Korea
Lagi-lagi Korea, sebenarnya ada apa dengan Korea?
Jawabannya adalah ada Lee Yeon Jin.
Pemuda itu yang menarik Kayana masuk ke dalam cermin, mengirimkan surat ke Mama Intan juga mengirimkan surat izin kepada pihak sekolah. Selain itu ada satu hal yang Yeon Jin lakukan, dia akan menahan Kayana agar tidak bisa kembali ke dunia nyata dalam waktu dekat ini.
Yeon Jin sudah mengorbankan banyak waktunya untuk melakukan semua itu. Setiap Yeon Jin melakukan hubungan dengan dunia nyata, maka dia akan kehilangan waktu yang tersisa untuk kembali ke dunia nyata. Dia sudah melakukan 4 hal, artinya dia sudah kehilangan waktu selama 4 hari.
Yeon Jin sebenarnya punya banyak rahasia baik di dunia fantasi ini maupun di dunia realita. Intinya, Yeon Jin adalah kunci dari segala hal yang ada disini, dan karena itu lah dia bersikap layaknya pemimpin yang mengatur Min Jun, Daniel, juga Khasaki. Dan sekarang, Kayana. Dia akan melakukan apa saja untuk bisa kembali ke dunia nya yang sesungguhnya.
Akan di ceritakan nanti bagaimana mereka bisa masuk ke dalam sebuah cermin aneh ini. Sekarang, kita akan kembali ke cerita Kayana.
(^_^)(^_^)
07.00 AM KST
Bugh!
Ranjang adalah tempat pendaratan yang bisa dikatakan lumayan karena tulang Kayana tidak harus patah. Tapi tetap saja, gadis itu merasakan sakit pada lehernya. Dia meringis sebentar, mengusap kepalanya yang pusing. Mungkin sudah ke seribu seratus kalinya Kayana bilang kalau dia tidak menyukai perjalanan dari dunia nyata ke dunia fantasi.
Sekarang, bukan hanya lehernya yang sakit melainkan perutnya mual, kepalanya pusing ditambah sesak yang dia rasakan disekitar dadanya. Kayana bangkit dan langsung berlari ke kamar mandi, muntah. Cukup banyak Kayana mengeluarkan cairan menjijikan itu, dia membasuh mulutnya dengan air lantas mengusapnya menggunakan tisu.
Setelah dirasa cukup, Kayana berjalan keluar. Dia mengedarkan pandangan, kamar ini.. beda lagi. Kayana mendarat entah dimana. Dia kembali membaringkan tubuhnya di ranjang, menatap langit-langit kamarnya yang berhiaskan bintang buatan.
“Korea lagi kayaknya” gumam gadis itu. Dia teringat akan amplop coklat yang selama ini menjadi petunjuknya, Kayana kembali bangun, bola matanya menyusuri setiap sudut kamar dan menemukan amplop itu tergeletak di atas meja riasnya.
Dia mendekat, mengeluarkan sebuah kertas yang hanya ada..
Dua kalimat.
Kayana menggeram dalam hati, hanya dua kalimat??
Kenapa makin lama isi surat ini makin sedikit, hilang 1-3 kata, Kayana mengepalkan tangannya, kesal dengan cermin yang selama ini mempermainkannya. Lagipula, Kayana sudah tidak ingin datang ke dunia ini lagi, tapi kenapa dia ditarik paksa? Itulah pertanyaan terbesar Kayana untuk saat ini. Gadis itu memasukan kembali kertas tadi dan meletakan amplop coklat ditempatnya yang semula.
Sekarang, apa yang harus Kayana lakukan?
Sebuah ingatan melintas, dia tidak bisa kembali ke dunia nyata sebelum waktunya dan kalau tidak ada cermin. Kejadian di Jepang kemarin ada hikmahnya juga, jemari gadis itu dengan lincah mengubek-ubek brankas make up nya dan menemukan cermin kecil tergeletak disana. Kayana tersenyum, mulai sekarang dia akan membawa cermin ini kemanapun dirinya pergi. Agar tidak ada yang bisa mencegahnya kembali ke dunia nyata.
Pintu kamar Kayana tiba-tiba terbuka, gadis itu spontan menoleh dan mendapati gadis berambut grey menerjang ke arahnya. Kayana mengerutkan kening, gadis itu berwajah asia timur, sipit, orang China kah? tanya Kayana pada dirinya sendiri.
"Good morning, dongsaeng-ie!!"
Kayana semakin tak paham, apa sih maksudnya? Dongsaeng? Adik? Dia.. kakak Kayana, begitu?? gadis berambut grey itu memeluk Kayana, menguyel-uyel pipi Kayana dengan tak berperikepipian. Kayana menyingkirkan tangan gadis berambut abu-abu itu agar enyah dari wajahnya. "Ya! Sungguh, kenapa kau begitu menyebalkan, huh??" balas Kayana.
Gadis itu mengerutkan kening. "Hei! Sejak kapan adik kecilku berbicara tidak formal seperti itu?" kata dia seraya melipat kedua tangan didepan d**a.
"Adik??" beo Kayana, ah, sepertinya benar kalau gadis yang ada di depannya ini adalah sang kakak. Baiklah, Kayana hampir lupa kalau ini adalah dunia fantasi, apapun bisa terjadi disini.
Gadis bermata sipit itu menurunkan lipatan tangannya dan terkekeh sinis sekaligus menyebalkan. "Hei, jangan berpura-pura seperti itu. Ini bukan drama, hari ini kau sudah berjanji akan menemaniku pergi ke acara musik di Seoul"
"Sejak kapan aku berjanji padamu,.. Eonni??"
"Aaahh, menyebalkan. Hentikan dramamu itu, sekarang kau bersiap saja. Aku akan membuatkan sarapan untukmu"
"Ah, Eonni!" Panggilan Kayana menghentikan langkah kaki gadis berambut grey tersebut, dia menoleh dan menaikan alisnya. "Siapa nama Eonni?" Kayana meringis membuat lawan bicaranya putus asa dengan meniup poninya sendiri.
Dia menatap Kayana dengan malas. “Baiklah, baiklah, aku akan mengikuti drama mu itu, namaku Kim Ara dan aku adalah kakakmu. Sudah cukup, sepertinya setelah ini kau tidak boleh menonton drama lagi karena berdampak buruk pada kehidupanmu”
“Aaaaa, ya.. baiklah, aku akan menemanimu. Kapan kita akan berangkat?”
Ara melirik jam yang menempel di dinding kamar Kayana. “Satu siang”
“Oke, eonni bisa keluar dari kamarku dan aku akan turun sebentar lagi."
“Cepatlah"
(^_^)(^_^)
Seoul
Kendaraan roda empat berhenti di depan sebuah salah satu perusahaan stasiun televisi di Korea. Kayana dan Kim Ara turun, netra gadis berambut panjang itu menatap bangunan yang ada didepannya. "Ya, ya, ya! Aaaa, akhirnya aku mendapatkan kesempatan untuk menonton acara musik disini!" Ara kegirangan di depan Kayana yang hanya menatap aneh ke arah sang kakak.
"Eng..hogheyy"
"Hah? Apa itu?" tanya Ara bingung, dia belum pernah mendengar kata asing dan tidak jelas barusan. Kayana menggeleng dan tertawa konyol. Dia menggandeng Ara, lantas mereka berdua masuk ke dalam.
Ada penjaga yang akan mengarahkan kemana mereka harus pergi untuk menonton acara musik tersebut. Ara sudah tidak sabar, sudah sejak lama dia mengidam-idamkan kesempatan ini dan baru kali ini dia bisa merealisasikannya. Kayana pasrah saja di seret oleh Ara kesana kemari, melihat Ara, Kayana jadi teringat akan Ae Ri.
Oh iya, Kayana belum tau siapa yang akan tampil untuk hari ini. “Eonni-a, memangnya siapa yang akan tampil hari ini?”
“Banyak, tapi kita kesini untuk mendukung Kim Do-hyun.”
Kim Do-Hyun?
Ah, amplop itu. Ternyata Kim Do-Hyun yang dimaksud oleh amplop coklat itu adalah seorang penyanyi. Kayana paham sekarang, dia lega karena bisa mengetahui fakta ini tanpa menimbulkan kecurigaan apapun. "Kapan acaranya dimulai Eonni?" tanya Kayana lagi.
Ara meringis ke arah Kayana, "Satu jam lagi"
Kayana hanya bisa menahan untuk tidak mengusap wajah tanpa dosa yang Ara tunjukan.
(^_^)(^_^)
"Eonni-a, gomawoyo, hehehe"
Malam tiba, mereka sudah selesai menonton acara musik dan memutuskan untuk mampir makan di restoran yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka berdua.
“Eonni memang yang terbaik, aku sayang eonni" lanjut Kayana, gadis itu memasukan satu sushi tuna ke dalam mulut. Wah, daebak sekali rasanya! Kayana sengaja memesan makanan yang sekiranya aman dan tidak mengandung pork, meski dia ingin mencicipi makanan yang tengah dimakan oleh Ara, gadis itu terlihat sangat menikmati menunya "Eonni-a" panggil Kayana. "Apakah itu enak?"
Ara mengangguk dengan semangat. "Malatang ini benar-benar delicious! Kau mau coba?"
Kayana sebenarnya ingin sekali mencoba, "Daging apa yang eonni pesan?"
"Pork"
Gadis itu menelan silva, dia menggeleng. "Aku tidak suka pork" jawabnya cepat, lantas melanjutkan makan sushi nya sendiri. Ara mengangguk saja, dia sudah tau kalau Kayana tidak bisa makan Pork lantaran alergi.
"Tapi, bisakah eonni mentraktirku makan sushi setiap hari???"
“Ya! jangan keterlaluan! Pekerjaanku hanya seorang guru”
“Haaahh" Tubuh Kayana merosot, dia masih belum mendapatkan pekerjaan sampai sekarang. "Kapan aku akan mendapatkan pekerjaan" lanjut dia dengan lesu.
“Kau tengah mengasihani diri sendiri?”
Gadis berwajah cantik itu mengangguk lemah, tapi Ara buru-buru mengusap rambut adiknya seraya berucap. “Tenang saja, selagi ada eonni kau pasti bisa makan enak setiap hari” Kayana mendongak, dia menatap Ara yang tersenyum begitu tulus.
Kinara.
Kayana mengingat adiknya, apakah selama ini dia sudah sebaik Ara saat menjadi seorang kakak? Apakah Kinara bahagia punya kakak seperti Kayana? Sekarang Kayana jadi merasa bersalah, dia ingin segera pulang dan bertemu dengan Kinara. Mengajak saudaranya pergi makan dan berbelanja berdua, setelah di ingat-ingat mereka juga jarang sekali menghabiskan waktu bersama.
"Kau tidak apa-apa?"
Seketika lamunan Kayana buyar, dia tersenyum ke arah Ara. "Eonni-a, gomawoyo. Saranghae" dia memberikan finger love ke arah Ara yang langsung membalas finger love tersebut "Nado saranghae, dongsaeng-ie". Mereka tertawa sejenak, lantas melanjutkan makan.
Lima belas menit berlalu tanpa ada pembicaraan lagi diantara mereka berdua. Sampai Ara selesai makan, gadis itu mengusap bibirnya dengan tisu, lantas tiba-tiba berucap.
"Kau tau, Kay. Aku selalu bangga pada Do-Hyun Oppa, tidak salah aku menjadikannya sebagai idola. Dia pemuda yang baik hati, tampan, talented, kaya, dan juga sikapnya yang acuh tak acuh membuat kharisma nya naik berkali-kali lipat. Ah, aku tidak boleh mengagumi nya terlalu berlebihan kalau tidak ingin jatuh cinta kepadanya"
Kayana mendengus. "Bahkan sekarang kau sudah jatuh cinta kepadanya, Eonni" dia memasukan sushi terakhir ke mulut, Kayana merasa setelah ini perutnya akan meledak sangking kenyang nya.
Ara mengerucutkan bibirnya lucu. "Ya! Kau tau dari mana kalau aku jatuh cinta kepadanya?" tanya Ara sensi. "Lagipula, dia terlalu berkelas untuk aku yang hanya seorang guru"
"Kalau begitu jangan jatuh cinta dengan dia, Eonni selalu menyangkalnya. Tapi dari sikap yang eonni tunjukan, semua orang juga tau kalau eonni jatuh cinta pada penyanyi solo itu"
"Benarkah?"
Kayana mengangguk polos, Ara menopang dagunya menggunakan kedua tangannya.
Sebenarnya, keadaan Ara sekarang tidak jauh beda dengan Kayana dulu yang saat itu mengidolakan model terkenal bernama Lee Yeon Jin. Eh, berhubung sudah menyinggung nama itu, Kayana jadi penasaran apa yang sudah terjadi dengan Lee Yeon Jin setelah skandal itu. Kayana yakin Ara pasti tau karena Yeon Jin adalah publik figur.
“Eonni, aku ingin bertanya kepadamu"
"Tanyakan saja"
"Em,.. apa yang terjadi dengan Lee Yeon Jin, aku tidak pernah melihat wajahnya lagi sekarang"
“Ah, Lee Yeon Jin ya..” Ara berfikir sejenak, bagaimana dia akan menjelaskan kepada Kayana sekarang? Gadis itu berdehem. “Kayana, setelah Yeon Jin terkena skandal, kau patah hati lalu pergi ke Jepang, benar? Tak lama setelah itu, kabar putusnya Yeon Jin dengan kekasihnya di konfirmasi. Tapi setelah itu,.. Lee Yeon Jin membuat pernyataan kalau dia akan vakum dari dunia permodelan. Sampai saat ini, tidak ada yang tau bagaimana kabar pemuda itu”
"Vakum???"
Ara mengangguk, "Maaf karena aku tidak memberitahumu karena aku pikir, lebih baik kau melupakan Lee Yeon Jin."
"Lantas, bagaimana dengan mantan kekasihnya?"
"Sampai sekarang tidak ada yang tau identitasnya, untung saja, karena kalau sampai mereka tau pasti gadis itu akan mendapatkan caci maki para penggemar. Apalagi, dengan keputusan Yeon Jin untuk vakum tentu membuat Jinners marah"
Separah itukah permasalahan skandal bagi para publik figur? Kayana terdiam di tempatnya, dia mendadak diserang rasa bersalah sekarang. Biar bagaimanapun, Yeon Jin meninggalkan dunia permodelan karena nya. Apakah Kayana harus mendatangi apartemen Yeon Jin? Tapi, apakah pemuda itu masih tinggal disana? Ataukah sudah pindah?
Cerita Kayana di dunia fantasi mulai tersambung. Kata Ara, Kayana pergi ke Jepang dengan alasan patah hati. Padahal saat itu Kayana pergi ke Jepang setelah dia terkena skandal kencan dengan model Korea Selatan, Lee Yeon Jin.
Kayana bisa sedikit bernafas lega karena identitasnya tidak diketahui oleh publik, bayangkan saja kalau Kayana tiba-tiba mendapatkan serangan. Mentalnya pasti breakdance banget, eh, breakdown maksudnya.
Sekarang, berhubung sedang membahas sosok Yeon Jin mari kita usut cerita Kayana dari pertama kalau-kalau masih ada yang bingung.
Pertama kali Kayana datang ke Korea dan bertemu dengan sosok Min Jun, saat itu dia tinggal sendirian dan Min Jun adalah seorang mahasiswa. Kedua, dia datang ke Amerika dan bertemu dengan Daniel, seorang DJ yang mencintainya dengan tulus, saat itu dia juga tinggal sendirian.
Ketiga, Kayana kembali ke Korea lagi lantas bertemu dengan model Korea Selatan Lee Yeon Jin, mereka terlibat skandal kencan, di cerita Yeon Jin, Kayana tinggal bersama sahabatnya, Ar Ri. Dan setelah itu dia pergi ke Jepang meski skandalnya belum reda, disana Kayana bertemu dengan Khasaki, berpacaran dengan pemuda itu dan.. sepertinya Khasaki mencoba menahan Kayana agar tidak kembali ke dunia nyata.
Tapi berkat Haru, Kayana berhasil kembali. Sekarang, gadis itu ditarik paksa oleh cermin gila dan kembali ke Korea, sepertinya kali ini dia akan melanjutkan cerita tentang Yeon Jin, atau mungkin kisahnya kali ini juga akan melibatkan sosok itu. Tapi, di amplop tersebut tidak disebutkan tentang sosok Yeon Jin, justru nama yang muncul adalah Do-Hyun. Apakah.. kali ini Kayana akan menjalin hubungan dengan Kim Do-Hyun?
Gadis itu menoleh ke arah Ara yang terlihat lelah, kalau sampai Kayana terlibat dengan Do-Hyun, dia pasti akan dieksekusi oleh sang kakak. Kayana menggeleng, mengusir kemungkinan terburuk yang menghinggap di benaknya.
Sentuhan di pundak membuat lamunan Kayana buyar, gadis itu menatap Ara yang menaikan alisnya bertanya ada apa. “Kau baik-baik saja?” tanya Ara khawatir.
“Hm, aku sudah melupakan kejadian itu, tadi hanya ingat selintas saja”
“Lagipula, bukankah kau sekarang tengah mengidolakan aktor Jung Dae-hyun?”
Ya tuhan, siapa lagi itu. Kenapa amplop sialan itu tidak menyertakan nama Jung Dae-hyun?
Tak mau memperpanjang, Kayana mengangguk saja. Toh nanti dia akan tau siapa itu aktor Jung Dae-Hyun tersebut.
Acara makan malam mereka akhirnya selesai juga, Kayana dan Ara berjalan pulang ke rumah yang jaraknya hanya beberapa ratus meter. Kepala Kayana bersandar dipundak Ara seraya menggandeng lengan gadis yang lebih tinggi darinya. “Eonni, kenapa kehidupan orang dewasa itu rumit?"
“Tidak semuanya seperti itu. Tergantung bagaimana kau menjalani kehidupan tersebut” jawab Ara santai, dia meniup udara, menghasilkan uap yang keluar dari mulutnya. “Kenapa tiba-tiba saja kau bertanya seperti itu?"
Kayana menggeleng, “Tidak, aku hanya.. entahlah. Tidak paham dengan dunia ini, aku pikir menjadi orang dewasa itu keren, tapi setelah aku merasakannya.. aku lebih baik jadi anak-anak saja”
“Hidup terus berjalan, Kayana. Kau tidak bisa berpikiran sempit seperti itu, kau harus bisa menerima keadaan yang sekarang. Lagipula, Eonni akan selalu ada disampingmu. Semenjak Appa dan Amma meninggal, hanya kau satu-satunya yang eonni punya”
“Gomawoyo, eonni”
Udara malam Incheon benar-benar menusuk tulang, akhirnya mereka berdua sampai di rumah. Kayana dan Ara memutuskan untuk langsung istirahat dan tidur.
Tapi, Kayana tidak bisa tidur. Dia kepikiran Lee Yeon Jin, Kayana ingin tau dimana pemuda itu berada, tapi kemana dia harus bertanya? Kayana juga penasaran bagaimana keadaan Yeon Jin sekarang. Terlalu memikirkan Yeon Jin malah membuat kepala Kayana ingin meledak. Dia akhirnya mematikan lampu kamarnya, lantas memutuskan untuk tidur, semoga nasib baik menghampirinya besok.