masuk ke dalam ruang makan dengan diikuti oleh dua maid lainnya di belakang, mendengar pertanyaan itu membuat Samuel tersenyum dan kemudian menoleh menatap Lud yang terkekeh di sana. “Siang tadi! Aku pulang dan langsung beristirahat total, jadi kau tida mengetahui kedatanganku” jawab Samuel dengan santai dan kemudian duduk tepat di hadapan Nathan yang kala itu mengenakan topeng, kedua mata Semuel pun menatap dirinya seolah Samuel penasaran dengan Nathan. Melihat hal itu membuat Cora menyipitkan matanya dan kemudian bertanya, “Apakah Samantha tahu kau sudah pulang?” tanya Cora kepada Samuel yang kini menoleh menatap Cora seraya menggelengkan kepalanya, “Aku akan mengejutkannya di sini, oleh sebab itu aku sengaja tidak keluar kamar dan memerintahkan para maid untuk tidak berucap kepadanya, dan kuharap kalian juga tidak memberitahukannya kepada ibuku” ucap Samuel di sana seraya tertawa kepada Cora dan lagi-lagi menoleh menatap Nathan yang kini mulai menjadi risih karenanya, “Eum … ada apa?? kurasa anda sedari tadi melihatiku?” tanya Nathan dengan sengaja kepada Samuel yang kini tersenyum dan menganggukkan kepala seraya berucap, “Yah … aku melihatimu karena aku penasaran, di antara tamu ibuku, hanya kau saja yang memakai topeng … siapa kau?? apa yang kau sembunyikan?” tanyanya cukup pintar, dan hal itu membuat Lud kini berdeham dan kemudian berjalan menghampiri Samuel seraya menepuk pundahnya dan berucap, “Dia adalah orang penting … jadi berikan sopan santun yang besar kepadanya, dan makanlah bersama denganku di taman luar, bagaimana?” ucap Lud menawarkan hal itu, dan itu membuat Samuel terkekeh dan kemudian berucap, “Jadi kau menyuapku?” tanya Samuel di sana, dan hal itu membuat Lud mengangguk menanggapinya, dan akhirnya Samuel mengangguk seraya berucap, “Oke1 let’s go! Aku akan makan di sana bersama denganmu, tapi biarkan aku di sini dulu untuk mengejutkan Ibunda”pinta Samuel kepada Lud yang kini tersenyum dan mengangguk seraya mengacak rambut anak kecil itu. Cklek! Pintu besar terbuka di sana, dan menampilkan seorang wanita yang kini berjalan mengenakan gaun biru dongkernya masuk ke dalam ruangan tersebut. “!!” langkah kaki dari wanita itu pun terhenti ketika menatap seseorang yang tidak asing baginya di sana sedang ikut terduduk dan tersenyum dengan manis di hadapannya, “Samuel?” tanya Samantha kepadanya yang kini berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri sang Ibunda. “Bunda~” panggilnya dengan manja, Samuel berlari dengan kencang dan kemudian memeluk Samantha dengan begitu erat, seolah Samuel amat merindukan Ibundanya di sana. Sebuah momen yang amat hangat untuk di lihat. “Kapan kau datang??” tanya Samantha kepadanya dengan begitu lembut, dan hal itu membuat Nathan menyadari bahwa Vea yang kala itu berakting menjadi sosok ibu bagi Samuel pun benar-benar tulus menyayangi anak dari kakaknya tersebut. “Siang tadi, maafkan aku karena aku tidak memberitahumu” ucap Samuel kepadanya yang kini tersenyum dan mengusap rambut Samuel di sana, “It’s ok … tapi untuk saat ini, tidak masalah jika kau makan malam di taman bersama dengan Lud? Karena ada ta..- “Tamu yang penting bukan?? tidak masalah! Selama Lud yang menemaniku, aku tidak keberatan karenanya” ucap Samuel memotong ucapan Samantha di sana,dan hal itu membuat Samantha tersenyum senang dan kembali mengusap rambut dari anaknya di sana. “Kalau begitu, selamat makan Ibunda … aku akan pergi sekarang, ayo Lud!” ajak Samuel kepada Lud yang kini terkekeh dan berlari menghampirinya di sana dan kemudian pergi bersama dengan Samuel di temani oleh dua maid yang senantiasa mengikuti langkahnya di sana. Dup!  