Grezlie kini hanya bisa diam, sudah satu jam ia duduk bersama sang ayah, dan tak ada tamu yang datang. Pria itu mulai merasa gusar, ia sangat tak suka menunggu, dan kegiatan seperti saat ini hanya buang-buang waktu. Zinan yang tahu jika putranya mulai kesal tersenyum, ia terlihat biasa saja saat ini. Menunggu sudah sering ia lakukan, dan ia juga sudah sangat terlatih dengan hal ini. “Dad … tamu seperti apa yang kau tunggu?” tanya Grezlie. Ia menatap tajam, tak terima dengan keadaan yang ayahnya ciptakan. Zinan tak menjawab, pria tua itu malah fokus pada ponselnya. Entah apa yang sangat menarik pada layar datar itu, tetapi Grezlie yakin itu bukanlah sesuatu yang berguna. Grezlie yang malas untuk menunggu segera berdiri, ia menuju ke lantai atas, dan memasang wajah masam sembari melangk