Esok harinya, disekolah ternyata tidak seindah semalam dimana Barra yang sudah mengakui jika pria itu menyayangi Fely. Karna, Febri pada akhirnya membocorkan tentang pernikahan Barra dan juga Fely pada pihak sekolah. Bahkan, Febri memberikan beberapa bukti dimana membuat pihak sekolah memanggil Barra dan Fely keruang BK. Dan di sinilah kedua pasang suami istri itu berada.
Dengan dicercar banyaknya pertanyaan dari bu Vanya, dan beberapa unjuk foto dimana Fely yang sedang memakai baju tidur yang sama dengan Barra di pagi hari, Fely yang sedang memakai seragam sekolah dan sepertinya akan berangkat, bahkan saat pulang sekolah juga.
Belum lagi foto dimana Fely yang baru bangun tidur dan menghampiri Barra yang sedang mencuci motornya di halaman rumah Barra. Bahkan, masih banyak bukti foto-foto yang Febri berikan pada Bu Vanya.
"Jelaskan ini semua Fely, Barra. Kalian kan udah tau, peraturan disekolah ini tidak boleh ada siswa siswinya yang sudah menikah". Ucap Bu Vanya.
"Bu, saya sama Barra ga nikah. Mommy saya sama mamanya Barra itu sahabatan. Jadi ya kalo daddy saya keluar kota sama mommy, saya suka disuruh nginep dirumah Barra" Jawab Fely berbohong.
Untung saja, Barra dan Fely sudah mempunyai ide untuk berbohong pada pihak sekolah. Karna, mereka sempat saling mengirim pesan untuk bekerja sama tentang alasan apa yang harus mereka keluarkan saat ini. Dimana jawaban mereka harus sama. Tidak boleh berbeda sedikitpun.
"Tapi, masa tiap hari Fel?" Tanya Bu Vanya lagi.
"Aduh bu, namanya juga kerja. Masa iya sih harus kita atur urusan orang tuanya Fely" Kini Barra yang menjawabnya.
"Lagian bu, dirumah Barra kan bukan cuman satu kamar. Lagian, emang ada buktinya saya sama Barra tidurnya sekamar?" Tanya Fely.
"Iya bener, kalo Fely nginep dirumah saya juga kan kita ga satu kamar. Apa lagi satu ranjang" Tambah Barra untuk meyakinkan bu Vanya.
"Panggil kedua orang tua kalian kesini sekarang. Ibu mau bicara dengan mereka" Ucap bu Vanya yang dimana tidak percaya pada kedua muridnya ini.
"Papa saya ga ada di Jakarta" Jawab Barra.
"Daddy saya juga lagi kerja" Sahut Fely.
Bu Vanya mengurut dahinya. Pusing juga dari kemarin banyak sekali drama siswanya. Padahal, liburan semester tinggal beberapa hari lagi. Tapi, ada saja ulah yang muridnya lakukan.
"Panggil ibu kalian saja kesini" Ucap Bu Vanya.
Barra dan Fely saling tatap satu sama lain. Fely mengedipkan matanya pada Barra sebagai isyarat jika mereka harus menuruti permintaan dari Bu Vanya. Lagian, mereka percaya jika ibu mereka tidak akan pernah membocorkan pernikahan merka. Yang ada, dengan datangnya Winda dan juga Lita bisa sedikit membantu mereka untuk menyelesaikan masalah ini.
"Ya udah, kita pamit buat telfon ibu kita" Ucap Barra yang mendapat anggukan dari Bu Vanya. Lalu setelah itu ia dan Fely keluar sebentar untuk menghubungi kedua ibu mereka.
***
Setelah mendapatkan telfon dari Barra dan juga Fely, Winda dan juga Lita segera bergegas ke sekolah anak mereka. Dimana kedua wanita paruh baya itu harus bisa menyelesaikan masalah yang sedang anak mereka hadapi sekarang dengan pihak sekolah. Keduanya harus bisa membuat pihak sekolah yakin jika Fely dan Barra belum menikah.
Di telfon juga, Barra dan Fely sudah memberi tahu alasan apa yang harus Winda dan Lita sampaikan pada pihak sekolah jika pihak sekolah menunjukan beberapa foto pendukung tentang Barra dan Fely yang sudah menikah.