Pintu dari ruangan tersebut pun kembali tertutup setelah Samuel dan Lud pergi dari ruangan itu, kedua pandang Samantha pun kini menoleh menatap Nathan yang juga menatapnya, “Apakah dia penasaran terhadapmu??” tanya Samantha dan hal itu langsung di beri anggukan oleh Nathan seraya berucap, “Tentu … karena aku yang paling mencolok di antara yang lainnya” jawab Nathan di sana dan hal itu membuat Samantha tersenyum seraya berucap, “Maaf , kebodohan dua bawahanku lah penyebabnya” ucap Samantha di sana dan segera mendapatkan protes dari Cora yang kini berucap, “Hei!” protes Cora, dan hal itu membuat mereka-mereka yang mendengar dan menyaksikannya tersenyum melihat hal itu. … “Jadi, bagaimana??” sebuah pertanyaan yang terlontar dari mulut Julio saat itu membuat semua pandangan orang-orang yang ada di sana tertuju kepadanya dan termasuk dengan Samantha, “Perihal?” tanya Cora yang kala itu duduk berdampingan dengan Samantha, “Apakah hari ini kita bisa pergi kembali ke Amerika?” tanya Julio, dan hal itu membuat teman-teman dari Julio dan juga Nathan kini menoleh menatap Samantha dan juga Cora yang duduk bersamaan dengan mereka saat itu.    Pertanyaan itu membuat Samantha mengakhiri acara makannya dan segera mengusap ujung bibirnya dengan lap putih yang ada di sana, kedua matanya kini menoleh menatap Julio dan kemudian berucap, “Kami akan membicarakan ini dengan staff ku malam ini, jadi kuharap kau bersabar dengan ini semua … karena proses untuk melakukan hal ini tidaklah mudah” jelas Samantha yang langsung di beri anggukan oleh Cora dan kemudian Samantha pun pergi meninggalkan mereka di ruangan itu. “Apakah aku salah bertanya seperti itu?” tanya Julio kepada mereka yang kini mengedikkan bahunya dengan bersamaan. “Tidak … kau tidak salah, hanya saja dia paling tidak suka berbicara di depan meja makan” celetuk Cora kepada mereka dan kemudian pergi menyusul Samantha yang sudah terlebih dahulu meninggalkan ruang makan. Menyadari kesalahan yang baru saja di lakukan oleh Julio saat itu, membuat mereka-mereka yang tengah duduk pun tanpa berbicara kini menolehkan kepalanya untuk kemudian menatap Julio yang kini mendesahkan nafasnya cukup kasar, ia tahu bahwa ia salah dan ia bersalah karenanya. … Kedua langkah kaki Samantha saat ini diikuti oleh Cora yang berjalan tepat di belakangnya, keduanya kini berjalan mengintari lorong-lorong di sana, dan berakhir di sebuah ruangan pertemuan. “Apakah Franco sudah datang?” tanya Samantha kepada Cora yang kini menggelengkan kepalanya dan kemudian berucap, “Franco akan datang sekitar tiga puluh menit lagi, Nona. beliau mengatakan bahwa ia sedang mengurusi rapat yang diadakan secara mendadak di kantor,” jawab Cora kepada Samantha yang kini menganggukkan kepalanya dan kemudian ia membuka ruangan pertemuan tersebut. “Jika dia sudah datang, biarkan dia menemui ku di ruangan ini … karena kurasa akan sangat berbahaya jika kami membicarakan hal ini di ruangan lainnya yang tidak kedap suara.” pesan Samantha kepada Cora yang kini dengan segera menganggukkan kepalanya memahami pesan yang di sampaikan oleh Samantha saat itu. “Selamat malam, Nona” ucap Cora kepada Samantha. Dengan segera Cora berjalan keluar dari ruangan tersebut dan kemudian menutup pintu besar itu hingga rapat. Langkah kaki Cora kini berjalan menghintari lorong-lorong panjang yang ada di sana, pandangannya pun saat ini tertuju pada Lud dan juga Samuel. Samuel dan juga Lud kala itu tengah berbincang dengan asyik di taman belakang Rumah tersebut, hal itu mengundang sebuah senyuman yang terulas di bibir Cora. “Setidaknya, Samuel sudah di rumah … dan Nona merasa aman sekarang” gumam Cora kepada dirinya sendiri, sebelum akhirnya kembali melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana. …   To be continue.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN