Kuda Nil Ompong

1680 Kata
"Aku mau kau melayani ku di ranjang malam ini. Aku menginginkan tubuhmu, aku ingin menenggelami surga dalam tubuhmu. Kita akan menghabiskan malam panas dengan bercinta dan saling menuntaskan di atas ranjang dan aku akan membuatmu mendesah dengan begitu nikmat dan kau akan meminta lagi dan lagi!" Kata Daniel yang hanya ada dalam pikiran Amora. Oh saat pikiran-pikiran kotor itu memenuhi otak Amora, rasanya Amora lebih baik diminta membayar laki-laki ini dengan uang satu milyar dari pada harus menuruti nafsu b***t seorang playboy cap kadal yang sok kegantengan ini. "Aku mau kau menemaniku ku menghadiri pesta pernikahan Nana ku lusa. Menemani ku sebagai seorang kekasih, sama seperti cara aku membantumu saat ini. Aku mau kau juga melakukan itu untuk ku. Yakinkan Mommy dan Daddy ku untuk tidak memintaku menikahi anak sahabatnya karena mereka terus berpikir jika aku itu gay, maka kau harus berperan sebagai kekasihku dengan sangat sempurna." Ucap Daniel dan Amora langsung terlihat terkekeh menanggapi permintaan laki-laki ini. "Apa kau tidak becanda? Ku pikir kau punya banyak kekasih , kenapa harus memintaku untuk hal semacam itu? Kenapa kau tidak meminta kekasihmu untuk melakukan itu untukmu? Bukankah itu jauh lebih terlihat natural dari pada aku yang hanya kekasih pura-pura!" Sarkas Amora tapi Daniel langsung menggeleng. "Tidak. Aku tidak mau memperkenalkan mereka pada keluarga ku. Lagian aku tidak serius sama mereka, mereka hanya sebatas teman ranjang, teman untuk berbagi kenikmatan seexx, dan bukan untuk di jadikan istri." Jawab Daniel yang justru terdengar menohok di telinga Amora. Bagaimana mungkin Amora lupa jika Daniel Fabiano adalah seorang Playboy, dan pastinya Daniel memiliki banyak kekasih, eh bukan kekasih tapi hanya sebatas teman ranjang untuk berbagi kenikmatan seperti yang baru saja laki-laki ini ucapkan padanya. "I'ts oke!" Jawab Amora pada akhirnya dan mereka langsung menemukan kesepakatan. "Jadi kau setuju kan?" Tegas Daniel sembari mengulurkan tangannya untuk meminta persetujuan secara resmi dari wanita itu dan Amora langsung menjabat tangan Daniel karena sungguh itu penawaran yang sama-sama saling menguntungkan dalam artian Daniel akan membantunya dan dia akan membantu Daniel. 'Itu terdengar sangat adil.' "Oke deal!" Jawab Amora dan Daniel langsung tersenyum sangat manis. "Oke sweetie, berikan nomor ponsel mu, aku akan menghubungimu agar kau bisa menyimpan nomor ponsel ku saat kau tiba-tiba merindukanku atau mungkin membutuhkan bantuan kekasihmu ini!" Seru Daniel dan Amora langsung menyerahkan ponsel miliknya pada Daniel dan menit berikutnya Daniel mengotak atik ponsel itu , melakukan panggilan keluar agar dia bisa menyimpan nomor ponsel wanita ini, setelahnya dia kembali menyerahkan ponsel itu pada Amora, dia menyimpan sendiri nomer ponselnya di ponsel Amora. MY SWEET HEART Nama kontak Daniel di ponsel Amora dan saat Amora melihat nomor kontak itu, rasanya Amora ingin muntah karena ikut menjadi norak seperti Daniel dan entah dia menamai nomor kontak Amora dengan nama apa di ponselnya. "Oke. Berhubung sekarang kau adalah kekasihku,,," "Kasih pura-pura Daniel. Ingat kekasih pura-pura!" Amora mengoreksi pernyataan Daniel saat mengatakan kekasihku. "Oh. Gak bisa gitu dong sweetie. Kita harus bersikap profesional. Jangan ada kata kekasih pura-pura lagi di antara kita. Sekarang kita adalah kekasih beneran, hanya saja ada masa expired nya. So, bersikaplah santai sweetie, jangan bersikap jaim seperti ini!" Daniel berlaga seperti pemain profesional dan Amora hanya terlihat menghela nafas dengan sangat dalam dan panjang. "Terserah kau saja Daniel!" Ucap Amora dan Daniel semakin terlihat menang. "Berhubung sekarang kau adalah kekasih ku, kenapa kau tidak mentraktir aku makan, tiba-tiba aku lapar. Aku belum sempat makan tadi di rumah saat tiba-tiba my King membangunkan tidurku dengan cara extrim, udah gitu dia gak ngasih kesempatan aku makan pula!" ucap Amora setelahnya dan Daniel hanya asal mengangguk. Menit berikutnya Daniel langsung memanggil seorang pelayan, membuat pesanan untuk wanita yang baru resmi menjadi kekasihnya, meskipun hanya sebatas kekasih pura-pura. "Oh ya, Daniel. Malam nanti ada pesta lajang sepupuku, dan pesta itu akan dilakukan di hotel itu," Amora menunjuk ke arah satu bangunan hotel di bibir pantai dan Daniel mengikuti arah tunjuk Amora. "Jika kau tidak punya jadwal dengan para kekasihmu, atau para teman ranjangmu, bolehkah aku meminta ditemani ke pesta malam nanti. Ku yakin aku akan menjadi penonton yang hanya akan merasa sakit hati nantinya saat melihat kemesraan mereka." "Jangan memaksa untuk datang jika hanya untuk menyakiti dirimu sendiri sweetie." Potong Daniel setelahnya. "Monica adalah sepupuku, dia sudah seperti kakak perempuan ku, jika aku gak datang, bisa di pastikan dia akan kecewa padaku, lagi pula aku gak mau jika laki-laki brengseeek itu berpikir jika aku patah hati karena nya, enggak!" Balas Amora yang tetap berpikir rasional dan Daniel justru tersenyum menanggapi sikap tangguh wanita ini, Amora. "That good. Aku suka itu. Jangan pernah menyerah pada satu laki-laki sayang, karena hidup terlalu indah untuk di buat sumpek, nikmati saja. Jika dia menduakan mu, maka tunjukan padanya jika kau tidak akan menangis atau mengemis untuk memintanya kembali." Ucap Daniel sok bijak. "Jadi bagaimana, apa kau bisa menemani ku malam nanti?" Tanya Amora tegas dan Daniel langsung tersenyum kemudian bangkit dari duduknya, berjajar ke arah duduk Amora lalu berdiri di belakang punggung Amora, berjongkok sedikit dengan menumpukan kedua lengannya di punggung kursi, lalu berbisik. "Bukankah itu pesta lajang? Aku pikir akan ada banyak minuman alkohol di sana , dan jujur aku suka itu." Bisik Daniel dengan sangat intens. "Kau belum membuat negosiasi lebih dengan kekasihmu ini sweetie, bagaimana jika aku tiba-tiba menginginkan sesuatu yang lebih nantinya?" "What do you mean , Daniel?" Tanya Amora gugup tapi Daniel justru semakin merapatkan wajahnya di sisi pipi Amora. "Bagaimana jika kekasih brengseeek mu itu kembali curiga jika kita hanya sedang bersandiwara? Kita akan butuh adegan lebih untuk menampar wajah tampannya agar semakin kena mental. Mungkin kita akan butuh adegan ciuman, atau sejenisnya nanti, bagaimana kau akan melakukan itu? Apa kita perlu mempraktekkan hal itu lebih dulu agar terlihat natural nantinya!" Bisik Daniel dan jujur kali ini Amora terlihat semakin kesulitan untuk sekedar menelan ludah dan nafasnya, karena tiba-tiba tenggorokannya terasa kering dan nafasnya terhenti di d**a. "Ah itu,,, itu ,,, anu,,,!" "Mau mencobanya dulu?" Tanya Daniel menggoda dan Amora langsung mendorong wajah Daniel di sini pipinya , bangkit dari duduknya dan menatap Daniel yang justru terkekeh menanggapi sikapnya manisnya tadi. "Kau jangan macem-macem Daniel. Aku,,,!" "Kita sepasang kekasih lho sekarang!" "Iya, tapi hanya kekasih pur ,,,, pura-pura!" Amora menekan kalimat kekasih pura-puranya dengan intonasi suara yang dia buat sekecil mungkin dan Daniel kembali terkekeh lalu kembali duduk di kursi dia sebelumnya. "I know." Jawab Daniel lagi kemudian mempersilahkan Amora untuk menikmati makanannya karena sebelumnya wanita itu mengatakan sangat lapar. "Lagian aku hanya bertanya , sweetie, gak akan menuntutmu, tapi jika tiba-tiba adegan itu memang harus terjadi, anggap saja itu bonus untuk kita masing-masing!" Ucap Daniel kembali terkekeh dan lagi-lagi Amora justru ingat kejadian di pesawat kemarin , saat dia melihat laki-laki itu berciuman dengan sangat vulgar di pintu pemberangkatan pesawat dan entah kenapa rasa jijik itu kembali menguap dan membunuh rasa lapar Amora saat ini. Pikiran Amora sedang sangat kacau, dia masih belum sepenuhnya percaya jika ternyata laki-laki yang dia cintai akan menikahi sepupunya sendiri, dan yang paling menjijikan adalah dia sampai harus meminta seorang Daniel Fabiano, untuk menjadi kekasih pura-puranya, laki-laki mezum yang otaknya selalu konslet. Amora hanya mengaduk-aduk makanan di depannya, memakannya dengan perasaan kesal bercampur jijik, dan Daniel melihatnya , tapi dia malah tersenyum. Daniel memperhatikan Amora lamat-lamat, rambut coklatnya, bulu matanya, hidung mancungnya, bibir sedikit berisi nan sexi. "Cantik." Batin Daniel dan Amora langsung menyadari jika laki-laki mezum ini sedang memperhatikan dirinya. Amora balas menatap Daniel lalu,,, "Apa lihat-lihat. Jangan bilang kau lagi mikir yang enggak-enggak?" Sarkas Amora dan Daniel hanya kembali terkekeh. "Mikir yang enggak-enggak bagaimana maksudnya sweetie?" Goda Daniel. "Mana aku tau , kau kan rada,,,,!" Suara Amora terpotong saat dering ponsel Daniel mengalihkan obrolan mereka dan Daniel memberi isyarat diam dengan menempelkan ujung jari telunjuknya di depan bibir pada Amora sebelum Daniel menerima panggilan telepon itu. "Ya , hallo sayang." Sapa Daniel langsung dan Amora langsung merasa ingin muntah mendengar sapaan sayang laki-laki di depannya pada orang di seberang telpon. "Kau di mana Daniel?" Tanya orang di seberang telpon. "Ini aku lagi makan di resto sayang, udah selesai meetingnya? Biar aku jemput!" Ucap Daniel lagi dan Amora sengaja berdehem cukup keras diikuti batuk buatan yang menyedihkan. 'Pikirnya, oh sungguh sial nasib nya, setelah di khianati oleh kekasihnya, sekarang dia justru bertemu dengan buaya yang mengaku biawak. Dasar kuda Niel ompong gak ada akhlak.' Gerutu Amora. "Oh aku melihatmu, Daniel. Aku di depan pintu sebelah kanan . Ayo, kita udah selesai!" Jawab orang di seberang telpon dan Deniel langsung melihat ke arah pintu, melambaikan tangannya dan bangkit dari duduknya, sebelum akhirnya dia menutup panggilan telepon itu. Daniel memasukkan ponsel itu ke dalam saku celananya, lalu kembali berdiri di belakang Amora yang terlihat acuh , lalu berbisik. "Aku sudah membayar makanannya, tapi maaf sweetie, aku harus balik lebih dulu, si cantik yang satu ini sudah menunggu. See you on night time , sweetie. I waiting your call!" Bisiknya tepat di samping pipi Amora dan sumpah demi apapun Amora ingin sekali mencekik laki-laki belagu ini sekarang tapi urung dia lakukan karena Daniel sudah lebih dulu berjalan ke arah pintu dan langsung menggandeng pinggang seorang wanita dengan rambut coklat tua. Amora melihat sejenak ke arah mereka, Daniel dan wanita itu. Melihat wajah cantik wanita itu yang tersenyum menyambut Daniel. Menerima pelukan dan ciuman Daniel di kedua pipinya. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi Amora melihat keduanya sama-sama tersenyum bahagia, seperti ada rindu yang begitu besar di antara mereka tapi entah kenapa Amora malah merasa aneh melihat interaksi keduanya saat ini. "Oh astaga. Apa dia seorang laki-laki panggilan? Gak mungkin kan wanita itu adalah kekasihnya? Mereka justru terlihat seperti sugar mommy dan brondongnya. Oh my God, Amor. Kau baru saja terjebak kerjasama dengan laki-laki panggilan." Amora bicara sendiri saat melihat punggung Daniel dan wanita itu menjauh dari pintu utama restoran, menuruni tangga menuju parkiran dan entah untuk apa Amora justru menoleh ke arah bawah , ke arah Deniel dan wanitanya tadi saat masuk ke dalam mobil. Sialnya Daniel justru menoleh ke arah atas , dan melihat Amora yang juga sedang melihat ke arahnya, dan dengan tidak tau malunya, Daniel justru memberikan Amora kecupan udara dua kali dan kali ini Amora benar-benar merasa di kadalin.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN