03. Jadwal Baru

1287 Kata
"Ehm maafkan ananda, Ibunda Ratu." Jasper memaksakan otak untuk berpikir lebih cepat. Agar bisa mengubah situasi yang sangat tidak menguntungkan baginya ini menjadi sedikit menguntungkan. "Terima kasih atas perhatian Ibunda Ratu kepada ananda. Tentu tidak ada keraguan lagi atas pilihan Ibunda. Karena kecakapan perdana mentri Kunzite sudah tidak diragukan lagi, maka Ananda dengan senang hati akan menerima keputusan ini.” Jasper berhenti sejenak sebelum melanjutkan. “Akan tetapi ananda memiliki satu permintaan kepada Ibunda Ratu." "Permintaan apa? Katakanlah, Jez." Nefrit bertanya dengan penasaran. "Gear. Tolong izinkan ananda untuk bisa mendapatkan pengetahuan tentang Gear." Jasper memberanikan diri membahas tentang Gear kepada Nefrit. Terlihat perubahan mimik yang nyata di wajah cantik Nefrit demi mendengar kata Gear yang keluar dari mulut Jasper. Mungkin apa yang dikatakan oleh Agatha benar, bahwa kematian mendiang raja ada hubungannya dengan benda itu. Mungkin hal itu yang memberikan sebuah trauma tersendiri bagi beliau. "Perkembangan teknologi tentang Gear saat ini sudah sangat pesat. Ilmu dan wawasan tentang Gear pasti akan dapat memperdalam pengetahuan ananda serta akan sangat berguna bagi masa depan." Karena Nefrit tak kunjung bereaksi, Jasper semakin memberikan desakan yang masuk akal. "Gear?" Nefrit akhirnya membuka suaranya. "Mau apa kau dengan benda berbahaya itu?" Nada suara Nefrit terasa sedikit bergetar. "Ananda hanya ingin tahu bagaimana pengoperasiannya, spesifikasi dan cara mengendalikannya. Bukan untuk berperang ataupun perusakan." Jasper mencoba beralibi lebih jauh lagi. Nefrit kembali terdiam beberapa saat sebelum akhirnya memberikan jawaban. "Baiklah nanti akan Ibunda pertimbangkan masalah Gear ini dengan Mentormu." "Sekarang sudah larut malam, masuklah ke kamar dan beristirahatlah karena mulai besok paman Kunzite akan memulai tugasnya. Besok beliau juga akan memberikan jadwal kegiatan baru untukmu." Nefrit menambahkan sebelum Jasper sempat menjawab. Wanita itu memberikan belaian lembut di puncak kepala putranya, sebagai ucapan selamat malam untuk mengakhiri pertemuan mereka. Membuat Jasper mau tidak mau harus membalas untuk memberikan penghormatan juga. Lalu meminta undur diri dari hadapan beliau. Jasper berbalik dan melangkahkan kaki menjauh dari sang Ratu, kembali ke kamarnya. Hanya bisa menyesali segala ketidakberdayaan untuk bisa menentang perintah dari sang Ratu. ‘Kalau dipikir-pikir, mana mungkin ibunda ratu akan mau bersusah payah mempertimbangkan tentang Gear? Jika beliau bahkan tidak pernah mengizinkan aku untuk menyentuh benda itu?’ Gear selama ini umum digunakan dalam dunia militer. Tidak jarang juga dipakai sebagai senjata perang dan alat penghancuran masal. Akan tetapi tetap saja semua kembali kepada pilotnya masing-masing. Kembali kepada manusia yang mengendalikan Gear itu sendiri. Jadi bukanlah Gear yang berbahaya melainkan pilot yang mengendalikannya, hawa nafsu manusia yang jauh lebih berbahaya daripada Gear itu sendiri. *** Keesokan harinya, pintu kamar Jasper sudah diketuk pagi-pagi sekali. Pada saat dia masih baru selesai mandi serta memakai kemejanya. "Silahkan masuk." Jasper segera menjawab dan mengijinkan siapapun yang mengetuk pintu untuk masuk ke dalam kamar. Tepat seperti dugaan Jazper, Kunzite adalah yang tadi mengetuk pintu. Sang perdana mentri kerajaan yang telah menjadi mentornya mulai hari ini. "Selamat pagi, Pangeran Jasper," sapa Kunzite kepada Jasper dengan nada formal yang menjadi andalannya. "Selamat pagi, Perdana Menteri Kunzite." Jasper menjawab dengan tak kalah formal. Jasper dapat nelihat pria berambut keperakan itu menghentikan langkah sejenak saat melihatnya. Seperti sedang tertegun karena melihat sesuatu yang janggal. "Apa ada yang salah dengan penampilan saya?" Jasper bertanya kepada Kunzite, risau jika pemilihan pakaian yang dia kenakan hari ini tidak sesuai dengan kehendak beliau. Padahal Jasper merasa tidak ada yang aneh dengan pakaian yang dia kenakan hari ini. Hanya kemeja berwarna merah yang dipadukan dengan celana panjang putih. Pakaian dengan formal yang biasanya dikenakan dalam keseharian istana. "Tidak, hanya saja anda terlihat sangat cocok untuk memakai perpaduan warna itu." Kunzite menjawab setelah sedikit berdeham mengatasi kecanggungan. "Akan tetapi pagi ini kita akan memulai kegiatan dengan latihan fisik. Jadi sebaiknya anda mengenakan pakaian yang lebih nyaman saja." "Latihan fisik?" Jasper balik bertanya kebingungan. "Benar sekali. Ini adalah jadwal kegiatan anda mulai hari ini. Silahkan anda periksa dengan seksama, mungkin ada yang belum jelas atau mungkin perlu ditanyakan." Kunzite menyerahkan beberapa lembar kertas kepada Jasper. "Jika anda sudah siap, pelajaran pertama akan segera kita mulai." Sang perdana menteri betkata dengan nada yang lebih serius lagi, bahkan lebih kaku dari biasanya. Membuat Jasper langsung menurut tanpa membantah. Jasper mengarahkan kedua matanya untuk membaca dan mempelajari jadwal kegiatan baru di kertas itu. JADWAL HARI SELASA 08.00-10.00 Latihan kekuatan fisik. 10.00-13.00 Latihan teknik dan jurus beladiri serta bersenjata. 13.00-14.00 Istirahat dan membersihkan diri 14.00-15.00 Makan siang bersama pejabat istana 15.00-19.00 Ilmu taktik perang dan ketatanegaraan 19.00-20.00 Istirahat dan membersihkan diri 20.00-21.00 Makan malam bersama ratu dan mentor untuk evaluasi harian 21.00- Istirahat di ruangan pribadi Dahi Jasper berkerut dalam demi membaca daftar acara untuk hari ini. Namun dia hanya bisa mengumpat dalam hati, “Gila! Apa-apaan ini? Padat sekali!” Jasper mengamati lembaran-lembaran kertas yang lain. Jadwal kegiatan untuk besok dan besoknya lagi yang sama padatnya. Hanya menu pelajaran sore yang berbeda setiap harinya. Dan setelah mengamati lebih jauh, bahkan dia tidak mendapat liburan akhir pekan! "Maaf paman …" Jasper berkata sedikit ragu, setelah memeriksa semua jadwalnya selama seminggu dengan seksama. "Mengapa tak ada pelajaran mengenai Gear di sini?" "Gear?" Kunzite balas mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan dari Jasper. Akan tetapi sedetik kemudian beliau memberi jawaban. "Saya rasa anda masih belum siap untuk saat ini." "Belum siap? Saya sudah dewasa saat ini, Paman. Sudah saatnya untuk mempelajari tentang Gear!" Sela Jasper tidak puas kepada Kunzite, merasa didiskriminasikan. "Untuk masalah Gear, harus dilakukan beberapa ujian sampai seseorang dapat dinyatakan layak untuk berhubungan dengannya." Kunzite mencoba beralibi. "Apa maksud Paman saya bahkan lebih lemah daripada Diamond waktu dia pertama kali mengenal Gear?" Jasper semakin mendesak. Masih lekat dalam ingatannya bahwa Diamond, putra sulung Kunzite sudah bisa dan diperbolehkan untuk mengendarai Gear pada usia 10 tahun. Usia yang jauh lebih mudah dari usia Jasper saat ini. Diamond bahkan sudah ikut pergi berperang dua tahun kemudian. Lebih jauh lagi, saat ini Diamond sudah menjabat sebagai Kolonel yang memimpin pasukan di wilayah perbatasan pada usianya yang masih 24 tahun. 'Sungguh tidak adil!' "Baiklah, nanti akan saya coba bicarakan kembali masalah ini dengan paduka ratu." Kunzite pada akhirnya menjawab diplomatis, untuk menghindari perdebatan lebih jauh lagi. Kemudian Kunzite beranjak pergi mendahului dari kamar super mewah Jasper. "Ayo kita mulai pelajaran hari ini! Cepatlah anda berganti pakaian, saya akan menunggu di tempat latihan lantai satu." Ujar Kunzite mendahului langkah Jasper ke arah arena latihan. Jasper menghela napas panjang sebelum bergegas mengganti pakaian yang dia kenakan dengan pakaian latihan. Kemudian dia lanjut melangkah menuju ke tempat latihan yang berada di lantai satu istana. "Selamat pagi." Sapa Jasper saat tiba di tempat latihan. Di sana sudah berdiri Paman Kunzite bersama dengan dua orang pria yang telah menunggunya. "Selamat pagi, Pangeran Jasper." Ketiga pria itu menjawab hampir bersamaan, disertai dengan penghormatan resmi pula. "Begini Pangeran, karena saya tidak akan mungkin bisa mengikuti anda kapanpun dan kemanapun anda berada. Maka saya telah mempersiapkan dua pengawal pribadi untuk anda." Sekali lagi Jasper mengamati kedua sosok pria yang berdiri bersama dengan Kunzite. Keduanya berbadan tegap dan berusia sekitar awal dua puluh tahunan, satu hal yang mencolok mereka memiliki wajah yang sama, kembar. Dengan mimik wajah yang sama seriusnya. Keduanya juga memiliki postur tubuh yang bagus layaknya seorang prajurit papan atas. "Yang mengenakan baju merah bernama Dextra dan yang mengenakan baju biru Sinistra." Kunzite memperkenalkan kedua pengawal pribadi untuk Jasper. "Salam kenal, Pangeran Jasper." Lagi-lagi kedua pengawal itu menyapa dengan hampir bersamaan. "Salam kenal, mohon kerjasamanya." Jasper menyambut perkenalan mereka. Dan kedua pengawal tadi mengangguk sopan kepadanya sebagai balasan. "Mereka berdua akan bertugas untuk mendampingi anda mulai hari ini. Jika masih berada di lingkungan istana anda bisa mengusir mereka saat menginginkan privasi. Apakah anda keberatan?" Kunzite memastikan kepuasan Jasper akan kedua pengawal pilihannya. "Tidak." Jasper menggelengkan kepala cepat-cepat karena menolak pun tentu tidak akan ada gunanya. 'Paling tidak aku masih diberi sedikit privasi. Lebih baik daripada tidak sama sekali kan?'
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN