Sebulan setelah ujian, pengumuman kelulusan ujian masuk perguruan tinggi negeripun akhirnya keluar. Violet yang saat ujian tidak dalam keadaan fit, membuat dia cemas akan hasilnya. Akan kah dia lulus?
Violet yang sudah berada di desa kembali harus menunggu agak siang karena koran yang memuat pengumuman tiba sekitar pukul 9 di loper koran terdekat. Dia ke sana dengan mengendarai sepedanya.
Saat violet tiba di loper koran, banyak orang yang sudah mengantri di sana untuk membeli koran. Hari ini koran datang sedikit terlambat daripada hari biasanya. Violet bertemu dengan teman-temannya satu sekolah juga.
Setelah Violet membeli korannya, dia bingung apakah harus melihat pengumumannya saat itu juga atau setelah sampai di rumah nanti. Menimbang-nimbang agak lama sambil mengendari sepedanya, akhirnya Violet berhenti di pinggir jalan di bawah pohon rindang agar dapat berteduh dan memutuskan untuk melihatnya. Jika tidak lulus nanti dia akan siap-siap untuk memberikan penjelasan kepada orangtuanya walaupun itu pasti akan sangat sulit.
Violet mulai membuka halaman tempat hasil ujian, dia merunut nama-nama peserta ujian saat sampai di urutan namanya. Violet melihat sebaik-baiknya nilai-nilai yang dia peroleh tentu saja hasil yang tertera di sana.
“Yeah....aku berhasil. Aku berhasil.” Teriak Violet dengan sangat gembira meluapkan rasa lega di hatinya.
Dia cepat-cepat memacu sepedanya kembali ke rumah dan tidak sabar untuk menyampaikan kabar gembira ini kepada kedua orangtuanya. Saat dia sampai di halaman, dia sudah berteriak memanggil ayah dan ibunya yang dia tidak tahu sedang berada di mana.
“Ibu... Ayah...” teriak Violet sambil berkeliling di dalam rumah sebelum akhirnya menemukan kedua orangtuanya sedang duduk di kursi dekat kolam. Dia berlari menghampiri mereka sambil membawa koran yang dia beli tadi.
Dengan senyum lebar Violet membuat pengumuman kepada mereka berdua “Ayah...Ibu... Violet lulus.” Katanya dengan sangat senang.
Kedua orangtuanya berdiri dan memeluknya dengan erat, Violet hanya tersenyum malu mendapat perlakuan yang sangat antusias dari orangtuanya.
“Ayah dan ibu sangat bangga kepadamu.” Ayahnya mengelus kepalanya dengan sayang. “Perlu kita adakan pesta lagi?” ayahnya bertanya kepada istrinya dengan seringai jahilnya.
“Bilang saja kalau Mas mau makan bersama di halaman belakang lagi.” tegur istrinya dengan halus sambil tertawa.
“Kamu selalu tahu yang ku mau.” Dia sudah mendekap istrinya dengan mesra.
“Vio, ikut saja.” Kata Violet dengan nyengir melihat kedua orangtuanya mulai saling menunjukkan kemesraan mereka.
“Kamu kenapa cengar cengir begitu?” tanya ayahnya dengan jahil kepada Violet. “Kalau mau seperti kita, minggu depan kamu menikah saja dengan Adrian.”
“Ayah...” Violet kaget mendengarnya, walaupun hanya bercanda tetapi perkataan ayahnya biasanya selalu serius.
“Bagaimana Yang?” dia bertanya kepada istrinya.
“Memang mas mau mereka menikahnya kapan?” tanya Salma kepada suaminya.
“Sebelum Violet masuk kuliah. Biar nanti di kota dia bisa di jaga oleh Adrian.” Jawab suaminya dengan lembut dan beralih menatap Violet dengan seksama.
Mendengar diskusi masalah yang lain dan bukan berita kelulusannya, membuat Violet terdiam. Dia memandang kedua orangtuanya dengan terpana.
“Bagaimana Vio? Kamu setuju kan?” tanya Hendra kepada Violet dengan penuh harap. Setelah terdiam cukup lama barulah Violet membalas.
“Kalau menurut ayah itu yang terbaik, Vio ikut saja.” Jawab Violet dengan lembut dan tersenyum kepada mereka.
“Ayah akan bicara dengan Adrian agar segera mengurus persyaratannya.”
Violet hanya mengangguk dan memeluk ibunya yang sudah berdiri di sisinya, ibunya mengelus kepalanya dengan sayang.
“Sudah ah....kenapa malahan jadi mewek begini. Hari ini kan Vio lagi bahagia, soalnya Vio lulus.” Kata Violet dengan cengiran khasnya kepada kedua orangtuanya yang masih memandanginya dengan penuh perhatian.
“Tadi ibu masak soto, ayo kita makan.” Mereka masuk ke dalam rumah dan menuju ruang makan untuk menikmati makanan yang ada.
∞
Adrian mendapat telepon dari ayahnya, dia disuruh untuk mempersiapkan pernikahannya dengan Violet secepatnya. Ayahnya ingin dia dan Violet sudah menikah sebelum Violet masuk kuliah, sehingga saat kuliah nanti Adrian dapat menjaganya.
Adrian meminta waktu seminggu untuk menyelesaikan semua pekerjaan di kantornya, dan meminta sekretarisnya untuk mengosongkan jadwalnya seminggu kedepan dan akan mengalihkan sebagian pekerjaan kepada sekretarisnya yang akan melaporkan kepadanya setiap hari.
Sesuai dengan kesepakatannya dengan ayahnya, akhir minggu Adrian sudah mengendarai mobilnya menuju ke desa. Dia sangat tenang dengan keputusan ayahnya, yang memang sudah mereka sepakati dulu.
Gagasan kalau dia akan menikah dengan Violet, membuat dia merasakan kedamaian yang belum pernah dia rasakan dengan siapapun selama ini. Dia tidak mengartikan bahwa dia mencintai Violet, tetapi dia sangat tertarik dengan kepribadiannya yang membuat dia ingin melindunginya dan tidak ingin ada orang lain yang merengutnya.
Persiapan pernikahan berjalan dengan lancar, Violet dan Adrian juga sudah mengikuti sesi wejangan dari KUA. Pelaksanaan akad nikah akan dilaksanakan pada hari Sabtu pagi, dan dilanjutkan dengan pesta setelahnya.
Konsep pesta pernikahan Violet dan Adrian tidak mewah, seperti pernikahan yang sering Adrian hadiri di kota. Tetapi pernikahan mereka lebih terkesan intim, sanak family dan undangan yang datang dapat bercengkrama dengan lebih nyaman.
Baju pengantin yang akan dikenakan Violet, berwarna putih sederhana tanpa banyak renda ataupun ornamen yang mencolok tetapi terlihat elegan. Saat Violet memakainya, dia terlihat makin cantik.
∞
Sabtu pagi pukul enam pagi, di kamarnya Violet sudah di makeup dan bersiap untuk memakai pakaian pengantinnya. Sementara di luar kesibukan orang-orang menyiapkan acara yang akan segera dilaksanakan, baik acara akad maupun pesta setelahnya.
Dengun suara kesibukan di luar terdengar di kamar Violet, dia meminta kepada penata riasnya untuk membuat makeup yang tidak terlalu tebal karena dia tidak menyukainya.
Saat Violet sudah selesai di makeup, ibunya masuk untuk melihat bagaimana persiapan Violet. Dia sebenarnya ingin melihat anaknya ini yang sebentar lagi akan menjadi seorang istri, bayi yang dibesarkan sekarang sudah dewasa. Salma mendekat dan membantu Violet memakai baju pengantinnya.
“Anak ibu sangat cantik.” Katanya sambil menatap Violet dengan penuh haru, tanpa terasa air mata menetes di kedua pipinya.
“Ibu kenapa menangis?” tanya Violet.
“Ibu tidak menyangka akan melihat anak ibu akan menikah sekarang. Bayi kecil ibu, sekarang sudah dewasa.” Kata Salma sambil membelai pipi Violet dengan lembut.
“Kalau ibu seperti ini terus, Vio juga akan menangis nih.” Kata Violet dengan mata sudah berkaca-kaca.
“Ibu bahagia, kok.” Salma menghapus air matanya dan tersenyum kepada Violet. “Kamu sudah siap?”
Violet mengangguk menyakinkan ibunya bahwa dia sudah siap, penata rias akhirnya selesai memasangkan mahkota berbentuk bunga sebagai pelengkap pakaian pengantinnya.
Sementara itu di bawah, acara akad sudah di mulai. Violet mendengar dari kamarnya saat Adrian mengucapkan ijab kabul, sesaat kemudian terdengar kata “Sah yang diucapkan para saksi dan undangan yang menghadiri akad nikah yang dilanjutkan dengan do’a.
Violet dan ibunya berjalan turun dan akan menghampiri Adrian yang akan menyerahkan mas kawin dan memasangkan cincin di jarinya. Saat Violet berjalan mendekat semua mata menatap Violet dengan penuh kagum akan kecantikannya, sampai Adrian memandang tanpa berkedip yang akhirnya di senggol ayahnya agar dia segera menyerahkan mas kawinnya kepada Violet.
“Adri, mas kawinnya cepat diserahkan dan pasangkan cincinnya. Vio tidak akan kemana-mana sekarang. Sudah sah sebagai istrimu.” Bisik ayahnya dengan menggoda.
Adrian cepat-cepat menyerahkan mas kawinnya, setelah Violet menerimanya dan di bantu oleh kerabatnya untuk dibawa masuk ke kamarnya. Adrian menyematkan cincin ke jari Violet, begitu pula Violet menyematkan cincin di jari Adrian dia mencium tangannya. Sedangkan Adrian mencium kening Violet dan mengucapkan do’a.
Acara dilanjutkan dengan sungkem kepada keluarga yang hadir di sana, dan dilanjutkan dengan pesta taman yang sudah tata dengan sangat apik di halaman depan rumah.