The Beauty

1293 Kata
Melihat kejadian itu, membuat mereka semua yang ada di ruang makan pun mengumbar senyumannya, melihat kepolosan dari wanita muda yang kini berjalan pergi untuk kembali ke kamarnya, “Tidak perlu berganti pakaian, kau sudah cantik seperti itu” ucap Lud kepada gadis yang kini menatapnya cukup tajam dan kemudian berucap, “Makan lah terlebih dahulu, dan kita akan berbicara setelahnya” ucap sang Nona yang kini benar-benar pergi meninggalkan ruang makan itu dan menyisakan mereka-mereka yang sedari tadi duduk menunggunya. “Okay, jika itu maunya … mari kita makan terlebih dahulu” ucap Lud kepada Cora yang kini menganggukkan kepalanya dan kemudian berucap, “Cassandra, adducere ad prandium! (cassandra, bawa makanannya)”ucapan yang dilontarkan oleh Cora saat itu membuat Cassandra mengangguk dan membunyikan sebuah lonceng yang ia genggam. Tri~ng! Tring … Dan ketika lonceng itu dibunyikan, beberapa Maid datang membawa beberapa troli yang diatasnya terdapat tudung saji perak yang menutupi makanan yang akan mereka sajikan di sana, kemudian setelah para maid berdiri di masing-masing sisi orang yang duduk, dengan serempak mereka meletakan piring dan tudung saji itu di hadapan mereka semua. Dengan kompak mereka pun membuka tudung saji nya yang kala itu menghidangkan sebuah sarapan yakni segelas cappuchino hangat dan satu buah cornetto. “Pagi ini kami sengaja menyajikan makanan pagi khas italia, ialah cappuchino dengan cream hazel nut serta kue pastri yang mereka sebut dengan cornetto, kami menyajikan pastri itu dengan krim keju yang sengaja kami masukkan kedalamnya, itu adalah kue pastri kesukaan Nona Samantha” terang Cassandra kepada mereka yang kini menoleh menatapnya, dan hal itu membuat Cora dan Lud mengangguk seolah keterangan yang diberikan oleh sang maid saat itu adalah biasa. “ευχαριστώ (efcharistó :terima kasih ) Cassandra … you guys can go now … karena akan risih jika para tamu ini di pandangi oleh kalian” ucap Lud memerintah kepada mereka untuk pergi dari sana, dan hal itu tentu diikuti oleh mereka semua yang kini menunduk sedikit untuk hormat dan kemudian pergi dari sana seraya menutup pintu-pintu itu agar para tamu merasa nyaman. “A.. apapakah setiap menyajikan sesuatu, dia harus menjelaskannya seperti itu?” sebuah pertanyaan yang terlontar dari Saint saat itu membuat Cora kini menganggukkan kepalanya seraya melahap kue yang sudah di sediakan di atas piringnya, “Makan lah … ini lezat” ucap Lud, dan hal itu membuat mereka pun memulai aktifitas sarapan pagi bersama di sana. … Seperti yang telah diucapkan oleh Sang Nona saat itu, mereka yang baru saja selesai menyantap hidangan pagi yang lezat di sana pun, segera berjalan menuju ruang pertemuan yang semalam mereka pijaki, dan beruntunglah karena letak dari ruang makan ke ruangan itu tidak terlalu jauh. “Baiklah … kita akan menunggunya di sini” jelas Lud kepada mereka bertujuh yang kemudian dipersilahkan untuk duduk di sofa yang telah disediakan. “Jika aku boleh bertanya, siapa Nona itu?” tanya Josh kepada Lud yang kini menoleh kan pandangannya menatap Josh yang baru saja bertanya, dan hal itu membuat Lud akhirnya berucap, “Kau akan mengetahuinya nanti … aku tidak berhak untuk memberitahukan hal itu kepadamu selain dirinya sendiri yang memberitahu” ucapan yang dijelaskan oleh Lud saat itu membuat Josh pun menghelakan nafasnya menanggapi hal tersebut, dan hal itu membuat Lud terkekeh seraya berucap, “Bersabarlah … nanti kalian akan tahu semuanya” jelasnya lagi, dan di saat yang bersamaan, ketika pintu besar itu terbuka, membuat mereka yang berada di sana dengan serempak menoleh menatap ke arah Nona yang kini berjalan memasuki ruangan tersebut. … Suasana di dalam ruangan itu mendadak sepi, tak ada satu pun dari mereka yang berbicara. Tidak dengan Lu, tidak pula dengan ketujuh orang yang ada di hadapan sang Nona saat itu. “Adakah dari kalian yang ingin bertanya?” tanya sang Nona kepada mereka yang akhirnya membuat Nathan menganggukkan kepalanya dan kemudian berucap, “Siapa anda?? dan siapa target pemerintahan itu?? apakah kau bisa mengembalikan kami semua ke Amerika tanpa melaporkan hal ini kepada pihak pemerintahan kami?” itulah tiga pertanyaan penting yang ada di dalam benak Nathan saat ini, dan hal itu membuat Lud yang mendengarnya mengangguk seolah setuju dengan ketiga pertanyaan yang dilontarkan oleh Nathan kepada sang Nona yang kini meliriknya dengan cukup serius dan kemudian menjawab, “Untuk pertanyaan yang ketiga, aku ragu akan hal itu … namun sebisaku, dengan bantuan Cora dan juga Lud … aku akan berusaha untuk memulangkan kalian dengan selamat hingga sampai ke Negara kalian” jawab sang Nona seraya menoleh menatap Cora yang baru saja datang ke dalam ruangan itu dan kembali menutup pintunya lalu kemudian ia menganggukkan kepala seolah meminta sang Nona untuk melanjutkan ucapannya, dan hal itu membuat sang Nona kembali menoleh menatap ketujuh orang yang ada di sana seraya berucap, “Untuk jawaban yang pertama dan yang kedua … akan aku jawab dengan sekaligus … jadi mari, ikut saya” sambung sang Nona seraya melangkah pergi untuk keluar dari ruangan tersebut, dan hal itu tentu membuat mereka mau tidak mau mengikuti langkah sang Nona yang kini keluar dari ruangan itu dan berbelok ke ruang lainnya yang mereka yakini sebagai ruang keluarga. Karena sebuah figura photo besar yang terpajang di sana memperlihatkan seorang wanita, seorang pria dan anak lelaki yang terduduk dengan sopan, yang menandakan bahwa itu adalah sebuah photo keluarga. Yang membuat mereka bertujuh terkejut, adalah wajah yang serupa dari Nathan, kini berada di dalamnya … namun lebih tua dan lebih berwibawa, yang pada akhirnya membuat mereka memiliki satu anggapan yang serempak mengenai lelaki yang ada di photo serta Nathan, mereka memiliki rupa yang sangat mirip. “Mereka adalah Deco Miles, Samantha Miles dan Samuel Miles dan mereka adalah keluarga yang memiliki perusahaan persenjataan terbesar yang ada di Negara ini, dari sini mungkin kalian bisa menebak siapa diriku, benar bukan??” ucap sang Nona seraya menoleh menatap mereka semua yang kini mengerutkan keningnya dan kemudian sebagian besar dari mereka menganggukkan kepala kecuali Josh yang kini menggelengkan kepalanya, dan hal itu membuat sang Nona menoleh menatapnya dan kemudian bertanya, “Kenapa?? kenapa kau tidak bisa mengenaliku, padahal sudah jelas bukan?” tanya sang Nona kepadanya yang kini kembali menggelengkan kepalanya dan kemudian berucap, “Tidak … kau belum memperkenalkan dirimu, photo yang ada di sana bukanlah dirimu, itu semua karena aku merasa bahwa Nathan bukanlah Deco Miles. Mereka memiliki perbedaan raut wajah di usia keduanya, Deco Miles terlihat lebih tua dan Nathan masih muda … maka kemungkinan besar kau juga bukan Samantha Miles, karena wajahmu lebih muda di bandingkan dengan dirinya yang ada di photo itu” penjelasan yang merinci yang dipaparkan oleh Josh saat itu membuat Cora dan Lud tersenyum tipis, dan bahkan Lud mendecih dengan berucap, “Clever!” sebuah pujian, Lud memberikan sebuah pujian kepada Josh yang kini menatap sang Nona yang tersenyum dan kemudian mengangguk membenarkannya, “Aku pikir kau akan tertipu dengan mereka semua, tapi ternyata … kau memiliki pemikiran yang kritis” ucap sang Nona kepadanya yang kemudian mengangguk mengiakan hal itu tanpa ragu dan ia pun kembali mengulang pertanyaan yang dilontarkan oleh Nathan di awal, “Jadi, siapa kau?” tanya Josh kepada sang Nona yang pada akhirnya berjalan menuju sofa dan terduduk seraya berucap, “Aku? Aku adalah adik dari wanita yang photonya terpajang di depan kalian saat ini, aku adalah Vea Miles … tapi tolong, jangan sebut nama itu di sini, karena saat ini aku adalah Samantha Miles” jelas sang Nona yang ternyata memiliki nama Vea di sana, dan hal itu membuat mereka pada akhirnya mengetahui siapa wanita yang berada di hadapan mereka saat ini. “Lalu … kenapa Deco Miles di targetkan oleh pemerintahan?? kesalahan apa yang membuatnya diburu seperti ini?” tanya Josh kembali, dan hal itu membuat sang Nona, atau kita sebut saja sebagai Vea, kini menyunggingkan senyumannya dan ia pun akhirnya memulai untuk bercerita.  to be continue. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN