Tak terdengar suara apa pun di dalam ruangan berukuran lima meter persegi itu, kecuali suara denting jarum jam. Lamat-lamat terdengar isakan Katherine, juga helaan napas Tim, mereka berdua sudah dapat menguasai keadaan. "Halo, Teman-teman!" sapa Jordan kikuk. Ia baru menyadari keadaan yang canggung setelah Jeremia melirik judes ke arahnya. Ia mengerti apa yang dipikirkan kedua sahabatnya, jika mereka tidak memercayainya, ia akan menerima. "Jordan ...." Suara Katherine bergetar dan serak. "Benarkah kau Jordan?" tanyanya tanpa menyembunyikan ragu dalam nada suaranya. "Iya, ini aku, Kath!" Jordan mengangguk.. "Aku Jordan " katanya meyakinkan. "Astaga! Yang benar saja!" Tim mengusap wajah kasar. Ia duduk di sisi meja kerja Katherine yang kosong. "Na ... namun, Jordan sudah meninggal