PROLOG
Ruangan bercahaya remang itu begitu sunyi, dua orang kini sedang berdiri dengan posisi saling menghadap, tatapan mereka beradu, dan detak jantung mereka terdengar begitu pelan.
Wanita yang kini berharap bisa bertahan, ia terlihat menahan amarahnya. Sedangkan Grezlie kini mengenakan kimono tidur berwarna hitam memandang dengan tatapan datar.
“Kau yang menghancurkan semuanya?” tanya wanita itu. Ia mati-matian menahan air mata, bahkan dirinya berusaha untuk tetap berdiri dengan tegak.
Pria itu melangkah lebih dekat, ia kemudian mencondongkan tubuhnya dan memasang senyuman iblis. “Jika memang aku yang melakukannya, apa yang akan kau lakukan? Ah ... mungkin saat ini mereka sudah ada di neraka. Seharusnya kau senang, orang yang menjadikanmu sampah, sudah mati dan tak akan pernah ada lagi.”
Wanita itu menelan ludahnya kasar, ia benar-benar tak menyangka jika pria itu memang dalang dibalik semua hal tak menyenangkan dalam hidupnya.
Pria itu melangkah lebih dekat, sedangkan wanita tadi diam sampai ia harus kaget karena Grezlie sudah sangat dekat dengannya.
“Menjauh dariku!” bentak wanita itu.
“Aku tak akan melakukannya. Siapa kau berani memerintahku?” Sejurus kemudian sang pria menarik tangan wanita tersebut, ia segera mendorongnya hingga terbaring di atas ranjang.
“A-akhhh ....” Wanita itu meringis, ia mencoba untuk bangkit dan lari dari ruangan tersebut.
Tetapi terlambat, pria tersebut kini malah menindih tubuh mungilnya, wanita itu menelan ludahnya dan saat itu detak jantungnya tidak lagi teratur.
“Arien Liu, dalam hidup ini kau hanya punya dua pilihan.” Pria itu lebih mendekatkan wajahnya, ia segera melumat bibir wanita tadi.
Wanita bernama Arien Liu memberontak, tetapi pria tersebut berhasil mengekang pergerakannya. Sedangkan pria tersebut segera melepas lumatan bibir mereka, ia menatap Arien Liu, kemudian seringaian kembali menghiasi bibir seksinya.
“Menjauh dariku!”
“Mati, atau menjadi budakku. Itu pilihan yang kau punya sekarang,” ujar pria itu.
Arien Liu membelalakkan mata, ia benar-benar tak tahu harus mengatakan apa.
“Waktumu hanya ada tiga detik untuk menjawab.”