Dimulainya petualangan Val dan Sargon, mereka berdua berjalan tanpa arah menyusuri gelapnya malam, Sargon yang tiba-tiba berhenti melupakan sesuatu buku peninggalan orang tuanya. Buku itu tertinggal di pengungsian distrik Perahu Layar, Sargon lantas memberi tahu Valrey untuk pergi ke pengungsian distrik perahu layar untuk mengambil buku tersebut.
"Val berhenti aku melupakan sesuatu buku peninggalan orang tuaku," ucap Sargon.
"Tertinggal dimana buku itu," ucap Valrey.
"Tertinggal di pengungsian distrik Perahu Layar, aku menyembunyikannya di kamarku, aku harus segera mengambilnya," ucap Sargon.
"Disana tidak aman untuk kita datangi, aku tidak mau ada keributan disana," ucap Valrey.
"Buku itu sangat penting, karena disana terdapat data orang-orang jaman dahulu kala yang selamat ketika p*********n para Iblis, aku perlu buku itu untuk menemukan orang-orang yang memiliki kekuatan seperti kita," ucap Sargon.
"Baiklah, ayo kita menuju kesana," ucap Valrey.
Mereka berdua beranjak untuk pergi ke pengungsian distrik Perahu Layar. Para iblis tingkat empat dan lima mulai melaksanakan perintah raja iblis. Para iblis mulai menyerang ke pengungsian, suasana di setiap pengungsian mulai kacau, ketakutan dan tangisan dari para warga. Yelvan yang mengetahui itu langsung menerjunkan pasukan yang baru saja ia bentuk, hanya ada lima orang yang berada didalam pasukan tersebut.
Yelvan ingin menguji kekuatan yang baru saja didapatkan oleh lima orang tersebut, mereka berlima adalah narapidana yang baru saja mendapatkan kekuatan hasil ujicoba laboratorium. Para narapidana tersebut dijanjikan bebas jika mematuhi perintah dari Yelvan, mereka berlima berpencar menuju ke lima pengungsian yang berada di Jakarta. Jakarta sendiri memiliki lima pengungsian yaitu pengungsian distrik Batu Apung, Perahu Layar, Taman Baru, Patung Kuda, dan Tiang Emas. Para pasukan narapidana dengan cepat menaiki sepeda motor menuju ke lima pengungsian tersebut dan mulai memburu para iblis.
Kelima narapidana tersebut sangat keji dan beringas, hati mereka seakan-akan menyatu dengan kekuatan iblis, mereka berlima terjerat kasus pembunuhan berantai, dan dipidana hukuman mati. Para pasukan narapidana membantai iblis tingkat lima dengan sangat kejam, tapi mereka semua kewalahan melawan iblis tingkat empat. Iblis tingkat empat sangat banyak mereka semua hanya bisa mengalahkan beberapa iblis, dengan bantuan tentara yang berjaga di setiap pengungsian iblis bisa dikalahkan.
Berbeda halnya di pengungsian distrik Perahu Layar, iblis tingkat empat dua kali lipat lebih banyak, seorang narapidana yang bertugas di sana kewalahan dan pingsan.
Tentara yang berjaga di sana berjatuhan mati. Suasana tidak memungkinkan untuk menang, nyawa para pengungsi distrik Perahu Layar mulai terancam. Seorang narapidana akan bertemu ajalnya, pingsan tidak berdaya, iblis tingkat empat bersiap menusukan kuku yang tajam ke arah leher narapidana tersebut. Beruntungnya dia Sargon sampai di pengungsian melihat kejadian itu dengan cepat berlari menebaskan pisaunya yang dilapisi dengan air ke arah leher iblis tingkat empat. Dengan kesadaran yang belum pulih narapidana tersebut melihat kepala iblis yang bercucuran darah jatuh menimpa tubuhnya.
Valrey yang juga sampai di pengungsian distrik perahu layar membantu para tentara, mengeluarkan api dari seluruh tubuhnya lalu menebaskan golok yang berubah menjadi merah kehitaman dan dilapisi api ke semua leher iblis. Sargon mengeluarkan kekuatan elemen airnya membuat hujan yang sangat tajam seperti pisau membuat para iblis kesakitan dan dengan mudahnya menebas leher iblis. Pengungsian distrik Perahu Layar berhasil selamat dari serangan iblis tingkat empat dan lima, narapidana yang pingsan tadi terbangun dan langsung menyerang Jaka dengan tangan yang berubah menjadi seperti iblis berkuku panjang dan tajam.
Sargon dengan mudah menghindari serangan tersebut dan melumpuhkan narapidana, lalu narapidana tersebut di borgol oleh tentara dengan borgol khusus iblis. Borgol khusus iblis ini bisa menekan kekuatan iblis dan membuat iblis lemas tidak berdaya. Borgol khusus iblis dibuat oleh markas pusat, borgol khusus terbuat dari tulang iblis dan darah iblis yang disatukan dengan besi baja. Borgol ini khusus untuk iblis tingkat empat dan lima, borgol ini sama sekali tidak mempan terhadap iblis tingkat atas, borgol ini sangat terbatas karena sangat susah mendapatkan tulang iblis dan darah iblis.
Markas pusat juga sedang meneliti senjata anti iblis tetapi sampai saat ini belum ada kejelasan tentang senjata tersebut. Sargon dan Valrey segera menuju kamar untuk mengambil buku yang tertinggal. Orang-orang yang berada di pengungsian distrik Perahu Layar merasa takut melihat Sargon dan Valrey. Mereka saat ini seorang buronan dengan harga kepala lima ratus juta rupiah, dan gosip yang beredar Sargon dan Valrey adalah iblis. Kapten yang melihat Sargon memanggilnya, Sargon tidak mempunyai waktu yang banyak sebelum markas pusat mengetahui mereka berada di pengungsian distrik Perahu Layar. Sargon menghampiri Kapten Yogi dan berbicara hanya sebentar. Kapten Yogi adalah pemimpin yang bertanggung jawab di pengungsian distrik Perahu Layar.
"Sargon mukamu terpajang ada dimana-mana apa yang kamu perbuat terhadap markas pusat" ucap Kapten Yogi
"Kapten aku tidak mempunyai waktu yang banyak, ada barangku yang tertinggal di kamar" ucap Sargon
Sargon dan Valrey segera mengambil buku tersebut, lalu dengan cepat meninggalkan pengungsian. Narapidana yang terborgol segera dilepaskan dan tiba-tiba menyerang mencekik leher tentara, Kapten Yogi yang melihat kejadian tersebut segera menenangkannya.
"Kemana para buronan itu, aku akan mendapatkan kepalanya," ucap narapidana
"Tenang, mereka sudah pergi,” ucap Kapten Yogi
Narapidana melepaskan cekikan tersebut dan segera pergi. Yelvan sangat senang dan tertawa mengetahui para narapidana tersebut berhasil mengalahkan bangsa iblis. Pasukan narapidana tersebut sengaja ditumbalkan oleh Yelvan untuk penelitian laboratorium melihat apa tubuh mereka berhasil menyatu dengan kekuatan iblis atau mati. Para pasukan narapidana tidak berniat kembali ke markas pusat mereka baru saja menghirup udara segar, mereka ingin bebas dan tidak mau menjadi b***k Yelvan.
Mereka sekarang memiliki kekuatan yang manusia normal tidak punya, seakan akan mereka bisa mendapatkan apa saja yang di mau dengan kekuatannya. Valrey dan Sargon singgah di toko yang sudah kosong berniat bermalam disana, Sargon membuka buku peninggalan orang tuanya mencari tempat tinggal para orang-orang yang pernah diselamatkan seperti kakek nenek buyutnya. Di Buku tersebut Sargon menemukan ada yang tinggal di dekat Jakarta, tapi lokasinya sangat tidak jelas hanya tertulis Banten kaki pegunungan.
Matahari terbit sangat terang menyinari bumi, keadaan di seluruh pengungsian aman terkendali, Yelvan yang tahu bahwa pasukan narapidananya tidak kembali langsung memerintahkan kepada seluruh pasukan untuk mencari keberadaannya.
Selembar kertas pun disebarkan ke seluruh sudut-sudut kota dan Indonesia yang bertulisan buron, hidup atau mati, dengan harga kepala seratus juta rupiah. Valrey dan Sargon melanjutkan perjalanannya menuju kaki gunung yang berada di Banten, perjalanan sangat panjang. Mereka berdua berniat mencari kendaraan. Ditengah perjalanan terlihat mobil jeep dengan kunci masih tersangkut di dalamnya, mereka berdua menaiki mobil tersebut dan menuju tempat yang dituju.
Seluruh Indonesia seperti kota mati tidak ada yang berani tinggal di luar pengungsian, kematian mengancam, kehidupan semua berpindah di balik tembok yang sangat tinggi berbentuk lingkaran yaitu distrik pengungsian.
Di Dalam tembok distrik pengungsian mereka menjalani hidup seperti biasa berjualan, membuka tempat makan, membuka penginapan, bertani, berkebun dan lain sebagainya. Raja Yelvan mengumumkan ke seluruh Indonesia saat ini manusia tidak perlu takut lagi karena mereka akan segera memiliki pasukan khusus yaitu pasukan pemburu iblis. Pasukan ini akan ditugaskan keseluruh markas pusat disetiap daerah. Yelvan memerintahkan untuk mencari lebih banyak orang-orang yang tidak jelas hidupnya, gelandangan, orang miskin, dan narapidana.
Pasukan markas pusat mendatangi setiap pengungsian membawa mereka semua yang masuk dalam kriteria, dibawa ke laboratorium untuk uji coba. Jika gagal mereka semua akan mati dibakar dan dikubur dengan tidak sewajarnya. Yelvan melakukan itu semua dengan dalih demi umat manusia. Valrey dan Sargon sudah berhari-hari mencari di setiap daerah kaki gunung yang berada di Banten tapi tidak menemukannya, akhirnya di kaki gunung terakhir yaitu gunung Kendeng. Pegunungan yang tidak terlalu tinggi mereka menemukan satu rumah kayu, rumah itu tidak kosong banyak barang-barang didalamnya, Valrey dan Sargon bertanya-tanya apa ada orang yang tinggal disini.