Backstabber-4th Our

2333 Kata
Miyakojima, Okinawa, Japan Jetstar yang ditumpangi oleh club Khasaki mendarat di bandara Miyako dengan mulus pada pukul setengah delapan pagi, rombongan yang berjumlah tujuh belas orang berkumpul di depan bandara menunggu bus datang. Bus yang mereka sewa untuk seharian nanti. Kayana adalah salah satu dari rombongan club Khasaki, gadis itu sedari tadi tak henti-hentinya tersenyum lantaran tak menyangka bisa datang ke Miyakojima, apalagi dengan Khasaki yang ada di sampingnya. Hanya lima orang yang membawa pasangan mereka, sisanya datang sendirian. Kalau boleh jujur, meski Kayana sedari tadi tersenyum tapi perasaan gadis itu tidak tenang. Dia bukan nya tidak tau kalau ada yang terus mengawasi gerak-geriknya mulai dari keberangkatan sampai sekarang. Siapa dia? Apa seseorang itu adalah Ko Haru? Kayana terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Dia ingin bertanya pada Khasaki, tapi takut pemuda itu akan salah paham mengingat insiden kemarin malam. Bukan hanya Kayana yang merasa tidak tenang, Khasaki pun merasakan hal yang sama. Khasaki tau kalau netra Ko Haru tak bisa lepas dari gerak-gerik Kayana, oleh karena itu dia pun terpaksa menggandeng Kayana dan tak melepas tangan gadis itu meski sesekali Kayana terlihat tidak nyaman lantaran tangannya basah oleh keringat. Khasaki tidak suka dengan cara Ko Haru menatap Kayana, seakan pemuda itu meneriakan kata-kata 'Seharusnya aku yang ada di posisi itu sekarang' Apalagi Ko Haru hanya datang sendiri, dia tidak membawa siapapun. Bus datang beberapa menit kemudian, tujuh belas orang itu masuk. Saat melihat interior bus, mereka berdecak kagum. Fasilitasnya lengkap, bahkan bisa dikatakan bus ini mirip dengan bus untuk tour konser para artis. Khasaki dan Kayana mengambil tempat duduk di tengah, sementara pelatih dan beberapa orang lain di depan. Setelah semua orang masuk, bus mulai berjalan. Kayana menoleh ke arah Khasaki, “Aku ingin ke toilet, Khasaki-kun” pamit Kayana yang langsung di angguki oleh Khasaki, berjalan menuju toilet yang ada di ujung. Karena tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya, saat berjalan di antara sekat, Kayana oleng dan tubuhnya jatuh menimpa seseorang itu, Ko Haru. “Hei!” teriak pemuda berambut undercut yang duduk di sebelah Ko Haru, sepertinya dia keget. "Kau tidak apa-apa?" tanya pemuda itu lagi. Kayana menggeleng, dia segera kembali berdiri dengan gugup. “Ah, maaf-maaf. Aku tidak sengaja” dia meminta maaf sebari membungkuk. Ko Haru hanya menatap wajah Kayana dalam diam, padahal hatinya ingin bertanya apa Kayana benar-benar tidak apa-apa. Suara seseorang menginterupsi membuat mereka bertiga langsung menoleh. "Kay-chan ada apa?" Khasaki keluar dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Kayana. “Bukan apa-apa, Khasaki-kun. Aku hanya tidak sengaja menjatuhi dia tadi" Khasak menatap Ko Haru yang juga tengah menatapnya. “Haru-san, aku minta maaf untuk Kay-chan” Ko Haru mengangguk, “Tidak apa-apa, Khasaki-san” "Kau bisa sendiri atau perlu aku antar, Kay-chan?" Kayana buru-buru menggeleng, "Aku bisa sendiri, Khasaki-kun, terima kasih" Kayana kembali melanjutkan langkahnya dengan hati-hati agar tidak jatuh lagi, sementara Khasaki kembali ke tempat duduknya. Di dalam bilik, Kayana merasakan panas di seluruh tubuhnya, padahal suhu di dalam bus cukup dingin. Apa yang terjadi dengan dia? Kenapa jantungnya berdetak lebih cepat saat bertatapan dengan Ko Haru? "Kenapa amplop itu tidak menjelaskan tentang siapa Ko Haru" gumam Kayana. Gadis itu segera menyelesaikan kegiatannya di kamar mandi, setelah selesai tangan Kayana terulur untuk membuka pintu, kakinya belum sempat melangkah keluar seseorang kembali mendorongnya masuk ke dalam. Kayana hendak berteriak, tapi mulutnya dibekap oleh seseorang itu. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Ko Haru? “Kenapa? Kenapa kau menjauhiku?” tanya Ko Haru dengan suara lirih, Kayana meronta-ronta minta dilepaskan tapi bekapan dan cengkraman Ko Haru begitu kuat membuat Kayana tak bisa melawan. “Ada apa denganmu? Bahkan kau tidak menemuiku, mengucapkan selamat untukku seperti biasa. Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi, Kay-chan??” tatapan dan ucapan Haru membuat Kayana ketakutan setengah mati. Dia harus segera keluar dari bilik ini sebelum Khasaki memergoki mereka berdua. Gadis itu menggeleng-geleng, berusaha meloloskan diri dari Ko Haru. “Aku tidak ingin mengakhiri hubungan ini, Kay-chan. Jadi, segera putuskan Khasaki dan jadilah milikku sepenuhnya.” Ko Haru melepaskan tangannya yang sedari tadi membekap mulut Kayana, gadis itu mencoba mengatur nafas. Dia menatap Ko Haru dengan tajam, “Aku tidak akan memutuskan dia, Haru-kun. Aku mencintai dia.” “Bohong! Kau tidak mencintai Khasaki, kalau kau mencintai dia, kau tidak akan menerima saat aku mengajakmu berpacaran dibelakang Khasaki!” desis Ko Haru, perasaan Kayana campur aduk sekarang. Apa yang akan dia lakukan? Kayana tak tau alasan kenapa dia menerima Ko Haru dulu dan berkhianat dari Khasaki. “Kau sendiri yang bilang ke aku, kalau Khasaki tidak mencintaimu. Khasaki yang selalu menceritakan masa lalunya, Khasaki yang tidak ingin melupakan masa lalunya dan kau merasa dijadikan pelampiasan olehnya." perjelas Ko Haru, Kayana mengerutkan keningnya, apakah ucapan pemuda itu benar atau dia hanya mengada-ada? Kayana terdiam, dia tak lagi membalas ucapan Ko Haru. Agaknya gadis itu belum percaya sepenuhnya, melihat perlakuan Khasaki kepadanya selama ini membuat Kayana meragukan kebenaran ucapan Haru tadi. Melihat Kayana yang tidak menjawab membuat Haru menghela nafas, "Kay-chan, pikirkan baik-baik. Siapa yang akan kau pilih, aku atau Khasaki" Setelah itu Ko Haru keluar dari bilik, Kayana semakin terdiam di tempatnya. Pikiran gadis itu mendadak blenk, dia mengerjap saat merasakan bus berhenti. Apa sudah sampai? Kayana segera keluar. Saat berjalan melewati Ko Haru, Kayana hanya melirik sekilas. Khasaki mendongak saat mendapati Kayana datang. “Aku pikir kau pingsan di toilet, Kay-chan?" Kayana cemberut karena lelucon garing yang dibuat oleh Khasaki. “Candaanmu tidak lucu, Khasaki-kun" balas Kayana, "Aku rasa ada yang salah dengan pencernaan ku, Khasaki-kun" lanjut Kayana beralasan, dia tidak ingin Khasaki curiga lantaran dia kelamaan berada di toilet. “Apa yang kau makan sebelum berangkat tadi?” “Bukan apa-apa, hanya salad saja dan segelas susu.” “Lain kali perhatikan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuhmu, Kay-chan” Perhatian Khasaki membuat Kayana yakin kalau Ko Haru hanya mengada-ngada soal Khasaki yang selalu saja mengingat masa lalunya. Pemuda itu terlihat begitu tulus memperlakukan Kayana, jadi tidak mungkin Khasaki hanya menjadikan Kayana sebagai pelampiasan. Bus kembali berjalan, sensei memberitahu kalau Bus tengah mencari tempat parkir yang nyaman. Setelah masalah parkir selesai, satu persatu dari rombongan turun. Yang membawa pasangan jelas tengah bergandengan tangan. "Khasaki-san, kekasihmu begitu cantik hari ini" goda Kenji teman se club Khasaki, pemuda itu hanya membalas dengan kekehan seraya mengancam kalau Kenji berani menggoda Kayana lagi. Berjalan beramai-ramai menuju area pantai. Kayana nyaman dalam rangkulan kekasihnya. Kaca mata hitam bertengger manis di hidung pasangan kekasih itu. “Kau tau, Kay-chan, aku sudah pernah kesini sebelumnya” celetuk Khasaki tiba-tiba. “Pantai ini menyimpan banyak kenangan” lanjut dia. Apa ini? “Khaskai-kun, aku ingin bertanya padamu” Kayana memberanikan diri untuk bertanya, “Apa kau menjadikanku kekasih hanya untuk pelampiasan karena kau belum bisa melupakan masa lalumu, Khasaki-kun?" “Apa yang kau bicarakan, Kay-chan?” tanya Khasaki tak percaya, “Bukankah aku sudah bilang kalau aku tidak akan pernah melupakan dia? Dan kau juga mau mengerti keadaanku. Dia pergi untuk selama-lamanya, dia pergi menuju sang pencipta, dia hanya ada di ingatanku.” Kayana terdiam, apa ini? Jadi masa lalu Khasaki itu meninggal dan dengan teganya Kayana mengungkit kenangan itu lagi? Gadis berambut panjang itu semakin menunduk seraya menggumamkan permintaan maaf, dia menyesal. Khasaki mengeratkan rangkulannya. "Tidak apa-apa, wajar kalau kau cemburu. Aku sering kali menceritakan tentang dia di depan mu.” Interaksi Kayana dan Khasaki tak luput dari tatapan Ko Haru, pemuda itu mengepalkan tangannya kuat-kuat saat melihat betapa bahagianya Kayana ketika bersama Khasaki. Dan sekarang Haru merasa Kayana hanya datang dan mengeluh kepadanya kalau Khasaki tengah sibuk dan tidak ada waktu untuknya. Disini dia yang jadi pelampiasan, hati Kayana tetap untuk Khasaki, bukan untuk dia. Pantai Yohana Maehama. “Woaaaaa” Kayana memekik tertahan saat melihat keindahan pantai utama Miyakojima itu. Pasirnya yang putih bersih juga air lautnya yang biru, pantulan cahaya matahari membuat pantai Yohana berkilau dan semakin mempesona, benar-benar memanjakan mata. Kayana takjub akan pantai itu. Mungkin kalau di dunia nyata, Kayana tidak akan pernah bisa melihat tempat seindah ini. “Mohon perhatiannya sebentar” suara sensei terdengar, mereka semua langsung menoleh ke arah sumber suara. “Kalian sudah bekerja keras dan latihan ekstra untuk memenangkan pertandingan kali ini. Hari ini adalah hari penyembuhan, kalian bisa menikmati fasilitas dan juga keindahan pantai Yohana Maehama sepuasnya.” sensei menatap arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. “Pukul 5 nanti kita akan berkumpul lagi untuk pesta kecil-kecilan dan pukul 7 malam kita akan kembali ke Osaka” “Hai"” “Selamat bersenang-senang” Mereka langsung bubar setelah ucapan sensei selesai. Hari ini Kayana dan Khasaki akan menghabiskan waktu berdua untuk bersenang-senang, sudah lama mereka tidak menghabiskan waktu berdua untuk berlibur seperti ini, jadi baik Khasaki maupun Kayana tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. “Haru-san, Mari bersenang-senang!” sensei merangkul pundak Ko Haru yang sepertinya kurang bersemangat sejak tadi. “Kenapa kau tidak membawa pasangan?” “Ah, sensei. Sensei juga datang sendiri, kemana kekasihmu?” Sensei tergelak, “Jangan menyindirku, Haru-san” pelatih mereka single dari lama, pernah satu waktu dia bilang kalau tidak ingin menjalin hubungan dengan gadis manapun. “Sebenarnya, aku ingin membawanya, hanya saja dia tengah sibuk” “Wah, sayang sekali. Mari duduk” Sensei dan Ko Haru duduk di atas pasir putih, angin laut menerpa wajah tampan kedua pria itu. “Apa kabar keluargamu?” tanya sensei lagi. Ko Haru mengangkat bahunya, “Baik-baik saja, sepertinya bulan depan mereka akan pindah ke Osaka dan tinggal bersamaku.” “Wow, bukankah itu kabar bagus?” “Tentu saja. Sudah lama aku tidak bertemu dengan mereka, sensei” “Aku turut bahagia mendengarnya, Haru-san.” Sensei menoleh, menatap wajah tampan anak didiknya dari samping. “Tapi, kenapa sedari tadi kau tampak lemas? Apa ada masalah?” “Tidak, sensei. Hanya saja—“ ucapan mereka terpotong saat salah seorang teman datang dengan nafas ngos-ngosan. “Sensei! Kekasih Khasaki tak sengaja terseret arus pantai—“ Ko Haru berlari tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, kekasih Khasaki adalah Kayana, dan itu berarti gadisnya dalam bahaya. Lari secepat mungkin, Ko Haru yakin kalau Khasaki tidak akan berani menolong Kayana karena pemuda itu tidak bisa berenang karena trauma. Netra Ko Haru menolot tak percaya, Kayana benar-benar dalam bahaya. Khasaki berteriak kesana kemari meminta pertolongan. Ko Haru spontan melepaskan celana panjangnya dan juga kemejanya, melemparnya ke arah Khasaki yang langsung berhenti berteriak. Haru berenang, dia harus menyelamatkan Kayana. “Kay-chan!!” teriak Haru, Kayana mencoba menggapai permukaan, sebelum tenggelam lagi, entah sudah berapa banyak air laut yang masuk ke dalam tubuhnya. Haru menangkap tubuh Kayana, “Kay-chan, bertahanlah! Aku akan menolongmu” tapi Kayana keburu lunglai di pelukan Haru. Pemuda itu dengan susah payah berenang ke tepi pantai. Menidurkan Kayana di atas pasir, sensei dan juga Khasaki langsung berlari mendekat. Ko Haru menepuk-nepuk pipi Kayana berulang kali, tapi usahanya nihil. Kayana tak kunjung bangun. Langkah kedua, Haru akan melakukan CPR dengan menekan d**a bagian tengah milik Kayana. Berusaha sekuat tenaga, tapi lagi-lagi Kayana belum menunjukan tanda-tanda akan sadar. Haru menelan silva nya, langkah terakhir. Nafas buatan. Tak peduli dengan keberadaan Khasaki, nyawa Kayana lebih penting sekarang. Tanpa banyak cakap, Haru menarik dagu Kayana keatas, dia menjepit hidung mungil gadis itu dan mendekatkan mulutnya ke mulut Kayana. Khasaki yang melihat itu spontan mendorong tubuh Haru kebelakang, “Apa yang kau lakukan padanya?!” teriak Khasaki dengan penuh emosi. Kayana terbatuk sebelum Khasaki mendorong Ko Haru, Haru sudah sempat meniup mulut Kayana jadi usaha nya bisa dibilang berhasil. Air laut keluar dari mulutnya, Kayana terbatuk-batuk. Khasaki melupakan sejenak amarahnya, dia berjongkok di samping Kayana. “Kay-chan, Kay-chan, kau tidak apa-apa?” Cahaya matahari membuat mata Kayana silau, dia terus terbatuk-batuk. “Khasaki, cepat bawa dia ke klinik” ucap sensei. Khasaki membopong tubuh Kayana, sementara di tempatnya Haru terdiam. Apa ini balasan yang ia terima setelah menyelamatkan Kayana? (^_^)(^_^) Khasaki menyewa satu kamar di tempat penginapan untuk Kayana beristirahat setelah dari klink. Pemuda itu tak membiarkan Kayana pergi ke pantai lagi dan menyuruh Kayana untuk stay di kamar. Khasaki akan membawa Kayana ke pantai pada pukul lima nanti. Di kamar itu Kayana sendirian, Khasaki tengah pergi keluar untuk membeli makanan. Sementara dia hanya bisa menikmati pemandangan Yohana Maehama dari jendela penginapan. Angin membelai wajah Kayana, menerbangkan helai rambut panjangnya. Gadis itu sudah berganti pakaian, karena pakaian yang tadi di kenakan basah. Suara ketukan pintu. Kayana menoleh dan mendapati Haru baru saja membuka pintu. “Hai,” sapa pemuda itu dengan tenang. Haru hanya mengenakan celana selutut juga kaos yang dia beli dadakan. “Bagaimana keadaanmu, Kay-chan?” Haru tau kalau Kayana sendirian di kamar karena tadi dia melihat Khasaki tengah berada di dalam restoran. Jadi, ini lah waktu yang tepat untuk bertemu gadis itu. “Aku sudah tidak apa-apa” jawab Kayana singkat, “Haru-kun, terima kasih. Khasaki-kun bilang kau yang menolongku saat tenggelam.” Ko Haru mengangguk, dia tak berpikir kalau Khasaki akan jujur. Bisa saja pemuda itu mengatakan kalau dia sendiri yang menyelamatkan Kayana. Ah, Haru lupa, ini Khasaki. Dia tidak akan mau mengakui kerja keras orang lain sebagai kerja kerasnya. “Memang benar.” pemuda itu mengedarkan pandangan “Dimana Khasaki?” Haru berbasa-basi. “Sedang keluar.” “Kay-chan—“ “Haru-kun” mereka berucap bersamaan. Netra mereka berdua saling bertemu, “Kau dulu saja” Kayana mengangguk, “Haru-kun, sebelumnya aku minta maaf. Aku tidak bisa bersamamu lagi, aku lebih mencintai Khasaki-kun.” Perasaan Haru seperti di himpit oleh bebatuan hingga dia merasakan sesak yang begitu menyakitkan, dia tidak pernah menyangka kalau Kayana akan memilih Khasaki dibanding dengan dia. Haru juga merasa ada yang aneh dari Kayana beberapa hari ini. “Jadi maksudmu, hubungan kita berakhir disini?” Kayana mengangguk dengan mantap, toh dia tidak punya rasa apa-apa dengan Ko Haru. “Baiklah, aku terima keputusanmu itu, Kay-chan. Tapi jika suatu saat nanti Khasaki menyakitimu, kau bisa berlari ke dalam pelukanku lagi.” Setelah itu Ko Haru bangkit, tak guna dia ada disini lama-lama. Tapi saat hendak membuka pintu, pintu sudah lebih dulu terbuka dan Khaskai berdiri disana. “Haru-san, apa yang kau lakukan disini?” “Hanya mengecek kondisi gadismu, Khasaki-san” Haru melanjutkan jalannya kembali.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN