Seakan hanya ada kami berdua di sana. Aku melupakan segalanya. Kecupan itu hanya sesaat saja. Dia segera mengangkat kepalanya untuk menatapku lembut. Sesudah itu dia mengelus pipiku, masih sambil menatapku. “Tahukah kau membuatku merasa malam terasa begitu lama karena tidak sabar untuk menunggu pagi menjelang? Sementara saat pagi dan siang, itu terasa terlalu cepat berlalu. Setiap saat yang kuhabiskan bersamamu terasa terlalu singkat.” “James…,” bisikku lirih. “Aku….” James menggeleng. “Aku sudah mengerti. Kalau kau memang belum bisa menjawabnya, tidak perlu berusaha untuk itu. Aku hanya mengutarakan isi hatiku. Bisa jatuh cinta pada sosok seistimewa dirimu membuat penantian ini layak.” Kembali James mengecup keningku. Aku menyandarkan kepalaku ke dadanya lagi. Kami kembali berdansa b