"Jordan!" Pekikan Jeremia memenuhi kamar, seiring Jordan kecil yang sudah terbenam dengan sempurna di dalamnya. Rasanya sesak dan penuh di bagian bawahnya. Awalnya memang terasa tidak begitu nyaman, tetapi lama-kelamaan justru sebaliknya. Dia jadi menginginkan lebih. Jeremia meremas lengan Jordan yang berkeringat, mata terpejam, dan mulut terbuka yang selalu mengeluarkan erangan tak putus. Jordan bergerak semakin cepat, mengejar pelepasan yang sudah di depan mata. Jeremia terlalu sempit, membuatnya tak bisa menahan lebih lama lagi. Laharnya yang panas menyembur dengan deras, memenuhi rahim Jeremia yang lebih dulu diterjang gelombang dahsyat pelepasan. Jordan terengah menatapnya, tersenyum mengetahui Jeremia kembali diterjang gelombang untuk yang kesekian kali. Namun, kali ini mereka me