"Aduh bu, kan anak saya udah jelasin ya. Kalo anak saya itu suka nginep dirumah sahabat saya kalo saya sama suami lagi keluar kota. Ya, maklumin aja bu Fely anak satu-satunya saya sama suami. Takut lah kalo ditinggalin sendirian di rumah" Ucap Winda meberikan alasan saat Bu Vanya menayakan tentang kebenaran hubungan Fely dan juga Barra.
"Tapi temannya bilang mereka sudah menikah dan sepupunya tinggal satu kompleks sama Barra" Ucap Bu Vanya.
"Bu, saya itu udah sayang banget sama Fely. Lagian saya sama Winda itu sahabatan udah lama. Anak dia ya anak saya juga lah bu. Lagian, kalopun mereka ada hubungan apa-apa paling sebatas pacaran saja" Jawab Lita.
"Baik, saya percaya sama ibu. Tapi, jika memang ketahuan jika Barra dan Fely sudah menikah, maka ada tindakan yang harus pihak sekolah lakukan untuk keduanya. Karna sudah jelas peraturan disini, tidak boleh adanya siswa yang menikah saat seusia sekolah" Jelas Bu Vanya.
Setelah itu, Winda dan juga Lita diperbolehkan untuk meninggalkan sekolah. Sementata Barra dan juga Fely sedang menunggu didepan ruang BK. Karna, jujur saja perasaan mereka tidak karuan sekali saat ini. Tapi disisi lain, Fely harus memberi Febri ppelajaran yang setimpal. Karna, dengan beraninya Febri mengatakan kebenaran ini ke pihak sekolah.
"Mom, gimana?" Tanya Fely saat Winda berada didekatnya. Winda membuat lambang o dengan jarinya.
"Aman" Jawab Winda yang membuat Barra dan Fely bisa bernafas lega sekarang.
"BTW, siapa sih yang bocorin ini semua?". Tanya Lita.
"Si Febri. Emang ya suka banget dia cari gara-gara sama Fely" Jawab Fely menggebu.
"Yang dulu sering ke rumah?" Tanya Winda yang mendapat anggukan dari Fely.
"Lah, bukannya dia temen kamu?".
"Dulu, pas dia tau hubungan Fely sama Barra eh dia jauhin Fely".
"Loh ko gitu? Masa temenan gitu?" Kini Lita yang bertanya.
"Dia suka gila sama Barra. Ga terima aja kalo Barra sama aku". Lita dan Winda mengangguk faham. Walau, mereka sangat menyayangkan semua ini terjadi antara Fely dan juga Febri.
"Anak mama banyak juga yang suka ya ternyata?" Tanya Lita.
"Anak mama gini-gini juga ganteng kali" jawab Barra penuh ke PD'an sehingga membuat Fely ingin muntah saja saat ini.
"Iya, gangguan telinga" sahutnya. Lita dan Winda hanya bisa terkekeh melihat tingkah anak-anak mereka.
"Ya udah, kita pulang dulu ya. Sekolah yang bener kalian" ucap Lita yang mendapatkan anggukan dari Barra dan juga Fely.
***
Dengan semangatnya Fely memakan cilok goreng yang Barra belikan untuknya saat Fely dkk duduk diatas tribun untuk melihat pertandingan futsal pria antara kelas Fely dan juga kelas 10 IPS 3. Barra juga ikut serta duduk didekat Fely dengan tangannya yang memegang satu botol teh manis dingin untuk Fely.
"Pelan-pelan makannya. Keselek tau rasa lo" ucap Barra memperingati Fely yang begitu cepat memakan satu persatu cilok yang ada ditangannya.
"Kesel gue, rese banget si Febri beneran nyari gara-gara" jawab Fely dengan mulut yang masih mengunyah satu bulatan cilok.
"Kenapa sih ciloknya ga pedes? Lo mah ga dukung banget kekeselan gue ke curut itu" protes Fely yang dimana cilok yang Barra belikan memang sengaja diberi sedikit saja cabe.
Clarin, Kai dan juga Nindi hanya bisa terkekeh kala melihat Fely yang terus meracau dan Barra yang begitu sabar menghadapi Fely. Apa lagi saat Fely memprotes makanannya yang tidak pedas. Tidak ada rasa syukurnya sama sekali teman mereka yang satu ini. Dimana seharusnya mengucapkan trimakasih sudah dibelikan makanan, justru malah komplain karna makanannya tidak pedas.
"Lo ga boleh makan pedes lagi" jawab Barra begitu sabarnya.
"Untung sayang, kalo ngga udah gue pites lo Fel" lanjut Barra dengan tangannya yang membuka tutup botol minuman yang ada ditangannya. Karna Barra mengerti jika Fely ingin minum saat ini.
Fely mendelik tajam, sedangkan ketiga temannya malah menganga dan juga salah tingkah sendiri kala Barra bekata jika Barra menyayangi Fely.
"Anjir beneran lo Bar? Bisa juga sayang sama cewek barbar kaya si Fely" ucap Nindi. Kini, Fely mendelik tajam pada Nindi. Sedangkan Barra terkekeh sambil menganggukan kepalanya dan menyerahkan teh manis itu pada Fely.
"Nih minum" ucap Barra. Fely segera menerima teh manisnya itu lalu menyeruputnya dengan cepat juga. Setelah itu, ia kembali menyerahkan botol itu pada Barra. Kemudian Barra meminum teh manis bekas Fely itu.
"Harus banget ya bekas si Fely juga lo minum?" tanya Clarin.
"Ya kenapa?" Tanya Barra.
"Ga papa sih" jawab Clarin.
"Eh, liat tuh temen-temen lo ditambah si Jihan lagi liatin kearah sini" ucap Kai yang dimana melihat Barra dkk yang duduk ditribun sebrang mereka sedang menatap aneh ke arah Barra dan juga Fely. Disana juga ada Febri yang menatap tidak suka pada Fely.
"Biarin aja" jawab Barra santai.
"Lah, kalo mereka tanya ada hubungan apa lo berdua gimana?" Tanya Nindi.
"Samain aja jawabannya kaya di BK tadi" jawab Barra lagi. Nindi menganggukan kepalanya lalu ia kembali memfokuskan matanya untuk melihat pertandingan yang sedang berlangsung itu.
"Gue harus buat perhitungan ke si Febri" ucap Fely setelah ia menelan suapan terakhir ciloknya.
"Jangan lakuin apapun" cegah Barra. Fely menoleh kearah suaminya yan duduk disebelahnya itu.
"Dia udah bocorin loh, masa lo ga dendam?"
"Kalo diladenin gue jamin dia bakalan seneng banget".
"Tapi, gue setuju sama si Fely. Kita harus kasih dia pelajaran" ucap Nindi yang mempunyai banyaknya kesamaan karakter dengan Fely. Dimana Nindi juga tidak pernah tinggal diam jika ada yang berani mengusik ketenangannya. Termasuk ketenangan sahabat-sahabatnya.
"Kayanya gue harus ngefilter lagi deh pertemanan bini gue" ucap Barra, beruntungnya ditempat Fely dkk dan Barra duduk tidak ada siswa yang lain. Jadi, Barra berani mengatakan jika Fely ini istrinya.
"Maksud lo?" Tanya Fely.
"Iya, temenan sama mereka lo kebawa pengaruh buruk juga kayanya" Jawab Barra yang langsung mendapat delikan tajam dari keempat gadis itu.
"Gini-gini kita temenannya tulus Barra" jawab Clarin sinis.
"Tau, lo mau cegah Fely temenan sama kita? Gue suruh si Fely buat cerai dari lo" ucap Kai.
"Heh anying jadi janda muda dong gue" ucap Fely. Lalu semuanya tertawa kali ini. Membuat teman-teman Barra yang berada disebrang mereka semakin menatap heran.
***
Saat pulang sekolah, Fely dihadang oleh Vino, Ansell dan juga Kamal. Bukan hanya Fely, tapi Barra juga. Sementara Luthfi, Haykal dan juga Nizam hanya berdiri dibelakang ketiga temannya.
"Apaan sih lo bertiga? Gue mau balik" ucap Fely.
"Heh, lo berdua kenapa jadi akrab gitu? Jangan-jangan lo berdua pacaran ya?" Tanya Vino.
"Ngaco lo, awas ah gue mau balik Alvino Daffa Munawaffaq" Jawab Fely.
"Ish kalo pacaran juga ga papa. Gue bisa jagain cowok lo biar ga gatel sama cewek lain" ucap Vino lagi.
"Iya, gue juga dukung kalo kalian pacaran" sahut Ansell.
"Eh jangan lah gila, gue sakit hati nanti" ucap Kamal,
"Peduli gue?" tanya Fely pada Kamal.
"Bar, lo ga pacaran kan sama si Fely?" tanya Kamal pada Barra.
"Menurut lo gimana? Awas ah gue mau balik" tanya balik Barra pada Kamal dan meminta temannya itu untuk tidak menghalangi jalannya juga.
Dengan tatapan tajam Fely, akhirnya ketiga pria yang menghadang langkah Fely dan Barra kini sudah menyingkir. Tatapan tajam Fely cukup menyeramkan bagi mereka. Dimana mereka langung memberi jalan untuk keduanya. Sementara Kamal terus bersungut-sungut karna Fely dan Barra bisa pulang begitu saja sebelum mereka menjawab soal hubungan mereka berdua pada Kamal.
***
Sementara didalam mobil, Febri mengantarkan Jihan pulang. Karna mobil Jihan yang masih di bengkel. Sementara Febri memakai mobil ayahnya yang kebetulan tidak dipakai itu. Tentu saja Jihan sudah diberi tahu oleh Febri tentang hubungan yang ada pada Barra dan juga Fely. Tapi, Jihan tidak percaya begitu saja walau banyaknya bukti yang mengarah pada hubungan pernikahan antara Barra dan juga Fely.
Ketidak percayaan Jihan ini tentu saja didasari dengan adanya harapan Jihan untuk bisa bersama dengan Barra. Sesuai impiannya dua tahun terakhir ini. Walau, hatinya sudah was-was sekarang. Karna takutnya apa yang Febri katakan itu benar adanya.
"Feb, beneran si Barra sama si Fely udah nikah?" tanya Jihan lagi.
Ntah sudah berapa kali Jihan menanyakan hal itu pada Febri. Membuat Febri bosan sendiri menjelaskannya pada Jihan. Padahal, Febri sudah menunjukan bukti-bukti yang ia miliki pada Jihan. Dan temannya itu masih saja tidak mau mempercayai semuanya.
"Gue ga mungkin boong kalo gue udah laporin ke guru BP" jawab Febri.
"Tapi kan mereka masih sekolah. Lagian si Barra juga ga keliatan kalo deket sama si Fely" ucap Jihan lagi.
Febri memutar kedua bola matanya. Ia tidak tahu harus berkata apa lagi agar Jihan percaya padanya. Apa memang sesusah itu membongkar pernikahan Fely dan Barra jika tidak adanya pengakuan dari mereka berdua?.
"Ya bisa aja mereka akting" jawab Febri.
"Nanti gue coba tanya si Barra aja". Febri mengedikan bahunya acuh. Niatnya membongkar hubungan suami istri Fely dan Barra berantakan sudah. Apa lagi ibu dari kedua pasang itu datang dan memberikan klarifikasi tentang hubungan yang sedang cukup panas diperbincangkan disekolah itu.
"Tapi, tadi nyokap mereka dateng juga kasih klarifikasi" lanjut Jihan.
"Terserah lo deh".
Jihan kini bergelut dengan fikirannya sendiri. Begitu juga dengan Febri yang sedang memikirkan cara untuk menghancurkan Fely. Karna Felylah yang menghalangi kebahagiaannya dengan lelaki yang selama ini Febri cintai. Karna Fely lah ia juga kehilangan teman-temannya. Rasa sayangnya terhadap Fely seketika berubah begitu saja saat Febri mengatahui jika Fely lah wanita yang menjadi istri dari pria idamannya selama ini.
***
TBC.
I hope you like the story
Don't forget to vote and comment
See you in the next part