Bab 32: Apartement

1232 Kata

Sandra menggeliat manja di dalam selimut ketika bunyi bel apartemennya mengganggu rutinitas tidurnya. Seingatnya selesai adzan maghrib itu ia tidur dan sekarang sudah adzan lagi? Apa hari sudah subuh? Kenapa cepat sekali waktu berlalu? Sedangkan badannya masih terasa pegal di sana sini. Semula Sandra berusaha mengabaikan panggilan bel apartemennya karena ia pikir tak mungkin ada tamu subuh-subuh jika bukan orang iseng yang memencet tobol apartemennya. Satu. Dua. Tiga. Empat, bel ia abaikain. Ia masih berusaha memejamkan mata dan menganggap ini semua bagian dari mimpinya yang sialan sekali. Bel Kelima berbunyi sangat panjang dan bel itu sukses membuat mata Sandra akhirnya melek sempurna. Meski ia masih di dalam selimut, matanya kini berwarna merah karena kesal. Siapapun yang da

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN