Kita harus bicara

1064 Kata

Jadi lelaki itu kini sudah pindah satu gedung denganku. Dia itu benar-benar tidak tahu malu. Aku sudah mengusirnya berkali-kali agar dia tidak dekat-dekat denganku. Aku pikir, dia akan menjauh, dan menghargai penolakkanku. Tapi yang terjadi adalah, dia saat ini malah tiduran di sopa, di tengah rumahku. Dia menonton televisi dan menggantikam chanelnya semaunya sendiri. Sedangkan aku, saat ini sangat kesal sekali melihat tingkah menyebalkannya itu. "Bapak tidak mau pulang?" Tanyaku ketus, dan merebut remot dari tangannya. Dia mengerucutkan kedua bibirnya."Saya lagi nonton, Ratu ..., kamu ko tega banget." Aku berdecak. "Ini rumah saya, Bapaklah yang tega sama saya. Harusnya Bapak pulang. Sekarang ini sudah jam delapan malam, tidak baik Bapak tinggal di rumah orang lain, sampai selarut i

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN