Sean menepikan mobilnya sejenak, hal itu tentu saja membuat Yuri heran. Sean melepas seatbeltnya sejenak kemudian mendekat dan menangkup wajah lelaki manis itu guna menghapus jejak air mata yang tersisa. Entah, jantung Yuri terasa berdegup begitu kencang terhadap perlakuan lembut sang ‘kakak’ saat ini. Cup…! Cup…! Cup…! Sean, mengecup kedua kelopak mata dan bibir milik Yuri secara bergantian. Setelahnya, ia menatap lekat manik mata tersebut yang membuat Yuri pun terpaku oleh tatapan sang ‘kakak’ padanya. “Saya mengerti, jika kamu ingin pulang, maka pulanglah, saya tidak akan pernah bisa melarangnya karena tentu saya tidak berhak. Tidak perlu mencari cara untuk membalas semuanya, karena itu tulus saya lakukan untukmu Yuri. Jika kamu ingin tetap bekerja, maka lakukanlah. Kare