Great Plan

1263 Kata
Setelah menyaksikan video itu, dengan segera Josh berjalan menuju rak pojok kiri untuk mengambil buku orange yang sebelumnya di simpan oleh Deco, sedangkan Nathan kini berucap kepada Robert, “Robert! Bisakkah kau memberitahukanku mengenai serum xx043 yang pernah aku sebutkan??”pertanyaan Nathan di sana pun langsung diberi persetujuan oleh Robert yang kini berucap, “Tentu, Sir … itu adalah Serum kekebalan yang anda buat satu hari setelah kematian dari Nona Samantha” jelas Robert kepada Nathan yang kini mengerutkan dahinya, “Kekebalan?” tanya Nathan yang pada akhirnya membuat dirinya kembali bertanya, “Bisakah anda menjelaskan secara rinci mengenai serum xx043 kepadaku??” sambung Nathan bertanya kepadanya, yang akhirnya membuat Robert pun menjelaskan mengenai serum xx043 kepada Nathan. “Serum xx043 adalah serum kebal yang membuat siapapun yang meminumnya tidak akan merasakan sakit ketika ditembak oleh peluru, dan bahkan peluru itu tidak akan masuk ke dalam tubuh karena adanya reaksi dari tubuh yang telah dimasukkan serum tersebut, Sir” jelas Robert, “Seperti superman?” tanya Nathan yang membuat Robert membenarkan hal itu, “Eum, apakah ada seseorang yang pernah saya jadikan percobaan dari serum xx043 ini, Robert?” tanya Nathan dan hal itu pun membuat Robert kembali membenarkannya dan mengejutkan Nathan, “Ya, Tuan … anda pernah melakukan percobaan serum kepada seseorang di lab ini” jawab Robert dan tentu hal itu mengejutkan baginya, “Siapa orangnya?!” tanya Nathan, “Mr.G dari I.F Corp … Sir” jawab Robert, membuat Nathan mengerutkan dahinya, “Siapa Mr.G?” gumam Nathan, yang kemudian diberi jawaban oleh Josh, “Pemimpin dan pemilik dari perusahaan I.F Corp … Nathan … dan kurasa Rencana yang di susun oleh Deco juga bersangkutan dengan mereka.” jawab Josh kepada Nathan yang kini menolehkan pandangannya untuk menatap Josh yang kini berjalan mendekatinya seraya menunjukkan  buku orange yang ternyata merupakan buku dari rencana yang telah di susun oleh Deco selama ini. “Kita menemukannya??” tanya Nathan yang membuat Josh mengangguk dengan pelan, mereka terlihat tidak memercayai bahwa mereka telah menemukannya, yang pada akhirnya membuat mereka tersenyum dengan senang dan saling beradu tos dan bersorak dengan senang.   Krrssskk … “Nona … apakah kau mendengarku?” sebuah suara yang keluar dari walkie talkie milik Nathan pun membuat Nathan dan Josh kini menoleh menatap Walkie talkie yang tergeletak di atas meja itu. Krrrssskk … “Yeah, ada apa … Lud?” tanya Vea di kejauhan sana. Krssskk … “Samuel … Nona, aku rasa kita harus segera membawa tuan Samuel ke rumah sakit. Dia tidak bisa dibangunkan sedari tadi dan tubuhnya sangat panas.” jawab Lud, dan mendengar ucapan itu pun Nathan menjadi teringat dengan apa yang bisa di lakukan oleh Robert. “Robert, Scan tubuh Samuel sekarang!” pinta Nathan kepada Robert yang kini menscan tubuh anak lelaki itu, yang membuat Nathan serta Josh pun terkejut. “Apa itu??!” tanya Nathan ketika ia melihat dari gravik tubuh Samuel terdapat persentase suhu tubuh dari Sameul yang sangat tinggi, “Sir … tuan Samuel mengalami demam tinggi, apakah anda ingin saya menelfon Dr.Ilyash??” tanya Robert menawarkan kepada Nathan untuk menghubungi salah satu Dokter untuk Samuel. “Siapa Dokter Ilyash?” tanya Nathan, “Dia adalah teman kecil sekaligus Dokter pribadi anda” jawab Robert yang membuat Nathan  pun menganggukkan kepalanya, “Hubungi dia, Robert!” ucap Nathan seraya menoleh menatap Josh, “Kita harus menengok Samuel, Josh!” ajak Nathan kepada Josh yang kini menganggukkan kepalanya, “Ayo!” balas Josh mengajak Nathan, dan keduanya pun pergi dari ruangan lab itu untuk pergi menengok kondisi dari Samuel.  “Aku akan segera pulang ke rumah, Lud  … tolong temani Samuel terlebih dahulu!” pinta Vea kepada Lud, dirinya saat ini terlihat sangat cemas setelah dirinya berbicara dengan Lud lewat walkie talkie miliknya, “Ayo kita pulang!” ajak Julio kepada Vea dan Cora yang menganggukkan kepalanya menanggapi ajakan dari Julio, “Saya akan datang ke rumah dan membawa alatnya setelah semua data berhasil di pindahkan ke laptop anda, Nona Samantha!” ucap Vino kepada Vea yang kembali mengangguk, “Terima kasih, Vino … kami pulang terlebih dahulu!” ucap Cora dan mereka pun segera pergi setelah berpamitan. … Di dalam kamar Samuel, Lud tengah terduduk seraya melihat seorang maid yang menempelkan kompresan kepada Samuel yang terbaring dengan lemas di atas kasurnya. “Lud!” sebuah panggilan yang dia dengar membuat Lud pun menoleh dan terkejut ketika Josh datang bersama dengan Nathan yang kala itu tidak mengenakan topengnya, “A… k ..kau” ucap Lud terkejut, namun Nathan tidak memperdulikan keterkejutan Lud dan bertanya mengenai kondisi dari Samuel, “Bagaimana keadaannya?? kenapa bisa dia demam?!” tanya Nathan kepada Samuel yang masih terlihat Shock di tempatnya, dan karenanya Nathan pun menoleh menatap sang Maid dan kemudian bertanya, “Apakah dia makan sesuatu sebelum ini?” tanya Nathan kepada sang Maid yang terlihat terkejut juga setelah melihat wajah Nathan. “ D  … D … Domine!!” panggil sang maid terlihat histeris dan terjatuh dari pijakannya karena terkejut, dan keterkejutan itulah yang membuat Josh juga mendecik sebal karena Nathan lupa mengenakan topengnya, namun tidak dengan Nathan yang kini terlihat kesal karena sang maid maupun Lud tidak menjawab pertanyaannya. “Bawa maid itu pergi, Josh!” ucap Nathan, yang membuat dirinya pun mengangguk menanggapi itu dan memapah sang maid untuk pergi dari kamar Samuel dan meminta sang maid untuk tutup mulut. “Apa yang kau lakukan??! kemana topengmu?!” tanya Lud dengan kaget, namun Natha hanya mendecak kesal seraya menghampiri Samuel yang terbaring di atas kasurnya, “Ku tinggalkan itu di lab!” jawab Nathan kepada Lud, dan mendengar nada dari jawaban Nathan membuat Lud pun mengerti … Nathan sedang merasa marah dan kesal saat ini. Ia pasti jengah harus menutupi wajahnya di saat yang genting seperti ini, dan itu pasti membuatnya melakukan hal ini dan tidak perduli lagi dengan privasinya. Hal itulah yang membuat Lud menghela napasnya dan kini menoleh menatap Josh yang masuk ke dalam kamar bersama dengan Vea, Julio dan Cora yang ternyata sudah kembali dengan selamat. “Sam!” panggil Vea dengan panik, dan panggilan bernada cemas itu membuat Nathan menoleh menatapnya yang kini berjalan tergesa menghampiri Samuel dan terduduk di samping tubuh Samuel dan itu bersebrangan dengan Nathan. “Honey … I’m Sorry … Apa yang telah terjadi padanya??” tanya Vea menoleh menatap Lud yang kini menghembuskan napasnya dan kemudian berucap, “Dia mengalami demam tinggi, dan aku tadi aku hendak menghubungi Dr.Ilyash, namun dia sedang dalam perjalanan menuju ke sini … dan kemungkinan Cora menelfonnya terlebih dahulu dari aku.” jawab Lud menjelaskan apa yang telah dilakukan olehnya kepada Vea, namun Cora menggelengkan kepala seraya berucap, “Aku tidka menghubunginya” ucap Cora, dan hal itu membuat Lud mengerutkan dahinya menanggapi ucapan dari Cora, “Lalu, siapa yang menghubunginya?” tanya Lud, “Aku yang menghubunginya!” jawab Nathan, dan hal itu membuat Vea menoleh menatapnya yang langsung terkejut setelah melihat bahwa Nathan berada di sana tanpa mengenakan topengnya. “Kau gila?! apa yang kau lakukan??!” ucap Vea dengan nada tingginya, dan bersamaan dengan itu sebuah suara tas yang terjatuh pun membuat semua pandangan orang yang ada di dalam kamar Samuel pun kini menoleh menatap seorang lelaki berumur empat puluhan yang berpakaian seperti seorang dokter kini menjatuhkan tas yang di bawa olehnya setelah melihat mereka atau lebih tepatnya Nathan. “Deco …” panggilnya dengan suara cicitan, seolah dia tidak percaya dan terkejut dengan kehadiran satu sosok teman dan sahabat kecilnya tengah berdiri di samping ranjang anaknya yang tengah sakit. Permasalahan ini pun pasti akan menjadi lebih panjang lagi.   …  To be continue. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN